Ganes: Oleh2nya udah diterima, Run. Makasih banyak ya.
Ganes: Kamu nggak bilang2 mudik ke Solo, tahu2 kirim oleh2.
Ganes: Makasih lho, inget sama saya 😊Runa tersenyum, sebelum mengetikkan balasannya.
Sama-sama 😊
"Aduh ini oleh-olehnya banyak banget. Makasih ya Run," kata seorang wanita berusia 60 tahunan. Dengan senyum dan tangan cekatan membongkar kardus berisi oleh-oleh dari Solo yang dibawakan Runa.
Runa segera memasukkan ponselnya ke dalam tas, kemudian membantu ibunya membongkar kardus oleh-oleh. Ia meletakkan sebagian di lemari dapur dan sebagian di meja makan.
"Ada Anin kan, Ma. Dia bisa ngabisin," kata Runa, sambil tertawa menyebut nama adik perempuannya semata wayang.
"Serundeng, abon dan serbat jahenya Runa simpan di lemari dapur ya Ma. Itu makanan lumayan awet, nggak perlu buru-buru habis," kata Runa kemudian. "Solo Prabu ini oleh-oleh kekinian nih Ma. Runa taruh di meja makan ya, biar cepet dimakan habis."
"Buat kamu, suami dan anak-anakmu di rumah, ada juga kan Run?"
"Tenang aja Ma. Ada itu mah," jawab Runa sambil tersenyum. Ia kemudian meraih tas tangannya dan mengeluarkan sesuatu. "Runa beliin batik juga buat Mama dan Anin nih."
"Aduh, masih nambah lagi?"
Runa menyerahkan dua bungkus pakaian kepada ibunya, yang disambut dengan senyuman lebar oleh beliau.
"Ini oleh-olehnya banyak banget," kata ibu Runa sekali lagi, "Beneran nggak apa-apa nih? Kamu udah minta ijin suamimu kan? Mama nggak enak kalau jadi banyak ngerepotin. Ini kan pakai uang suamimu."
"Uang Mas Raka kan uang Runa juga, Ma."
"Betul. Tapi itu kalau digunakan untuk kamu dan anak-anak. Kalau uangnya digunakan buat Mama, kamu tetep harus minta ijin suamimu."
"Santai aja, Ma. Lagian, ini juga emang Mas Raka yang ngingetin untuk bawain semua oleh-oleh ini buat Mama."
"Duh, alhamdulillah. Sampaikan makasih banyak buat Raka ya, Run. Mama beruntung punya mantu kayak dia," kata ibu Runa dengan senyum terharu.
"InsyaAllah nanti Runa sampaikan ke Mas Raka, Ma," kata Runa sambil mengangguk. Ia kemudian mengambil bungkus serbat jahe dan dua cangkir dari lemari dapur, lalu berinisiatif menyeduhnya. "Mas Raka juga tadi titip salam buat Mama, dan minta maaf karena nggak bisa kesini hari ini. Dia mesti ke RS kan. Tadinya kami mau kesini barengan sama anak-anak juga hari Sabtu atau Minggu nanti, biar Mama juga bisa ketemu cucu-cucu. Tapi kan ini Solo Prabu nya keburu basi nanti. Jadi Runa nganterin oleh-oleh sendirian dulu sekarang. Tadi sekalian abis anter Icad-May ke sekolah."
Runa meletakkan kedua cangkir serbat jahe yang sudah diseduh itu di hadapan ibunya dan untuk dirinya sendiri. Sementara itu ibu Runa telah menyiapkan dua slice Solo Prabu rasa coklat yang tadi dibawa Runa sebagai teman minum mereka.
"Kamu jadi repot deh, harus mampir kesini dulu," kata ibu Runa.
"Yaelah. Repot apaan deh Ma. Rumah sama-sama di Jakarta. Tinggal melipir doang ini mah."
Mereka kemudian tertawa bersama.
"Weekend besok tetep boleh banget lho main kesini lagi sama Raka, Icad dan May," kata sang ibu kemudian.
"Siap, Ma! Nanti Runa kabari lagi ya, kapan datengnya. Kalo hari Sabtu, mungkin agak siangan, nunggu Mas Raka selesai praktik dulu. Kalau hari Minggu, kita bisa dateng dari pagi."
Ibu Runa mengangguk. Memahami kesibukan menantunya.
"Si Anin gimana kabarnya, Ma? Udah ada progress sama pacarnya?" tanya Runa kemudian. Mumpung ketemu, bisa sekalian rumpi untuk tahu kabar terbaru adiknya kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU YANG SALAH
RomanceWORK SERIES #2 Tidak ada yang salah dengan rasa cinta. Tapi jika ia hadir di waktu yang salah, apakah ia masih bisa disebut cinta? ((Cerita ini merupakan salah satu dari beberapa cerita para penulis Karos Publisher tentang aplikasi kencan online: Ma...