Next kalo sudah 900 komen Sabtu depan update! (Jangan spam kek p p p p atau spam komen satu kata satu kata ya. Bakal saya hapus.( Bab sebelumnya nyampe 1000 kok, jadi hal ini gak akan memberatkan kalian :p kenapa sih harus ada target-target segala? FYI, saya baca semua komen kalian. Saya baca dan saya bahagia bacanya karena kalian seantusias itu ternyata. Plus, banyak dari ide kalian yang menginspirasi saya, jadi, sampai jumpa Minggu depan.
#Panji
Hari ini aku sedang dalam perjalanan menuju panti untuk membereskan masalah yang sudah kuperbuat didampingi Mas Bayu, Tante Rara, Om Fadli dan Bang Farid. Jelas, di sana aku dimarahi habis-habisan oleh pengawas yayasan, bahkan oleh Pak Furqon salah satu guru di sana yang tabiatnya sama galaknya kayak Mas Bayu. Aku nangis bukan karena dimarahin habis-habisan sama mereka, melainkan karena perbuatanku sudah merepotkan banyak orang, terlebih keluarga Mas Bayu.
Kalo sudah begini kadang aku selalu merasa rendah diri. Aku ini siapa sih sampe-sampe banyak pihak yang direpotkan dengan ulahku?
Padahal sudah untung ada yang mau ngurus, mau kasih makan, mau kasih tempat tinggal entah pihak panti atau yayasan.
Harusnya aku bersyukur. Aku masih bisa menempuh pendidikan sampai sekarang. Meskipun begitu, berat rasanya bilang apa yang kulakukan 3 minggu kemarin adalah salah. Bagaimanapun aku ingin hidup mandiri, menghidupi kehidupanku sendiri. Berat karena 3 minggu kemarin aku sudah berjuang dengan keras, walau tak ada yang melihat perjuanganku.
Aku sudah nahan lapar berminggu-minggu, aku sudah melakukan segala cara supaya bisa bertahan hidup sampai-sampai aku berani cari makan di tong sampah.
Semakin aku dimarahi, semakin cepat Mas Bayu ingin menyelesaikan masalah ini. Sisanya diserahkan ke Tante Rara dan Om Fadli soal mulai detik ini keluarga mereka akan menghidupiku sampai aku lulus kuliah.
Fyuh. Satu masalah lagi beres.
Sekarang tinggal masalahku dengan teman-temanku mengingat Bang Farid bilang kalo Kang mereka kecewa berat dengan tindakanku. Bang Farid bilang juga mereka selalu mencariku setiap hari bahkan mereka gak ikut study tour demi mencari keberadaanku.
"Jangan kasih dulu mereka kalo Panji sudah ketemu, Rid," bisik Mas Bayu pada Bang Farid.
"Lho kenapa? Ini mau saya telepon si Ardi, Bay."
"Panji masih syok. Dia perlu istirahat. Udah nanti aja. Sekarang saya mau ke sekolah buat beresin soal absen Panji selama 3 minggu ini dan menjelaskan apa yang terjadi. Kamu jaga Panji ya. Terus nanti sore kita berangkat ke keluarga Malik buat ...," ucap Mas Bayu menggantung sambil menatap diriku.
"Siap, Bay."
"Panji i-ikut, Mas."
"Udah Panji istirahat aja ya. Mas sama Farid gak akan ke mana-mana kok."
"Tapi ...."
"Ingat, Rid. Jaga! Ikuti ke mana pun dia pergi. Soal orderan merchandise atau orderan bingkai dan kerajinan tangan lainnya, saya udah tutup sementara jadi gak akan ada yang order lagi. Di website juga sudah saya close. Fokus kamu sekarang sama Panji seorang. Soal gaji, tenang saya bakal tetap bayar kamu seperti biasanya. Kamu ngerti?"
"Siap, Bos!"
Hmmm ceritanya Mas Bayu sedang berbisik pada Bang Farid walau sebenarnya aku merasa kalimat itu ditunjukkan padaku supaya aku gak berani macam-macam lagi dengan pergi dari rumah.
So, akhirnya hanya aku dan Bang Farid yang pergi ke rumah berdua saja.
(;;;・_・)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Seksi [MxM] [Re-make]
Romance[21+] Kisah Pak Bayu dan Panji :) Bab 58 ke atas saya ubah total. Jadi, kalian bisa baca ulang karena alurnya, konfliknya, semuanya bakal baru belum kalian baca.