Selamat berhalusinasi ria🤗
__________________________"Ikuti kata hati, jangan sampai kamu baru menyadari ketika dia telah memutuskan untuk pergi."
~ Syra Panditha ~
🕸🕸
Syra berjalan dengan langkah gontai menelusuri koridor, semangatnya tiba-tiba menghilang karena diterpa kenyataan bahwa hari ini ia harus berada di satu ruangan, situasi dan frekuensi yang sama dengan Regan Xavier Granaga.
Pagi ini, ia harus menyiapkan diri karena Regan pasti akan melakukan sesuatu yang membuat hatinya sulit terkontrol.
"Kak Regan!"
Syra terdiam, tiba-tiba saja kakinya berhenti melangkah, telinga dan otaknya sangat sensitif dengan nama itu.
Kepala Syra bergerak mengikuti arah suara. Matanya langsung menangkap sosok Regan. Cowok itu tengah bermain basket seorang diri.
"Kenapa lo selalu bikin hati sama otak gue berantem, Regan," geram Syra. Pasalnya akhir-akhir ini ia selalu bergelut dengan hati dan otaknya sendiri.
Ketika hatinya mulai terbuka, namun otaknya yang menutup paksa.
Pandangan Syra teralih ke seorang gadis di pinggir lapangan. Ia tengah berteriak heboh menyemangati Regan.
Syra mengambil duduk di kursi panjang koridor yang berhadapan langsung dengan lapangan basket.
Memperhatikan kedua orang itu dalam diam."Ra, ko di sini? Ngapain?" tanya Nanda ketika baru saja datang.
Syra tak menjawab, ia terlalu fokus menatap ke depan, menatap lekat Regan dan gadis di dekatnya itu.
"Ra," panggil Nanda lagi. Tangannya ia lambaikan ke depan wajah Syra. "Hello, lo nggak kesambet kan?"
Syra tersentak sebentar, ia mengedipkan matanya lama, kemudian tersenyum kepada Nanda.
"Eh, Nda. Kenapa?" tanya Syra kikuk.
Nanda mengangkat alisnya bingung.
"Lah, elo yang kenapa?" tanya Nanda balik, "ngeliatin apa sih?" Nanda menggerakan kepalanya mengikuti arah pandang Syra.Nanda menyipitkan matanya, memperjelas indera pengelihatannya.
Kemudian Nanda tersenyun mencurigakan."Ooh, jadi ini definisi cemburu?" ledek Nanda. Cewek itu mengambil duduk di samping Syra.
Syra melotot tak terima.
"Dih, nggak penting banget gue cemburu sama Regan," jawab Syra membela diri."Gue cuma heran sama dia, luka nya belum sembuh, malah main basket," lanjut Syra
Nanda menggelengkan kepalanya.
"Gue mau cerita nih," ucap Nanda.
"Apa?" jawab Syra sambil terus memandang dua orang yang semakin larut dalam kegiatannya.
"Waktu itu gue ke Mall, terus gue liat sepatu sport yang gue suka. Tapi gue ragu buat beli," jelas Nanda mulai bercerita.
Syra membalikan badannya menghadap Nanda.
"Terus?" tanya Syra."Terus besoknya, pas gue balik lagi sepatu itu udah dibeli orang," lanjut Nanda.
"Jadi, gimana?"
"Jadi, jangan sampe nasib lo sama kaya gue," sahut Nanda.
"Maksud lo?" tanya Syra tak mengerti.
Nanda memandang ke depan, ia mengangkat dagunya, menunjuk Regan yang tengah menatap Syra dari lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...