Pharmacist: Your Partner In Health

5.7K 217 26
                                    

Halo Kakak2!
Maaf nih, ini bukan update cerita sih. Cuma pgn share info.

Semenjak saya nulis cerita ini ada bbrp Kakak2 pembaca yg japri saya atau nulis di komen, bertanya seputar obat, obat herbal, produk kesehatan atau ttg kesehatan scr umum. Nah, krn antusiasme Kakak2 pembaca thd info kesehatan ini dirasa besar, maka saya mau share info menggembirakan.

KULIT MANGGIS KINI ADA EKSTRAKNYA!

Hahahaha. Becanda sis!

Nah skrg serius nih.
Kalau Kakak2 ada pertanyaan terkait obat, suplemen n produk kesehatan, atau pertanyaan2 seputar kesehatan, skrg Fakultas Farmasi UI membuka forum utk masyarakat menanyakan hal tsb.

https://pio.farmasi.ui.ac.id/

Kl Kakak2 ada pertanyaan, bisa klik kotak hijau "Tanya Kami Disini"Insya Allah nanti dijawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kl Kakak2 ada pertanyaan, bisa klik kotak hijau "Tanya Kami Disini"
Insya Allah nanti dijawab.

Kalau info ini mau dishare ke keluarga, monggo. Jangan sungkan tanya ke forum tsb, karenaaaaaa Pharmacist is your partner in health! Hehehe.

Btw, di buku WYS ada 1 bab yg berjudul "Pharmacist: Your Partner In Life" lho! Ga kalah seru!

Mau tanya tentang sirup parasetamol yang sekarang lagi booming? Boleh juga lho!

Btw, ada apa sih dengan sirup parasetamol?

Jadi, ada berita bhw 66 anak di Gambia mengalami gagal ginjal akut gara2 konsumsi sirup demam-batuk-pilek. Setelah ditelusuri, WHO menyatakan bhw ada 4 produk sirup demam-batuk-pilek tsb yg TERKONTAMINASI (BUKAN mengandung) etilenglikol dan dietilenglikol. Kedua bahan ini memang toksik dan diduga kuat mjd penyebab gagal ginjal akut pd 66 anak Gambia tsb.

Lalu muncullah kekhawatiran sirup demam-batuk-pilek di Indonesia juga terkontaminasi etilenglikol dan dietilenglikol.

Nah, berkat pemberitaan yang berlebihan dan ngawur, info yg beredar di masyarakat adalah "Sirup demam anak MENGANDUNG etilenglikol dan dietilenglikol sebagai PELARUT" Lalu ramailah ibu-ibu panik.

Info tersebut ga tepat ya, Bu-Ibu.

Produk obat (termasuk sirup apapun itu) TIDAK PERNAH MENGANDUNG etilenglikol dan dietilenglikol. Yang digunakan pada sirup obat adalah PROPILENGLIKOL, GLISEROL dan POLI ETILENGLIKOL, dan ini digunakan sebagai kosolven (membantu melarutkan), bukan pelarut. Karena digunakan utk membantu kelarutan, jumlahnya pada suatu produk sirup biasanya maksimal 20%.

Lho? Trus kok ada berita sirup obat mengandung etilenglikol dan dietilenglikol?
Sebab, etilenglikol merupakan monomer dari propilenglikol dan polietilenglikol. Sehingga bisa jadi ada kontaminasi/cemaran sisa/residu etilenglikol pd kadar rendah dalam propilenglikol dan polietilenglikol yg digunakan sbg peningkat kelarutan pd sirup obat tsb.

Kenapa fokus gosip bbrp hari ini hanya sirup parasetamol? Sebab memang parasetamol ini agak sukar larut dalam air,,, jadi pd banyak produk sirup parasetamol (meski tdk seluruhnya) ditambahkan propilenglikol/gliserol/polietilenglikol utk meningkatkan kelarutan parasetamol dalam air.

Kemarin IDAI dan Kemenkes menghimbau apotek n faskes utk tdk memberikan sirup parasetamol kpd pasien dalam rangka berjaga2. BPOM sendiri sbnrnya telah menyatakan bhw keempat sirup obat di Gambia tsb tdk ada yg dijual di Indonesia. Tapi ya ga apa2 sih kalau untuk berjaga2 trus disarankan bikin puyer parasetamol aja, bukan sirup. Asal ga bikin panik aja.

Perlu diingat juga, ga semua obat bisa digerus lho. Jadi, jangan mentang2 menghindari konsumsi sirup obat, trus semua obat digerus jadi puyer. Jangan ya gaes.

Industri farmasi sendiri sebenarnya selalu melakukan seleksi suplier bahan baku yang ketat, sehingga seharusnya propilenglikol, gliserol dan polietilenglikol yg digunakan di Indonesia sdh terjamin tdk terkontaminasi etilenglikol dan dietilenglikol,,, atau andaipun kontaminasi, kadarnya sgt kecil dan tidak menimbulkan efek toksik.

Selain kontrol sebelum dipasarkan, setelah produk dipasarkanpun, industri farmasi juga melakukan post-market control yg disebut Farmakovigilans lho, untuk memantau efek samping obat.

Bertahun-tahun produk sirup parasetamol beredar di Indonesia, tp ga ada laporan efek samping gagal ginjal akut tuh. Kok tiba2 skrg happening gini?

Nah, gimana hasil pemantauan efek samping sirup parasetamol tsb? Kalau Kakak2 tertarik, boleh lho mampir ke Kuliah Tamu Fakultas Farmasi UI ttg Farmakovigilans. Hehehe #promosi

Semoga dgn informasi ini, ibu2 tetap waspada tapi ga panik ya Bu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WAKTU YANG SALAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang