28. Unveiled

5K 1.1K 226
                                    

"Kakaknya Juna itu kamu?"

"Kamu kakaknya Anin?"

"Om Ganes!!!"

Kejadiannya begitu cepat ketika mereka bertemu pagi itu. Langit masih gelap sebagian dan Runa masih kaget saat bertemu dengan lelaki yang diperkenalkan sebagai kakak dari calon adik iparnya, sehingga ia tidak sadar kedua anaknya sudah melepaskan genggaman dari kedua tangannya dan melompat ke hadapan lelaki itu.

"Selamat pagi, Princess May! Udah dandan dari rumah ya?" sapa Ganes ramah, sambil menurunkan tubuhnya supaya sejajar dengan Rumaisha.

"Ini baru mau dandan, Om. Nanti May pakai baju princess lho," celoteh Rumaisha.

"Masa sih belum dandan? Kok udah cantik banget?"

Demi mendengar pujian itu, senyum Rumaisha merekah cerah ceria.

"Kapten Indonesia udah siap hari ini jaga May dan Bunda?" Ganes mengalihkan tatapannya pada Risyad.

"Siap, Komandan!"

Ganes tertawa. "Bagus! Laksanakan, Kapten!"

"Kamu kenal sama Mbak Runa?" tanya Bu Nunik pada anaknya, ketika melihat mereka ternyata saling kenal.

"Runa ini anak buahnya Mbak Mira, Bu," jawab Ganes sambil bangkit kembali. Ia menyebutkan nama Mira, karena ibunya juga mengenal perempuan itu.

"Oalah, kerja di penerbitan juga ya? Mbak Runa nggak cerita?" Kini tatapan Bu Nunik beralih pada Runa.

"Saya bantuin sementara aja, Tante, gantiin anak buah Mbak Mira yang cuti melahirkan."

"Oohh..." Bu Nunik kemudian tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepala.

Setelahnya Runa mengenalkan kedua orangtua Raka kepada keluarga Juna. Ibunya Runa memang mengundang orangtua Raka, sebagai besan, untuk hadir di pernikahan Anin. Sudah dua hari ini kedua orangtua Raka tinggal di rumah Raka, dan sore ini setelah resepsi pernikahan Anin, mereka akan kembali ke Solo.

"Icad, May, sini! Jangan ganggu Om Ganes!" Terdengar suara berat laki-laki sambil mengulurkan tangan pada Risyad dan Rumaisha, meminta untuk kembali.

"Mereka nggak mengganggu saya kok, Mas," Ganes menjawab, sesopan mungkin. Tapi wajah kaku lelaki itu tidak melunak.

"Ayo, Icad dan May ikut Bunda!" perintah Runa akhirnya, berusaha menengahi. Dia tidak ingin memperuncing ketidaksukaan Raka pada Ganes. "Tante Anin udah mulai dandan. Kita juga harus buru-buru ganti baju."

* * *

Sebagai kakak satu-satunya dari pengantin perempuan, dan karena telah berpengalaman dengan prosesi dan segala detil tentang akad dan resepsi, Runa sangat sibuk sepagian itu. Setelah selesai didandani oleh perias, Runa menyerahkan Risyad dan Rumaisha yang juga telah berpakaian rapi kepada Raka. Setelah memastikan anak-anak aman bersama ayahnya, Runa mulai sibuk menyiapkan cemilan pagi untuk kedua keluarga yang sedang dirias, mengecek kesiapan dekor, menghubungi sepupu Juna yang bertugas menjemput penghulu, berkoordinasi dengan MC tentang rangkaian akad dan resepsi, dan memastikan dokumentasi dan catering untuk sarapan pasca-akad nanti sudah siap.

Selepas akad nikah, kesibukan Runa tidak berkurang. Setelah memastikan Risyad dan Rumaisha memakan nasi soto yang disiapkan sebagai sarapan untuk keluarga dan tamu yang hadir saat sarapan, Runa kembali menyerahkan kedua anak itu kepada ayahnya. Sementara Runa kembali sibuk memastikan kelengkapan ritual saat resepsi, penyanyi dan pemusik, juga catering.

Runa baru berhenti berkeliling ketika koordinator WO sudah meminta seluruh keluarga inti untuk berkumpul karena prosesi iring-iringan pengantin akan segera dimulai. Mengikuti arahan WO, keluarga Anin dan Juna membentuk barisan di belakang kedua pengantin pada iring-iringan ketika memasuki hall tempat resepsi dilaksanakan. Sebagai kakak dari pengantin perempuan, Runa dan Raka berdiri di belakang orang tua Juna. Raka menggendong Rumaisha, sementara Runa menggandeng tangan Risyad. Sementara itu, sebagai kakak dari pengantin lelaki, Ganes berdiri di belakang Runa dan Raka.

WAKTU YANG SALAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang