25 : Apa yang udah Rendi lakuin sama kamu, Bay?

22K 1.6K 469
                                    

Gak sengaja lihat komen di atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak sengaja lihat komen di atas. Duh, saya jadi mikir nih. Emang bener, gak kerasa udah setahun lebih aja nih cerita. Kalo gak salah saya juga pernah menyapa kalian pas bulan puasa tahun lalu. Intinya sih, saya mau bilang makasih sama kalian yang sedari awal baca kisah cinta Pak Bayu dan Panji. Makasih banyak dukungannya.

Jika mau berterima kasih, suport saja saya dengan nge-follow, vote sama komen ya temen-temen. Cerita ini bakal saya tulis sampai TAMAT di wattpad meskipun tetap bakal saya buat PDF atau mungkin novel khusus kalian yang pengen koleksi. Jadi, yang lagi gak punya uang, jangan khawatir, cerita Pak Bayu bakal saya tulis sampai Pak Bayu sama Panji bahagia.

Selamat membaca.

Semoga suka.

#Pak Bayu

Ada begitu banyak orang emosi di dunia ini. Ada yang bisa menahan, ada juga yang lepas kendali seperti emosiku beberapa saat yang lalu.

Banyak orang bilang aku orang hebat, tapi sebenarnya tidak demikian. Untuk mengontrol emosi saja aku gak mampu, so, di mana letak kehebatannya? Malah menurutku emosi yang lepas kendali itu hanya akan menimbulkan luka kepada orang lain, tanpa terkecuali.

Sejujurnya aku punya teman psikiater. Katanya, aku memang mengidap bipolar disorder, walau sifat emosian yang kupunya sudah bawaan dari lahir. Paket lengkap, bukan?

Kayak sekarang, aku kebingungan

"Farid, pergi kamu," ujarku dengan napas terengah-engah berat.

Dia menggeleng. "Bay, udah udah kamu tenang ya? Kamu mau apa? Biar saya cari sekarang juga."

"Pergi!" sentakku sembari berjalan ke arah toilet. Langsung kunyalakan shower lalu kuguyur seluruh tubuh dengan air, berharap emosi di dalam diriku perlahan-lahan mereda. Bangsat! Nih orang kenapa masih saja ada di sini!? "Rid, kau mau saya pukuli kayak tadi, hah!?"

"Bay, please. Ayo mending kita istirahat aja, saya temenin."

"Saya gagal ... saya gagal, Rid. Saya gagal jadi panutan Panji."

Panji, di antara semua hal, aku selalu ingin melihat dia tersenyum, tertawa, bahagia. Semua emosiku bisa langsung hilang jika melihat dia tertawa lepas, sama halnya ketika dia ada di sekolah. Jika aku pusing mikirin siswa nakal, biasanya yang menjadi obatku agar tetap tenang adalah dengan melihat senyum Panji. Dia sungguh anak hebat. Hidupnya lebih drama dan susah dari sinetron, tapi dia gak pernah mikirin soal kehidupan susahnya, melainkan terus fokus untuk menatap masa depan dan orang-orang di sekelilingnya.

Panji, dia pernah menyelamatkan hidupku. Dia juga pernah menepis semua ketakutanku pada malam itu. Kurasa dia tak ingat, tapi lebih dari apa pun, aku bersumpah akan memastikan kehidupannya baik-baik saja. Perkataannya waktu itu telah menarikku dari lembah keputusasaan tak bertepi menuju sisi indahnya hidup di galaksi bimasakti ini.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang