21. ANTARA DONGENG DAN NYATA

1.6K 143 77
                                    


Selamat membaca sayang-sayang😗

●●●

"Don, maaf saya tidak bisa membujuk Regan untuk berhenti membenci kamu," lirih Dahlia, wanita cantik pucat itu terlihat sangat lemah, bahunya tersandar di dipan tempat tidurnya dengan syal melingkar di leher putihnya.

Dahlia menatap sendu laki-laki yang terpaksa jadi pelampiasan emosi anaknya sendiri, laki-laki yang paling luar biasa menurut Dahlia, namun terpaksa jadi seorang bejat karena alasan yang konyol.

Doni menepuk pelan punggung tangan mantan istri yang sebenarnya masih sangat ia cintai hingga saat ini.

"Cepat sembuh, jangan terlalu memikirkan masalah ini," ucap Doni lembut. Ia sangat ingin memeluk wanita rapuh ini, namun apalah daya, ia hanya bisa menatap mata indah yang kini mulai menguning.

"Regan harus tahu kebenaran secepatnya," kukuh Dahlia. Ia tidak tahan dengan keadaan ini, anak semata wayangnya membenci ayah kandungnya sendiri karena alasan yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

"Untuk saat ini, beri waktu Regan untuk adaptasi. Masa lalunya buruk, dan semua itu karena saya," Doni menundukan kepalanya sedikit sakit membayangkan tatapan benci anaknya.

Cairan bening mulai mengendap dalam netra Dahlia. Keluarga kecil yang dahulu sempat sangat bahagia, kini hancur berkeping-keping hanya karena hal yang tidak dapat diterima.

"Jangan jelaskan apapun pada anak kita. Regan tahu jika saya penyebab dunianya hancur, biarlah tetap seperti itu. Sampai nanti tuhan berkata bahwa Regan harus tahu yang sebenarnya." Doni tersenyum hangat. Memberi harapan pada Dahlia, berharap wanita itu bersedia menghentikan air mata yang merusak kecantikan impian Doni.

"Kenapa Regan bisa membenci ayah yang luar biasa seperti kamu. Andai dia tahu bahwa kamu-"

"BU, NAK EGAN TELEPON!" teriak suster pribadi yang merawat Dahlia.

"Saya pamit pulang, Li. Jaga diri kamu." Tanpa berlama-lama Doni melangkah pergi, tak ingin Regan semakin marah jika tahu bahwa ia menemui ibunya.

Dahlia menatap punggung Doni dengan sesak.

"Andai takdir menyetujui kita untuk kembali bersama. Aku merindukanmu, Mas."

●●●

Syra berjalan dengan hati-hati karena membawa kelinci cantik di tangannya. Ia tak ingin kecantikan hewan itu tergores sedikitpun.

"Ada siapa, Ra?" tanya Defri dari jauh.

Syra mengangkat lebih tinggi kelinci di tangannya. "Nih!"

"Sumpah woy! Kelincinya lucu banget kaya gue!" Vinkan merampas kelinci itu dari tangan Syra dengan kasar.

"Iya bener banget, Ping! Bokong kelincinya mirip banget sama bibir lo!" sambar Tedi.

Baru saja Vinkan ingin melontarkan makian terdasyatnya pada Tedi. Ucapannya terlebih dahulu dipotong oleh Nanda.

"Sekali lagi kalian berantem," ucap Nanda menggantung. Kemudian mengeluarkan sebatang kayu yang telah diruncingkan. "Ini melayang ke otak lo berdua!" ancam Nanda.

"Njir, sadis amat lo, Nda." Adit bertepuk tangan ria di depan Nanda.

"Eneng jago, sorry neng jago, ampun neng jago!" kata Gilang sambil mengibaskan kedua tangannya kedepan sambil menunduk pada Nanda.

Daffa tersenyum kaku, Nanda selalu saja membuatnya salut sekaligus bangga. Daffa tak berharap banyak, berteman dengan Nanda pun sudah sangat membuat dunianya bahagia.

REGAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang