11

32.6K 1.5K 109
                                    

#Panji

Ketika Mas Bayu bilang aku harus tidur di kamarnya aku senengnya bukan main. Malah dari tadi aku gak bisa menyembunyikan senyum bahagiaku. Kenyataan semacam ini tak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiranku. Malahan, dari miliar manusia yang mungkin menginginkan Mas Bayu, aku adalah satu-satunya orang beruntung yang bisa mendapatkan kesempatan ini.

Sebelum tidur, Mas Bayu mengajakku gosok gigi, cuci muka, terus makan makanan ringan. Bang Farid? Dia udah ngorok dari tadi, kayaknya kelelahan habis macet-macetan dari Jakarta ke Bandung.

"Ayo, Ji. Kita tidur."

"Mas, aku ti-tidur di ruang tamu juga boleh kok."

Tolol!

Kenapa aku malah ngomong gitu? Niatnya ingin basa-basi, eh tololnya malah kumat.

"Udah kamu tidur di kamar Mas Bayu aja, luas kok kasurnya."

Coba kalo sempit, aku bisa ndusel-ndusel. Ughhh, Mas Bay ... laki-laki sempurna ini harus kuapakan malam ini ya?

"Ngapain bengong. Ayo masuk."

"I-iya, Mas Bay."

Sesampainya di dalam kamar, napasku langsung tertahan ketika Mas Bayu dengan entengnya melepas baju dan celana pendek yang dia kenakan. Tuing. Burungku otomatis menggeliat-geliat di dalam celanaku. Seksi banget pria ini! Maksudku, betapa jantannya tubuh Mas Bayu, tubuhnya kekar yang pas gak berlebihan, bahunya lebar, tingginya kayak pemain bola, rahangnya tegas, matanya tajam, ditambah wajahnya ganteng gak ketulungan. Mirip-mirip lah sama Bang Farid, bedanya Mas Bayu tegas versi rapihnya sementara Bang Farid tegas versi urakannya. Dua-duanya sama-sama mempesona.

Kukira Mas Bayu bakalan tidur shirtless, tapi ternyata dia jalan ke lemari untuk mengambil kaus oblong dan celana boxer padahal aku belum selesai mendeskripsikan betapa seksinya bagian bawah Mas Bayu. Dia memakai celana dalam putih ketat, pahatan pantatnya otomatis tercetak kencang, di bagian depannya menonjol penis yang kurasa sangat besar sekali, sementara bagian pahanya terdapat bulu-bulu halus yang terus merambat ke bagian kaki.

Efeknya? Burungku udah tegang maksimal. Tubuh Mas Bayu itu seksi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semuanya sempurna. Bahkan bulu-bulu yang dia miliki menambah kesan jantan dan perkasa sebagai seorang laki-laki. Setelah dewasa nanti aku ingin punya tubuh seperti Mas Bayu.

"Ayo, Ji. Kita harus ke sekolah besok."

"I-iya, Mas."

Setelah Mas Bayu tidur telentang di atas kasur, aku mengikutinya dari samping. Jantungku deg-degan. Inginnya sih menerkam Mas Bayu kemudian menciumi kulitnya dari wajah sampai paha, tapi, ah yang ada aku langsung dibunuh saat itu juga.

"Jangan terlalu jauh, Ji. Nanti selimutnya lepas. Sini tidurnya lebih deket," kata Mas Bayu membuatku semakin deg-degan.

"I-iya, Mas."

Niat awalnya aku bergerak sedikit, eh malah kebablasan jadi deket banget sama Mas Bayu, bahkan bahu kami sampai bersentuhan. Bu-bukan mauku kok! Itu disuruh Mas Bayu supaya aku lebih deket sama dia.

Selama 1 menit lamanya aku gak mampu berkata-kata. Mau ngobrol sebenarnya, tapi apa yang mau diobrolin?

Eh? Aku kan bisa nanya-nanya soal pertemanan Mas Bayu dengan Bang Farid. "Mas Bayu dulu kan sekolahnya sama dengan Bang Farid? Sekolah di Jakarta?"

Sialan. Mas Bayu malah udah tidur. Ah gak asik nih. Padahal aku udah mikir macem-macem bakal berbuat mesum sama Mas Bayu meski kalo dipikir pake logika gak mungkin juga. Dia straight. Totally straight.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang