7. RUANG BK

3.1K 273 75
                                    

"Jangan cepet-cepet suka nya, Ra.
Gue hobi merjuangin lo"


~Regan Xavier Granaga~

_________________________________


"Regan gue mau ngomong sama lo," ujar Nanda yang kini sedang berdiri di depan ke-enam anak Ghanesa itu.

Regan menatap Nanda dengan satu alisnya yang terangkat. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Mencari keberadaan seseorang disana.

"Syra mana?" tanya Regan. Matanya terus menyapu sekitar.

"Mata lo udah ga sehat? Gue dateng sendiri lah," jawab Nanda penuh keberanian.

Nanda memang gadis yang lebih berani dari kedua teman nya. Ia akan melawan apapun yang mengusik kehidupan nya, dan satu lagi. Ia adalah peneliti atau pemantau yang baik. Apapun akan ia selidiki sebelum memutuskan untuk bertindak.

"Ko sendiri Nda? Mau di temenin sama abang ganteng ga?" tutur Aditya dengan kedipanmata nya.

Nanda melirik Adit singkat.
"Godaan lo ga mempan sama gue," ucapnya.

"Mampus lu di tolak dit, mangkanya jangan kebanyakan modus," ejek Gilang, "Mending sama gue aja yuk. 100% ga pernah modus," lanjut nya kepada Nanda.

"Jangan mau sama Gilang,Nda. Ntar hidup lo suram. Kalo sama gue sih di jamin bakal bahagia dunia akhirat," kali ini Daffa yang bicara.

"Ga ada akhlak banget lo semua. Gabaik godain cewe astagfirullah," sela Tedi sambil memegang dadanya.
Sedetik kemudian, Tedi bergerak mendekati Nanda.

"Ke KUA aja yuk, nikah sama abang. Biar langsung sah," tutur Tedi.

"Gaya lu ke KUA Ted. Baca UUD depan kelas aja panas dingin," celetuk Adit.

"Sialan lo."

Nanda membuang nafas gusar. Matanya menyorot tajam ke arah Tedi, kemudian berpindah ke Adit, Daffa, dan gilang bergantian. Tanda bahwa Nanda tidak ingin bercanda.

"Peace Nda canda bos. Tuh mata dendam amat ama gue," ucap Tedi mengangkat tangan nya membentuk tanda peace.

"Kalo ada yang mau di omongin sama Regan, langsung aja Nda. Gausah urusin mereka," ujar Arvin datar sekaligus menghentikan basa-basi tak berfaedah Tedi dan yang lainnya.

Refleks Nanda menoleh kepada sang pemilik suara. Menatap mata hitam Arvin. Cukup lama. Dalam diam. Lebih tepatnya tatapan miris. Mengapa cowok idaman seperti Arvin bisa berteman dengan orang-orang kurang kasih sayang seperti itu.

Nanda mengedipkan matanya, membawanya kembali kedunia nyata.
Ia maju beberapa langkah, mendekatkan jaraknya dengan Regan. Hingga ia berhenti tepat di depan cowok berbadan tegap itu.

"Apa alasan lo suka sama Syra?" tanya Nanda mengutarakan tujuannya.

Regan mengangkat kepalanya. Melirik Nanda yang berdiri di depannya lebih tinggi. Karena Regan sedang duduk.
Ia tersernyum miring penuh arti.

"Karena dia ngga suka sama gue," itulah jawaban yang keluar dari mulut Regan.

Mulut Nanda terbuka sempurna. Jawaban macam apa itu? Dia telah menjerat paksa perasaan seseorang hanya dengan alasan 'ga suka sama dia'. Dasar sinting.

"Woi. Ini bukan cerita Fiksi yang bisa lo atur sesuka hati," oceh Nanda tak terima.

"Kalo itu alesan lo," lanjut Nanda. Ia menunjuk dada bidang Regan dengan jari nya. "Gue ga yakin lo bisa dapetin Syra," ucapnya.

REGAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang