Assalamualaikum. Tar tar, tarik nafas dulu. Alhamdulillah bisa muncul lagi secepat ini. Tepuk kaki dulu.
Ready to go in dunia Regan?
-
-Karena kejadian mimpi Syra tadi, menyebabkan semua orang insomnia mendadak. Mereka memilih berkumpul di ruang TV untuk menghilangkan jenuh.
Berbagai kegabutan terjadi di sini. Tedi, Adit, Gilang dan Defri sedang asyik berdebat dalam permainan Ludo King. Vinkan memilih makan mie milik Nanda. Arvin yang sedang membaca buku thiller, dan Daffa yang tengah berjuang, memandangi Nanda diam-diam.
"Nda," panggil Daffa memberanikan diri.
"Hem?" Nanda refleks menghadap Daffa, hingga cowok itu terkibas sedikit oleh rambut panjang Nanda.
Allahuakbar, rambutnya seksi parah. Ketebak, Pasti pake shampo fakeboy.
Daffa berdehem pelan. "Sekarang, ada cowok yang lo suka nggak?" tanya Daffa to the point.
Dahi Nanda berkerut, ia sangat risih ditanya seperti itu. Bagi Nanda, itu adalah privasi. Tapi untuk kali ini, apa salahnya jujur. Selagi gratis.
"Ada," jawab Nanda.
Daffa sangat antusias mendengarnya.
Semoga gue, semoga gue."Siapa, Nda?"
"Basa-basi dulu kali, frontal amat lo."
"Oh oke, ciri-cirinya?"
Nanda meluruskan duduknya, menopang dagu dengan satu tangan. melirik pria di sebrangnya, wajahnya tertutup oleh buku, tapi hawa gantengnya tembus sampai ubun-ubun.
"Anggota Gannesa." Nanda mulai menggambarkan pria idamannya.
Daffa semakin menegakan tubuhnya.
Anggota Gannesa, anjim. Pasti gue nih."Terus, terus?"
"Jarang bercanda, setiap hari dateng ke caffe."
Nafas Daffa tertahan, badannya panas dingin seketika. Hingga ia merasa ada yang ingin keluar dari anusnya.
Tahan.
"Cuek, ketus, dan gak pernah pacaran."
Fix, itu gue. Secara gue kan bangga jadi jones.
Daffa mulai berkeringat. Tahan, sebentar lagi.
"Inisialnya..."
"Anjim! Gak kuat! Mau mencret!" Daffa lari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Tak sadar, Nanda terus mengamati Arvin. Memanjakan mata dan otaknya, masuk ke dunia halusinasi jika ia bisa menjadi putri untuk pangerannya.
"Inisialnya AA. Lebih tepatnya, Arvin Adzriel," finish Nanda.
Merasa terpanggil. Arvin menyingkirkan buku dari wajahnya, memandang datar Nanda yang terus tersenyum ke arahnya.
"Apa, Nda?"
"Gue suka sama lo Arvin."
Satu alis Arvin terangkat. Seumur hidupnya, ia tidak pernah menerima pernyataan seperti itu. Apalagi dari perempuan seperti Nanda. Perlu diketahui, Arvin tidak menyukai itu.
"Maksud lo?"
Nanda tersentak. Mengembalikan pikirannya ke dunia nyata. Ia sangat terkejut menangkap Arvin tengah menatapnya, apa Nanda telah melakukan sesuatu tadi?
Arvin natap gue? Kesambet apa dia? Perasaan gue gak pake jimat apa-apa.
"Hah? Lo-lo ngomong sama gue, Vin?" gugup Nanda. Jujur ia sangat bingung sekarang, ia tidak ingat apapun yang terjadi beberapa menit lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...