Namanya juga rutinitas. Makanya rutinitas yang dijalani Runa ya begitu-begitu saja tiap hari. Kalau tiap hari berubah-ubah, namanya bukan rutinitas, tapi janji lelaki.
Tiap harinya, Runa selalu bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan. Meski memiliki asisten rumah tangga, tapi suami dan anak-anaknya lebih memilih masakannya. Apalagi anak-anaknya sangat pemilih terhadap makanan. Siti Fajriyah, sang asisten rumah tangganya adalah gadis muda yang cekatan, namun kemampuan memasaknya belum dapat sebanding dengan tuntutan menu yang diinginkan Risyad dan Rumaisha. Jangan lupakan fakta bahwa kedua anak itu mudah bosan terhadap makanan, sehingga Runa harus memutar otak untuk variasi menu dan variasi tampilan bekal sekolah sehingga anak-anaknya tetap mau makan. Itu mengapa tiap hari Runa sendiri yang menyiapkan makanan untuk sekeluarga.
Raka, suaminya, tiap Senin pagi ada rapat departemen. Tiap Rabu pagi mendapatkan giliran jaga di ruang VK (ruang bersalin), dan NICU. Dan Sabtu pagi ada jadwal praktik di poli anak. Itu mengapa tiap Senin, Rabu dan Sabtu, sarapan dan kotak bekal makan siang sudah harus siap pada jam 5 pagi. Pada hari lain, meski Raka tidak berangkat pagi-pagi sekali, sarapan dan bekal makan siang untuk Risyad dan Rumaisha harus sudah siap pada jam 6 pagi.
Setelah memasak pagi selesai, Runa akan langsung sibuk membangunkan dan menyiapkan anak-anaknya untuk sekolah. Mulai dari bangun, mandi, sholat Subuh, berpakaian, hingga menyiapkan tas sekolah. Terutama Risyad, yang meski kini kondisinya sudah jauh membaik dalam hal konsentrasi terhadap hal detil, tapi kadang masih juga slebor soal tas sekolah. Ada saja buku tugas atau perlengkapan sekolah yang tertinggal. Supaya praktis, Runa bisa saja selalu membantu Risyad menyiapkan isi tas sekolahnya tiap hari. Tapi jika demikian, selamanya Risyad tidak akan bisa jadi orang yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Itu mengapa meski repot, Runa selalu dengan sabar menemani Risyad mengulangi rutinitas tiap pagi untuk mengecek perlengkapan sekolahnya sebelum berangkat.
Jam 6.15 Runa sudah harus siap di balik kemudi mobil dan mengantar anak-anak ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Runa tidak bisa langsung kembali pulang. Karena jadwal masuk sekolah Rumaisha sebenarnya adalah jam 8 pagi, 1 jam lebih siang dibanding jadwal Risyad, maka Runa masih harus menunggui Rumaisha hingga gadis kecil itu masuk ke dalam kelas.
Selewat jam 8 pagi, barulah Runa memiliki waktu yang agak senggang. Dia punya waktu 3 jam, hingga jam 11 siang, sampai Rumaisha pulang sekolah. Biasanya ia memanfaatkan waktu ini untuk berbelanja, mencoba resep masakan baru untuk Risyad dan Rumaisha, bersantai menonton drama Korea atau untuk hobinya menulis. Karena setelah anak-anak pulang sekolah, Runa tidak akan punya waktu sendiri. Dia akan sibuk kembali membersamai anak-anak makan siang, tidur siang, mengaji, bermain, belajar dan mengerjakan tugas sekolah hingga makan malam dan anak-anak terlelap kembali.
Itu mengapa saat Prima Ganesha beberapa kali mengajaknya bertemu, Runa selalu mengelak karena jadwalnya memang sesibuk itu. Saat akhir pekanpun, otomatis seluruh waktu Runa adalah untuk anak-anaknya. Itu mengapa ketika Ganes mengajak bertemu di hari Sabtu, Runa justru menawarkan bertemu di hari kerja saat coffee time, karena ia memang hanya punya waktu kosong selama 3 jam di hari kerja, dari jam 8 pagi sampai jam 11 siang.
* * *
Restoran tempat Runa janji bertemu dengan Ganes masih sepi ketika ia tiba pukul 8.30, 30 menit sebelum waktu janjian mereka. Itu adalah sebuah restoran cepat saji 24 jam. Hanya ada beberapa pengunjung pada jam sepagi itu. Dua orang muda-mudi yang tampak seperti mahasiswa duduk di pinggir ruangan. Hanya memesan beberapa menu, dan sibuk dengan laptop dan kertas-kertas yang berserakan di antara mereka. Biasanya pengunjung seperti ini memanfaatkan fasilitas wifi gratis di restoran untuk mengerjakan tugas.
Ada juga dua orang perempuan, barangkali 20-30 tahunan dengan balutan pakaian formal, yang sedang ngobrol di tengah ruangan. Barangkali mereka karyawan di perusahaan yang kantornya di dekat restoran tersebut, sedang sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU YANG SALAH
RomanceWORK SERIES #2 Tidak ada yang salah dengan rasa cinta. Tapi jika ia hadir di waktu yang salah, apakah ia masih bisa disebut cinta? ((Cerita ini merupakan salah satu dari beberapa cerita para penulis Karos Publisher tentang aplikasi kencan online: Ma...