Bab 45 - 46 (Gembel)

14.1K 1.3K 422
                                    

Nih 2 bab sekaligus updatenya. Bilang apa? Lol. Canda sayang. Semoga suka sama bab ini ya.

#Farid

Setelah malam itu, malam terbaik yang pernah kuhabiskan bersama Bayu, hubunganku dengan Bayu langsung berubah jadi canggung. Aku sendiri pun bingung harus memulai obrolan dari mana. Jika kami bersisian ada di ruangan yang sama, maka kami berdua akan saling membisu. Meskipun begitu sungguh aku merasa bahagia sekali karena kesempatan untuk mendapatkan Bayu sepenuhnya tidaklah mustahil.

Kesimpulanku malam saat Bayu mabuk dan kerap kali berucap, 'Gara-gara si bangsat Elang pantat saya jadi sering gatal' bermakna ... ya gara-gara kejadian itu Bayu jadi merasa gatal ingin dimasuki sesuatu pantatnya. Mungkin karena waktu dulu permainan Elang hebat sekali kali ya hingga membuat Bayu keenakan hingga akhirnya ketagihan.

Ya. Di akhir persenggamaan kami juga Bayu berucap lirih, dia setres karena bingung dengan dirinya sendiri kenapa bisa-bisanya muncul perasaan ingin dimasuki dan memasuki. Aku paham betul apa yang dirasakan Bayu. Bedanya, kalo aku gak dibawa setres. Bingung sih iya. Cuma biarin ngalir begitu saja, lah.

"Bay," panggilku.

"I-iya, Rid?" Nah. Dia ikutan gugup sama sepertiku.

Atau ... coba kubahas kejadian semalam aja kali, ya?

"Soal semalam—"

"Jangan dibahas!" tukasnya cepat. "Se-semalam kesalahan. Saya lagi mabuk. Pikiran saya lagi gak sehat. Anggap aja semalam gak terjadi apa-apa."

"Errrr o-oke. Tapi—"

"Tapi apa, hah!? Kamu ngira saya ada perasaan sama kamu!? Saya nafsu sama kamu!? Nggak, Rid! Kemarin saya dipengaruhi alkohol! Udah jangan dibahas atau saya pukul kamu!"

Yah nampaknya emang gak bisa kubahas deh. Atau Bayu sebenarnya malu-malu kucing membahasnya? "Bay—"

"FARID!!! SAYA BILANG—"

"Iya-iya saya teh ngerti," tukasku balik menggunakan akses Sunda orang-orang sini. "Saya cuma mau bahas uang liburan sekolah. Gimana? Berhasil kamu ambil uang Ardi, Randi dan kawan-kawannya."

"Ya. Tapi cuma setengahnya karena tiket, biaya hotel kan sudah di-booking pihak sekolah sebagian."

"Terus kamu gimana, Bay? Mau ikut jadi panitia? Atau ikut cari Panji sama Ardi dkk. Kalo saya sih mau ikut bantu cari Panji. Jadi kalo bisa orderan untuk sementara ditutup, ya? Potong gaji saya gak masalah. Beneran saya dah khawatir banget sama tuh anak karena dah dua minggu belum balik juga."

Bayu menatapku sebentar lalu membuang muka. Tatapannya berubah jadi sendu dan tidak bergairah. "Sa-saya ikut. Saya jadi panitia."

Kecewa sih dengan jawaban Bayu barusan. Tapi mungkin dia sudah punya tanggung jawab untuk jadi panitia liburan di sekolahnya. "Oke."

"Rid saya mau nanya sama kamu. Penting. Kamu harus jawab jujur."

"Tanya apa?"

"Kamu gak pernah main sama Panji, kan?"

Jleb. Apa maksud dia tiba-tiba nanya begitu? Karena aku masih sayang nyawaku, kujawab, "Gak pernah, Bay. Gila aja saya main sama bocah ingusan kek dia."

"Bagus. Saya mau pacaran sama Tessa. Kamu jaga rumah, ya."

"Oke."

Kuantar Bayu sampai depan rumah. Dari kejauhan aku melihat seorang laki-laki datang menggunakan setelan olahraga. Rekan guru Bayu di sekolah, kah? Eh si Bayu kenapa tiba-tiba tegang dan matanya melotot seperti orang kerasukan setan. Dari yang asalnya takut, muka Bayu langsung berubah jadi bengis dan menakutkan. "Mau apa kamu ke sini," desis Bayu datar, penuh amarah.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang