Awalnya saya memutuskan untuk mengakhiri cerita ini di wattpad sampai bab 29 aja, supaya banyak yang penasaran lalu nanti berkenan membeli bukunya.
Tapi krn saya penulis labil, jd saya memutuskan untuk lanjut posting cerita ini. Semoga saya ga di-kruwes-kruwes pembaca lagi. Hehehe.
Jadi, selamat membaca, Kakak. Semoga suka!
* * *
Barangkali karena itu adalah hari Minggu, hari yang biasanya dihabiskannya di rumah bersama istri dan anaknya. Maka ketika hari itu rumah kosong, Raka merasa hatinya juga sangat kosong.
Jika mengikuti kata hatinya, Raka bisa saja menahan agar tadi pagi Runa dan anak-anak tidak pergi meninggalkan rumah. Tapi kata-kata Runa ketika Raka menahannya, membuat Raka tertohok.
"Aku bilang ke anak-anak bahwa kami akan tinggal di rumah Eyangnya untuk menemani Eyang selama Tante Anin pergi liburan," kata Runa, dengan intonasi suara yang berusaha dikendalikannya. "Jangan sampai anak-anak lihat kita bertengkar. Aku pengin mereka melihat kita baik-baik aja, setidaknya sampai kita memutuskan mau dibawa kemana hubungan pernikahan kita."
"Mau dibawa kemana?" Raka membentak, meski dengan suara pelan. "Kamu serius, mau pisah? Nggak bisa! Hubungan kita nggak akan kemana-mana. Kita akan tetap bersama."
Runa kemudian memberikan tatapan lelah pada Raka. "Kita selama ini emang nggak kemana-mana. Aku terus yang mencoba mengerti kamu, dan kamu konsisten dengan ketidak-pekaan kamu. Aku capek. Aku perlu istirahat. Kamu mungkin juga capek dan nggak puas sama aku yang cuma di rumah aja dan nggak bisa dibanggakan. Kamu mungkin perlu orang lain yang setara sama kamu, yang bisa bikin kamu bangga?"
Makin didengarkan, omongan Runa makin ngaco. Entah apa yang ada di pikiran perempuan itu. Barangkali juga itu hanya cara perempuan itu untuk cari masalah sehingga ia punya alasan untuk minta cerai. Barangkali setelah itu, laki-laki bernama Ganes itu sudah siap menunggu.
Begitu yang dipikirkan Raka tentang istrinya.
Tapi demi tidak membuat anak-anaknya sedih jika melihat mereka bertengkar, Raka akhirnya terpaksa menyetujui permintaan Runa dan membiarkan mereka menginap sementara di rumah orangtua Runa. Barangkali setelah beberapa hari, pikiran Runa sudah lebih tenang dan akhirnya bisa bicara dengan lebih rasional.
Tapi baru satu hari hidup tanpa Runa dan anak-anak, Raka merasa hidupnya hampa. Ia barangkali tidak merasa sepi saat sibuk di RS, tapi ketika pulang di malam hari tanpa Runa yang menyambut sambil membawakan minum atau menawarkan beragam minuman, Raka merasa ada yang hilang.
Hampir tiap hari ia pulang malam saat anak-anak sudah tidur, sehingga ia sudah biasa hanya bertemu anak-anaknya di pagi hari. Meski demikian, saat ia pulang di malam itu dan tidak mendapati anak-anaknya tidur di kamar mereka, Raka merasa hatinya kosong.
Saat studi S3 dulu, Raka pernah pergi conference selama 1 minggu ke Colorado, USA. Saat itu ia merasa rindu pada Runa dan anak-anak yang ia tinggalkan di Belanda. Tapi rasa rindunya tidak sesakit saat ini, bahkan meski kini ia baru 1 hari tidak bertemu dengan ketiga orang kesayangannya.
Pada hari pertama tanpa Runa dan anak-anak, Raka masih bisa konsentrasi bekerja dan hanya merasa kosong ketika malam tiba. Tapi pada hari kedua, kekosongan itu menyebar dan membuat Raka tidak bisa lagi fokus bekerja.
Karena itulah akhirnya Raka memutuskan untuk mendatangi mereka ke rumah mertuanya.
"Raka mau antar anak-anak sekolah, Ma," kata Raka sambil mencium tangan mertuanya, ketika sang ibu mertua membukakan pintu rumahnya pagi itu.
"Oh iya, pas banget, anak-anak udah siap. Lagi pada sarapan," jawab sang mertua sambil tersenyum ramah. Dari senyum itu Raka menduga bahwa Runa belum menceritakan masalah rumah tangga mereka pada ibunya. Jadi benar, Runa menggunakan alasan menemani sang ibu selama Anin berbulan madu untuk menginap di rumah ibunya. "Kamu belum sarapan kan Ka? Yuk ikut sarapan bareng."
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU YANG SALAH
RomanceWORK SERIES #2 Tidak ada yang salah dengan rasa cinta. Tapi jika ia hadir di waktu yang salah, apakah ia masih bisa disebut cinta? ((Cerita ini merupakan salah satu dari beberapa cerita para penulis Karos Publisher tentang aplikasi kencan online: Ma...