15. FLOPPY DAN BUKTI

1.8K 157 7
                                    

"Hati tidak akan pernah berbohong, bahkan ketika bibir berkata 'Benci' namun perasaan tetap bersikeras Mencintai."

~HC~

Tempat ternyaman, terenak, terbaik, ter-teran adalah kamar sendiri. Di sini lah pelampiasan perasaan pemiliknya. Dari awalnya berantakan karena emosi, sampai benar-benar rapi hingga tak tega untuk mengacak-acaknya lagi.

Dan di sinilah Syra berada, berbaring di atas kasur yang dilapisi seprai gambar panda. Manik Syra memandang lurus ke depan. Menatap gamlang ponsel yang tertera pada aplikasi WhatsApp.

Hati Syra mendadak gundah, tatapannya terpokus dengan satu nama di WhatsAppnya. Regan Granaga.

"Chat nggak, chat nggak, chat nggak," gumam Syra bimbang. Ia mulai mengetik sesuatu, kemudian menghapusnya, begitu hingga berulang-ulang.

"Iiihhh!" Syra mendudukan badannya, sedikit frustasi dengan isi hatinya.

Kepala Syra menggeleng cepat, kedua tangannya tergerak menyentuh pelipisnya. "Ayo dong, Ra! Lo gak mungkin suka sama Regan, gak mungkin!"

"Ra! Lo liat pelet ikan gue gak?" teriak Rendra yang tiba-tiba masuk tanpa permisi. Rendra terdiam sebentar, matanya melotot melihat Syra yang sedang duduk bersila, dengan kedua tangan menyentuh kepala dan memejamkan matanya.

"Anjir! Lo lagi ngapain bocah? Pasang jurus Avatar kesasar?" tanya Rendra asal.

Syra tak menggubris, ia masih sibuk dalam dunia imajinasinya.

Rendra geram sendiri. Cowok itu mengambil bantal guling dari kasur Syra. Kemudian melemparnya keras ke arah adiknya hingga gadis itu kehilangan keseimbangannya, alhasil Syra jatuh terjungkal ke teras kamarnya.

"Woy, Ra! Lo gak pingsan kan? Males bopongnya gue," ujar Rendra yang kini sedang memakan camilan milik Syra.

"KENAPA GUE PUNYA ABANG OTAK NYA SEBELAH!" omel Syra dari balik kasur. Cewe itu berdiri sambil memegang pinggulnya yang terasa ngilu.

"Gak masalah otak sebelah, yang penting hati setia dan muka tampan paripurna."

"Najis banget sih lo!"

"Eh eh, jadi ade gak boleh songong."

"Bodo amat."

Syra merampas snack miliknya dari tangan Rendra. Kemudian duduk di samping Abangnya itu.

"Ngapain sih lo kesini? Bikin rusuh aja!" tanya Syra sewot.

"Gue mau kasih makan ikan, lo liat peletnya ngga?"

"Sumpah ya, Bang. Hidup lo gabisa jauh sama pelet? Bisa jadi dukun santet lo lama-lama!"

Rendra menganggukan kepalanya. Ia segera berdiri untuk keluar dari kamar Syra. "Kalo gue jadi dukun. Gue balikin lo ke rahim mama, Ra," gumam Rendra sangat geram.

"BANG RENDRA!"

Rendra membalikan badannya. Mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. "Iya, Ra. Ampun! Ampun. Gue nyerah."

"Ih bukan itu!"

"Terus apa?"

"Gue mau cerita, Bang."

Rendra menurunkan tangannya. Lalu bergerak mendekati adiknya.

"Kenapa?" tanya Rendra.

"Lo kenal sama Gery?" Syra mulai menceritakan kejadian di sekolah tadi pagi kepada Rendra. Karena Rendra juga berasal dari dunia keras. Jadi bukan tidak mungkin jika kakak nya tahu tentang Gery dan teman-temannya.

REGAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang