Jemari Runa menggulir aplikasi dengan icon bunga mawar merah di ponselnya itu perlahan. Setelah beberapa hari memasang aplikasi tersebut di ponselnya, ia mulai paham bagaimana menggunakan aplikasi Madam Rose tersebut: bagaimana mengecek profil orang lain, bagaimana tahapan hingga bisa mendapatkan "match", bagaimana memulai percakapan, fitur apa saja yang terdapat pada aplikasi itu, dan sebagainya.
Ia juga sudah mulai mencoba "swipe right" pada beberapa profil yang menurutnya cukup menarik dan "aman" dan berhasil mendapatkan beberapa kali "match". Namun seperti yang diduganya pada awal ia memutuskan mencoba aplikasi kencan online tersebut, se"aman" apapun profil yang dipilihnya, nyatanya sebagian besar "match"nya memang memiliki tujuan "have fun" saat memainkan aplikasi tersebut. Percakapan yang awalnya netral, seringkali berujung pada kalimat nakal dan ajakan-ajakan seduktif. Runa biasanya tidak terlalu terpengaruh dan tidak keberatan dengan percakapan seperti itu karena ia sudah mengantisipasi risiko tersebut saat meng-install aplikasi itu. Dia juga bisa menanggapinya dengan santai dan tetap tidak terpancing. Tapi ketika lawan bicaranya mulai menuntut untuk bertemu, biasa di saat itu Runa menetapkan batasnya.
Setelah beberapa hari mencoba aplikasi tersebut, Runa mulai mengerti cara kerja aplikasi tersebut. Ia juga telah menuliskan sejumlah hal hasil risetnya yang penting pada catatan kecilnya. Dia pikir informasi tersebut sudah cukup sebagai awalan memulai project yang akan dikerjakannya. Meski demikian, ia memutuskan untuk tetap mempertahankan aplikasi itu di ponselnya sementara waktu, kalau-kalau di masa mendatang ia perlu mendapatkan informasi lain atau melakukan survei lebih lanjut.
Runa baru saja akan menutup Madam Rose, ketika tiba-tiba ia mendapatkan notifikasi bahwa ia mendapatkan "match" baru. Match-nya kali ini adalah salah satu dari pria-pria dengan foto dan profil yang dinilai cukup aman oleh Runa. Foto profil match-nya kali ini adalah seorang lelaki yang sebagian wajahnya tertutup oleh kamera. Mungkin seorang fotografer.
Namanya di profil tersebut tertera Prima Ganesha.
Tidak lama kemudian muncul notifikasi di box percakapan pada aplikasi tersebut.
Hello there!
Apparently we happened to be match. Nice to see you.
Shall i call you Aruna?Runa spontan terkikik. Dia memang memakai KTP asisten rumah tangganya yang masih berstatus lajang untuk mendaftar aplikasi itu. Karena aplikasi tersebut hanya menerima pendaftar dengan status belum kawin atau cerai. Tapi nama Siti Fajriyah dirasa bukan jenis nama yang akan menarik "match", jadi untuk nama profil, Aruna memakai nama aslinya sendiri. Toh kalau nanti ada yang protes, dia bisa ngeles dan bilang bahwa baik Siti Fajriyah maupun Aruna memiliki arti yang serupa.
Halo!
Senang juga berkenalan.
Prima? or Ganesha?Ganes aja.
Halo Ganes!
Hallo Runa!
Let's see if we can be really match.😄😄
Are you looking for the the "serious", or the "have fun" one?
None of them, actually.
Hahaha.Jd cari yg gmn?
Yg ga gimana2 si.
Cuma pengen kenalan, cari temen aja. Is it okay for you?
You're free to leave and find another one, if you don't like.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU YANG SALAH
RomanceWORK SERIES #2 Tidak ada yang salah dengan rasa cinta. Tapi jika ia hadir di waktu yang salah, apakah ia masih bisa disebut cinta? ((Cerita ini merupakan salah satu dari beberapa cerita para penulis Karos Publisher tentang aplikasi kencan online: Ma...