Warning! Di bab ini ada bagian ena-ena sedikit, yang gak suka, yang masih dibawah umur, fokus saja baca alur cerita, loncat adegan dewasanya oke? Percayalah, saya sendiri lebih suka alur cerita yang saya buat daripada adegan sex nya hehe.
#Panji
Orang pertama yang kulihat saat aku terbangun adalah Bang Farid. Ngapain dia di kamar Mas Bayu, ya? Terus di mana laki-laki ganteng itu sekarang?
"Sudah bangun, Ji?"
"Bang Farid kan bisa liat sendiri."
"Hehehe."
"Kenapa cengengesan?"
Dia memandang selangkanganku. "Gue cuma ... mandi yuk, Ji. Kebetulan gue juga belum mandi."
"Mas Bayu ke mana?" tanyaku.
"Pergi. Ada urusan."
"Urusan apa?"
"Ya urusan. Saya gak tau."
"Masa sih gak bilang?" tanyaku bingung.
"Nggak, tuh. Emangnya harus bilang ya?" tanyanya balik.
"Ya nggak musti juga. Ya sudah ayo kita mandi, Bang."
Dia tersenyum lebar kemudian dengan semangat menarikku ke kamar mandi. Aku sudah curiga, pasti Bang Farid ada maunya mengajakku mandi bareng. Ternyata benar, kan. Saat tubuh kami berdua telanjang tiba-tiba dia memelukku dari belakang.
"Bang ngapain meluk gue?"
"Pengen aja, gak boleh?"
Mau gak mau kan aku jadi mempertanyakan. "Bang sebenernya lo gay, ya?"
"Hush ngawur, gue normal."
"Cowok normal gak mungkin meluk cowok pake berdiri lagi."
"Gue normal, Ji!" Dia meniup telingaku membuatku menggelinjang kegelian.
"Kalo lo gak mau ngaku, gue ogah mesum-mesuman sama elo."
Bang Farid tersenyum tipis, bisa kulihat dari kaca toilet. "Jadi kalo gue ngaku, lo mau mesum-mesuman sama gue?"
"Tergantung." Padahal mah tanpa ada syarat apapun aku mau banget! Kalo soal perasaan, aku cintanya sama Mas Bayu. Sangat. Tapi kalo soal nafsu, Bang Farid juga punya badan hot dan bau keringat yang jantan. Siapapun pasti gak bakalan tahan. "Ya sudah sekarang lo ngaku, lo sebenernya homo terselubung, kan?"
Bang Farid berdecak. "Gue males menganggap gue gay, Ji. Buat apa melabeli diri sendiri dengan istilah begituan? Selama gue masih suka cewek, ya gue menganggap diri gue sendiri normal. Jadi jangan lo anggap gue gay, ya! Apaan. Gue normal kok. Gue sering liat tetek gede dan gue nafsu. Kalo gak percaya nanti gue buktiin sendiri."
Giliranku berdecak. Kurasa Bang Farid ini harga dirinya tinggi jadi dia males mengakui kalo sebenernya dia bisex. Suka cewek suka cowok. Dan, ya, hal itu terbawa ke kehidupan dia, menganggap dia laki-laki straight dan hal itu sudah tertanam ke alam bawah sadar dia. Wajar aja sih. Aku juga kan sama Bang Farid masih pura-pura suka cewek.
"Terus kenapa Abang kok bisa nafsu sama cowok? Pernah main sama siapa aja?"
"Sama elo doang kok, Ji. Sebenernya dulu gue sempet pengen ngewe sama si Bayu, tapi lama-lama gue gak tertarik. Mungkin karena gue udah nganggap dia sahabat deket kali ya. Sisanya cuma terbesit di dalam benak gue aja gimana rasanya ngewe sama cowok, tanpa pernah gue lakuin hingga elo pun muncul."
Oh jadi gitu ceritanya, tho. Pantesan Bang Farid bersikukuh menganggap kalo dirinya sendiri cowok normal.
"Jadi Abang pernah suka sama Mas Bayu?" tanyaku memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Seksi [MxM] [Re-make]
Romance[21+] Kisah Pak Bayu dan Panji :) Bab 58 ke atas saya ubah total. Jadi, kalian bisa baca ulang karena alurnya, konfliknya, semuanya bakal baru belum kalian baca.