46. MENJAUH

906 32 42
                                    

Haiii sayang sayangku

apa kabar? udah lama banget aku ga nyapa kalian, kangen banget.

penuhin komen di setiap paragraf yaaaa

Selamat membaca🫶

Selamat membaca🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—46. Menjauh

Syra duduk di balkon rumahnya, menatap bulan yang kini tertutupi awan, sinarnya menjadi redup, bintang pun terlihat hanya seberapa. Kini, langit itu sepi. Dari sana, Syra mengerti satu hal, bahwa tak ada yang mampu menghindari kehendak Sang kuasa, semua milik-Nya, termasuk alam semesta.

"Kebangun? Atau belum tidur?"

Syra sontak menoleh, menemukan Defri yang tiba-tiba saja duduk di sebelahnya.

"Gue belum ngantuk, Def," jawab Syra singkat.

Defri merangkul Syra tanpa ragu, sebisa mungkin memberikan Syra kenyamanan.

"Sakit banget ya, Ra?" tanya Defri lagi.

"Rasa sakitnya udah berubah jadi hambar, Def," ucap Syra sambil bersandar di bahu Defri.

Jemari Defri mulai mengelus belakang rambut Syra, ikut merasakan hantaman Tuhan yang bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

"Gue temenin sampai lo ngantuk, ya," kata Defri.

Syra mengangguk, membawa wajahnya masuk lebih dalam di bahu Defri, nafas Syra berhembus pilu, entah mengapa pada situasi ini ia teringat seseorang, laki-laki terhangat bagi Syra, orang asing yang menjadi seperti aliran darah untuknya, dia Regan. Sebuah nama yang terasa indah sekaligus menyakitkan ketika Syra mendengarnya.

"Gue milih lo bukan cuma sekedar ingin, Ra. Tapi, gue butuh. Karena keinginan akan hilang ketika dia berhasil memilikinya, sedangkan kebutuhan, akan selalu ada sampai dia kehilangan nyawanya."

"Ra, lo harus tau. Kalau orang lain nyakitin lo, gue ngerasa jauh lebih sakit dan gak berguna."

"Tapi kali ini, lo yang nyakitin gue, Regan." batin Syra.

Syra menutup matanya rapat, otaknya memutar kembali kalimat-kalimat indah yang sering ia dengar dari Regan, luar biasa lembutnya, sehingga Syra ingin memuji di setiap bait kata yang laki-laki itu ucapkan. Bukan hanya bualan manis semata, tapi memang nyata, seakan hatinya yang langsung bicara.

Namun Syra memiliki satu pertanyaan, mengapa pria yang penuh kasih sayang seperti Regan harus terjebak dalam kehidupan segelap itu? Dia berhak bahagia, tanpa harus menyakiti siapa-siapa.

"Ra, lo nangis?" tanya Defri karena merasa bahunya basah.

Buru-buru Syra menyeka air mata yang tanpa terasa telah menyirami pipinya. Regan, bahkan hanya memikirkannya saja laki-laki itu berhasil membuat hati Syra gelisah.

"Jadi, lo sama Regan gimana?"

Syra menggeleng pelan.

"Udah gak ada hubungan," jawabnya singkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang