Mau minta maaf karena selalu lama updatenya. tapi aku bakal tetep selesain cerita ini ko. Sambil nunggu kalian boleh banget baca ulang supaya ga lupa. Sekali lagi maaf ya temen-temen. Semoga kalian masih suka 🙂
LANGSUNG AJA YA.
•••
"Pasien atas nama Barga sudah sadar!" ucap seorang perawat ketika keluar dari ruangan Barga.
"Silahkan masuk, bergantian ya," suruhnya kepada gerombolan orang di depannya.
Seperti yang kalian tahu, Gery adalah anak buah Barga, sudah jelas ia akan setia pada tuannya.
Setelah mereka berhasil menjebak Regan dengan taktik yang sempurna, mereka ke rumah sakit untuk menemani Barga.Tentang Gelisya, cewek licik itu memang telah dibebaskan dengan uang jaminan oleh pengacara papanya, dan dia datang ke Gery untuk memulai dendamnya.
"Gue sama Gege yang masuk duluan, kalian jaga di sini," perintah Gery pada teman-temannya.
Mereka berdua pun masuk ke ruang rawat Barga, objek pertama yang Gelisya lihat adalah Barga dengan segala alat bantu medis memenuhi tubuhnya. Gege sedikit iba, ia tidak pernah melihat Barga selemah ini, seakan di depannya sekarang bukanlah Barga yang kejam dan menakutkan itu.
"Ger," panggil Barga bersuara kecil.
Gery yang telah berada di depan Barga mengangguk.
"Apa, Bos?" tanyanya.Pandangan Barga bergeser ke arah Gelisya yang sedang berjalan mendekatinya. Kemudian ia melirik Gery lagi sambil mengangkat kedua alisnya seakan meminta banyak jawaban dari Gery tentang kenapa Gege bisa ada di sini?
"Panjang ceritanya, gue jelasin kalo lo udah sembuh," kata Gery seakan mendengar kata hati Barga.
"Ha-hai, Kak-Barga," sapa Gege sedikit gugup. Jiwa menakutkan Barga muncul lagi setelah Gege melihat tatapan Barga kepadanya tadi.
"Tega banget ya kak Regan bikin lo hampir mati kaya gini,” tutur Gege seakan yang paling tahu.
Barga membalas kalimat Gege dengan tatapan tak suka dan sangat terganggu.
Kemudian mata Barga teralih kepada darah yang ada di tangan Gery"Gue udah bales rasa sakit lo, Ga," bangga Gery kepada Barga.
Alih-alih merasa senang, Barga justru mengencangkan rahangnya dan mencekik leher Gery.
"Jangan bilang lo nyerang Regan!" kata Barga penuh penekanan.
"Bu-bukannya itu yang lo mau? Bales den-dam," jawab Gery terbata karena menahan sakit akibat cekikan Barga.
Barga semakin menguatkan cekikannya.
"Lo udah ngelakuin kesalahan besar, bodoh!"
***
Pandangan yang buram menyapa pengelihatan Regan saat pertama kali membuka mata setelah entah berapa lama ia kehilangan kesadarannya.
"BOS! ALHAMDULILLAH LO MELEK JUGA! GUE KIRA LO UDAH MATI." Tedi hambruk memeluk tubuh Regan diikuti oleh Daffa, dan Adit, mereka meluapkan rasa cemasnya yang luar biasa.
"Kali ini kayanya gue beneran mau mati," lirih Regan menahan nafas karena pelukan teman-temannya yang sangat kencang.
Sontak mereka langsung melepaskan pelukannya. Lalu Adit menoyor kepala Regan dengan sangat berani.
"Ngelunjak kalo diperhatiin," gumam Adit yang hanya dijawab dengan tawa kecil oleh Regan.
Tak selang lama, Regan terdiam. Matanya teralihkan saat mobil Defri terparkir di depannya. Pintu mobil terbuka, menampilkan seorang wanita yang masih mengenakan seragam sekolah. Saat melihat Syra dalam keadaan baik-baik saja, saat itulah beban di hati Regan hilang, cowok itu baru bisa bernafas dengan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...