Sedikit kilas balik bab sebelumnya :
Karena emosi Mas Bayu kemping bersama Bang Farid naik gunung tanpa mengajaknya, Panji pun tanpa sadar mencurahkan isi hatinya soal kenapa dia marah, dia nangis kepada Bang Farid. Lalu saat tersadar, Panji kaget dengan dirinya sendiri karena gara-gara emosinya dia pun mengakui pada Bang Farid kalo dia cinta sama Mas Bayu.
PS. Konflik puncak antara Bayu dan Panji sebentar lagi, ya! Semoga masih setia menunggu.
#Panji
"Bang lupain apa yang gue bilang ba-barusan. Gue bohong kok."
Bang Farid tidak menjawab. Dia terlihat kayak orang linglung, natap aku sekilas lalu membuang muka ke kanan-kiri sambil menggaruk rambutnya yang kuyakin tidak gatal. Jantungku berdetak cepat karena capek habis lari tunggang-langgang--walau akhirnya ketangkap-- semakin berdetak santer karena apa yang kusembunyikan selama ini akhirnya diketahui oleh dua orang, Keke dan Bang Farid. Aku bingung harus bereaksi seperti apa lagi. Satu-satunya yang kupikirkan sekarang adalah pergi sejauh yang aku bisa dari hadapannya.
Tanpa bilang apa-apa lagi, aku jalan mencari jalan setapak. Mending aku pulang saja, sebelum situasinya semakin runyam.
"Ji, tunggu. Jangan pergi."
"Maaf, Bang. Gue belum izin sama Tante Rara, gue takut beliau khawatir."
"Udah ikut kemping aja. Kita pikirin alasan kenapa lo ada di sini kalo ditanya si Bayu. Tapi jangan bilang ... errrr ... yang aneh-aneh dulu sama dia, ya? Kondisi mental dia belum benar-benar pulih," balas Bang Farid yang langsung kujawab dengan gelengan kepala.
"Gak usah, Bang. Gue balik aja. Maaf sudah ganggu waktu kalian berdua. Soal yang tadi lupain aja, gue gak ada maksud ngerebut Mas Bayu dari Abang."
Bang Farid memegang tanganku lalu membawaku kembali naik ke atas, menuju tenda. "Si Bayu lagi cari spot buat kencing, kayaknya dia belum balik." Aku nunduk, bingung sendiri sambil natap tanah. "Hahaha tenang aja, Ji. Gue sama si Bayu cuma sahabat kok. Murni temenan yang sampai kapanpun gak akan berubah haluan jadi perasaan cinta. Jujur aja gue syok soal perasaan cinta lo sama si Bayu. Sumpah, gue gak nyangka! Tapi bagi gue gak aneh kok. Toh gue udah merasakan dunia sejenis juga sejak pengalaman pertama kita dulu. Nah sekarang gue mau nanya nih sama lo, lo udah homo sebelum kita ketemu kan dan lo pura-pura suka sama cewek?" Bang Farid cengengesan, kurasa dia ingin membuat suasananya jadi enak buat berdiskusi ringan.
Kusikut bahu Bang Farid keras. "Enak aja! Gue beneran suka cewek kok! Cuma ya, kalo soal tertarik sama laki-laki emang udah dari dulu. Gue dah jatuh cinta sama Mas Bayu dah lama," balasku mencoba untuk asik, eh jatuhnya malah terkesan panik.
"Sialan lo haha. Jadi sebenernya lo seneng kan kita ML dulu di toilet mall? Banyak orang bilang kan gue ganteng. Artinya berkah banget ya karena saat itu gue beneran penasaran gimana rasanya lubang anus."
Aku menggeram. "Berkah dari mana! Asal Bang Farid tahu, gue itu top! Gue lebih seneng nusuk lubang. Ngerti? Jadi pas waktu itu gue gak seneng ya, malah menderita karena Bang Farid gak mau ngasih lubang Bang Farid sama gue." Walau aku ngerasa gak yakin akan hal itu. Bisa aja kan seiyanya aku jadian sama Mas Bayu, dia gak mau jadi bottom?
Laki-laki sangar ini tersenyum menawan. "Haha iya-iya. Gue merasa gak aneh akan hal ini, cuma gue kaget aja soal lo jatuh cinta sama si Bayu. Emang sih, dia teh ganteng. Saya aja sering kepikiran buat ML sama dia. Pasti enak. Apalagi tubuh si Bayu selalu wangi."
Mendengarnya jujur aku kesal. Kutatap Bang Farid sengak sambil siap-siap memukulnya. "Bang Farid sengaja ya bikin gue cemburu!? Asal Bang Farid tahu, Bang Farid berhasil bikin gue selalu cemburu! Gue gak punya fisik setampan Bang Farid, gue gak punya fisik sekuat Bang Farid, gue gak punya apa-apa, gue cuma remaja tolol yang suka sama gurunya sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Seksi [MxM] [Re-make]
Romance[21+] Kisah Pak Bayu dan Panji :) Bab 58 ke atas saya ubah total. Jadi, kalian bisa baca ulang karena alurnya, konfliknya, semuanya bakal baru belum kalian baca.