33 : Hah!?

15.5K 1.3K 153
                                    

#Panji

Sejak insiden di kamar mandi, kukira malamnya aku bakal susah tidur, bakal terus kepikiran, bakal terbebani, tapi entah kenapa aku malah merasa damai. Suara desau air bagai lagu pengantar tidur. Pun dengan suara hujan dan derak pohon di samping rumah. Perasaanku aman terkendali. Ternyata jika aku lebih memilih untuk ikhlas dan menyerahkan segala urusan kehidupanku kepada yang di Atas, seberat apa pun masalahnya tetap bisa kuatasi dengan lapang dada. Ya. Mungkin karena sekarang aku ikhlas melepas Mas Bayu. Dia adalah sosok yang gak akan pernah kugapai dan kurengkuh untuk masuk dalam percintaan kehidupanku.

Kala hujan merabak begitu derasnya, kantuk benar-benar membelenggu diriku. Sebentar lagi aku akan terlelap dalam gelap. Ya, sebentar lagi andai saja telingaku tidak mendengar suara pintu terbuka. Kantuk yang sedari tadi membelenggu seakan langsung kabur tunggang-langgang digantikan dengan rasa takut. Apa orang yang membuka pintu kamarku adalah Mas Bayu? A-apa aku telah melakukan kesalahan lagi?

Keringatku mulai rembes keluar padahal malam ini sedang hujan. Ah, aku pura-pura tidur saja.

"Panji, lo dah tidur?"

Sialan. Ternyata Bang Farid. Nyesel aku takut sampe ngeluarin keringat.

"Belum, Bang. Dah ngantuk sih."

"Gue ikut tidur di sini, ya?"

"Boleh, Bang. Sini."

Bang Farid ikut masuk ke dalam selimut. Dia memakai celana bokser pendek dan kaus kutung warna hijau army. Setelah ada jeda cukup lama, Bang Farid mengusap-ngusap rambutku menggunakan tangan kanannya. Aku merasa sedang dikuatkan, atau memang itulah tujuan dia mengusap-ngusap rambutku. Kan? Jika ada banyak orang yang mendukungku dimulai dari sahabat-sahabatku di sekolah, bahkan Bang Farid, aku harus kuat. Aku harus bisa melewati ini semua.

"Ji, kalo boleh tahu apa yang bikin lo suka sama si Bayu?" tanya Bang Farid sembari menatapku.

"Karena Mas Bayu guru seksi, lah, Bang."

Bang Farid tergelak. "Ya, saya tahu. Banyak cewek bilang kalo si Bayu itu punya tubuh sama wajah yang seksi. Selain itu? Masa sih sukanya karena fisik doang," sahutnya.

"Ya nggak juga. Banyak hal yang bikin gue suka sama Mas Bayu kok, Bang. Bagi banyak orang kegalakan Mas Bayu itu merupakan sisi negatif yang sangat disayangkan, tapi, kalo bagi Panji mah justru jadi nilai plus. Karena setiap Mas Bayu galak, pasti ada niat baik yang dia sisipkan. Bahkan soal kehomoan gue, Bang," jawabku. Jeda sejenak sebelum melanjutkan. Entah kenapa topik ini sangat sensitif buatku tapi entah kenapa juga aku harus bilang. "Niat Mas Bayu memarahi gue pasti ada maksud baik yang dia sisipkan. Entah biar gue bisa berubah supaya gak homo lagi, atau supaya aku bisa menekan perasaan menyimpang ini. Yang jelas, tiap Mas Bayu marah, insya Allah Panji gak akan kecewa."

"Haish," hela napas Bang Farid sambil geleng-geleng kepala. "Lo itu orang baik, Ji. Harusnya si Bayu bisa lihat sisi kebaikan dalam diri lo. Tapi setelah mendengar soal masa lalu Mas Bayu, meski rasanya berat mewajarkan, tapi ya apa yang Bayu lakuin terharap lo itu gak bisa gue salahkan. Lo tolong ngerti dan jangan balik membenci si Bayu ya?"

Masa lalu? Ah ... sudah, stop mikirin terus guru seksi itu hehe. Nanti kalo baper lagi gimana? Tersiksa lagi kan perasaanku. Jadi kujawab, "Panji gak akan pernah membenci Mas Bayu, Bang. Kalo soal itu bisa Panji janjikan. Tenang aja hehe."

"Bagus. Kalo sifat kamu terus begini, hubungan kalian berdua pasti akan kembali seperti semula. Pegang omongan gue," timpal Bang Farid yakin. Namun sayangnya, Bang, maaf gue dah mutusin pergi dari rumah ini. Jadi, meski hubungan gue gak kayak dulu lagi, sungguh, gue gak masalah.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang