"Karena masa lalu yang mengecewakan dibuat untuk melengkapi masa depan yang membahagiakan."
***
Masih menjadi rahasia alam mengapa hari senin terasa sangat lama dibanding hari-hari yang lain. Entah karena senin adalah permulaan aktivitas setelah leha-leha, atau karena senin memang banyak dibenci manusia.
Persis seperti yang dirasakan Regan, Tedi, Daffa, dan Gilang saat ini, terkecuali Arvin, cowok itu tetap tenang, hambar dan datar. Sangat timbal balik dengan Tedi, bokong cowok itu seketika alergi menyentuh bangku. Alhasil, seisi kantin dibuat pusing melihat Tedi yang kini tengah jogging keliling kantin.
Brukk
"ASTAGA BAKSO GUE!"
Teriak seorang gadis ketika bertabrakan dengan Tedi, dan harus merelakan semangkuk baksonya yang tumpah tak terselamatkan. Kalian bisa menebak gadis itu siapa?
"TATANG!"
Yap, dia Vinkan. Kini ia sangat heran kenapa kondisinya tidak pernah baik jika bertemu dengan Tedi. Gadis itu melotot kesal.
"Ganti bakso gue lima mangkuk!"
"Yaelah tinggal pungut, belum lima menit," jawab Tedi, cowok itu berjongkok, mengambil bakso dari lantai, dimasukan kembali ke dalam mangkuk. Setelah itu menyodorkannya kepada Vinkan.
"Nih gue suapin," kata Tedi menyiapkan satu sendok bakso untuk Vinkan.
"MONYET AFRIKA!" teriak Vinkan memanas.
Tedi menaruh mangkuk bakso di meja, lalu mengibaskan rambut ikalnya.
"Gapapa monyet, yang penting tinggal di Afrika," ucap Tedi berbangga diri.
Vinkan bergidik sambil mengakak lepas, ia tak habis fikir ada masalah apa Tuhan menciptakan makhluk tak penting seperti seorang Tatang Suryadi.
"Dasar bego, bego." Vinkan tak berhenti tertawa. Bukan tak hanya Vinkan, seisi kantin pun ikut terheran heran dengan Tedi.
Tedi tersenyum miring, melirik rival yang tak tahu apa sebabnya.
"Bego bego gini selalu bikin orang bahagia," kata Tedi mengedipkan satu matanya.
"Idih pede abieess!" sahut Vinkan tak terima.
"Lo bahagia kan?" tanya Tedi pada Vinkan.
"Ga!"
"Ekspresi lo mendeskripsikan semuanya, Bir."
Mendengar ucapan Tedi, Vinkan menutup mulutnya, baru sadar bahwa sedari tadi ia tertawa tanpa henti karena ulah sederhana Tedi.
"Dasar bego!" serang balik Tedi.
Kaki Tedi maju mendekat ke depan Vinkan. Entah kenapa Vinkan merasa ada perubahan dari sikap musuhnya itu, wajahnya tidak semenyebalkan sebelumnya ketika menatap Vinkan, dan itu berhasil membuat Vinkan sedikit kikuk, sungguh.
"Jujur gak akan bikin bibir lo jadi tipis," kata Tedi, selanjutnya melalukan tindakan yang membuat jantung Vinkan beku satu detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...