Bab ini diperuntukkan bagi Kakak2 survivor Covid19. Barangkali ada yang bertanya-tanya "Saya sudah sembuh covid, tapi kok jadi gampang capek dan ngos-ngosan kalau olahraga ya?"
Meski msh byk penelitian yg perlu dilakukan tentang hal ini, semoga bab kali ini bisa memberi sedikit gambaran kecil tentang penyebab keluhan yang Kakak2 rasakan.
Kalian strong! Semangat terus ya!!
* * *
Saat sel/ jaringan/organ terluka, tubuh kita memiliki mekanisme untuk menghancurkan penyebab dan akibat luka tersebut, kemudian memperbaiki jaringan yang luka tersebut. Mekanisme ini diketahui kemudian turut melibatkan makrofag. Meski makrofag terkenal dengan perannya untuk memakan partikel asing (misal infeksi bakteri atau virus) yang masuk ke tubuh, tapi sebenarnya peran makrofag lebih luas daripada itu.
Luka pada sel atau jaringan tubuh bisa disebabkan banyak hal. Merokok, misalnya, bisa melukai sel paru-paru. Atau alkohol dan kadar lemak tinggi menyebabkan kerusakan pada sel hati (liver). Kalau dipikir-pikir lagi, seringkali pola hidup kita sendiri yang melukai diri kita sendiri ya?
Berdasarkan beberapa penelitian diketahui ada beberapa fenotip makrofag. Secara garis besar, ada dua fenotipe makrofag: M1 dan M2. Secara sederhana, makrofag M1 berperan dalam proses inflamasi dan makrofag M2 berperan dalam proses perbaikan jaringan. Saat sel/ jaringan rusak/ terluka (dalam, dan tak tahu arah jalan pulang) maka makrofag M1 ini akan memicu proses inflamasi: pasokan darah meningkat ke area luka, membawa sejumlah besar sel imun untuk menghancurkan penyebab luka (misal mikroba) dan membersihkan jaringan (dari debris). Setelah proses menghancurkan, makan-memakan dan membersihkan ini, jaringan yang luka namun telah bersih ini perlu diperbaiki. Di tahap inilah makrofag M2 (juga fibroblast) berperan untuk menghasilkan matriks ekstraselular (ECM), terdiri dari protein-protein pembentuk jaringan, seperti kolagen dan fibronektin. Setelah jaringan berhasil diperbaiki, kelebihan kolagen yang terbentuk akan dihancurkan oleh fenotip makrofag yang lain sehingga jaringan kembali ke bantuknya semula.
Barangkali akan lebih mudah jika membayangkan kejadian ini, bayangkanlah masa SD kita dulu, saat kita jatuh bermain galasin dan menyebabkan lutut kita terluka. Saat lutut terluka dan berdarah, sel-sel imun akan berdatangan bersama darah tersebut ke tempat luka di lutut kita. Lalu dalam beberapa hari pertama luka di lutut kita akan nampak bernanah. Saat itu, makrofag M1 sedang menghasilkan zat-zat proteolitik untuk menghancurkan infeksi bakteri pada luka kita. Sisa dari bakteri yang hancur tadi itulah yang kita lihat sebagai nanah. Setelah semua bakteri terbunuh, barulah bekas luka itu pelan-pelan tertutup kembali. Saat itu makrofag M2 (dan fibroblast) sedang menghasilkan kolagen, fibronektin dan beberapa protein lain yang dapat memperbaiki struktur jaringan kulit. Pada tahap ini di kulit kita akan muncul bekas luka (sebut saja namanya "koreng") yang sebenarnya merupakan akumulasi ektraselular matriks di kulit. Kemudian, setelah memasuki fase penyembuhan, kelebihan ECM ini akan dihancurkan sehingga kulit kita mulus kembali.
Kira-kira begitulah yang terjadi dalam tubuh kita. Setiap ada serangan pada sel/ jaringan tubuh kita, sebenarnya tubuh kita memiliki mekanisme untuk memperbaiki dirinya sendiri. Namun, jika luka tersebut terjadi berulang-ulang (misal karena merokok terus menerus, atau makan gorengan terus-terusan, atau mabok-mabokan, atau ada infeksi bakteri/virus yang berat atau kronis), mekanisme pertahanan tubuh dan perbaikan diri itu menjadi terganggu.
Pada luka ringan dan akut, terdapat keseimbangan antara pembentukan kolagen (untuk perbaikan diri) dan penghancuran kolagen yang berlebih. Jadi bagi para pasien yang baru saja sembuh dari infeksi (bakteri/virus) saluran pernapasan tapi fungsi pernapasannya belum pulih sempurna (misal masih mudah lelah atau ngos-ngosan saat olahraga), tidak perlu terlalu khawatir. Saat ini barangkali masih terdapat banyak ECM bertumpuk di paru-paru yang menghambat pertukaran udara di alveoli sehingga fungsi pernapasan terganggu. Tapk seiring waktu, ECM yang berlebih tersebut akan dihancurkan sehingga jaringan paru kembali seperti semula, dan fungsi pernapasan kembali normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU YANG SALAH
Любовные романыWORK SERIES #2 Tidak ada yang salah dengan rasa cinta. Tapi jika ia hadir di waktu yang salah, apakah ia masih bisa disebut cinta? ((Cerita ini merupakan salah satu dari beberapa cerita para penulis Karos Publisher tentang aplikasi kencan online: Ma...