22 - Satu Permintaan

23.5K 1.7K 334
                                    

"Ji, kenapa gak tidur?"

Satu kalimat terdengar lirih saat aku sedang mati-matian menahan birahi dalam diriku. Jam memang menunjukkan pukul 4 dini hari. Meskipun aku sudah tidur tadi sebelum tengah malam, tapi bukan berarti aku nggak ngantuk sekarang. Sejujurnya aku ngantuk tapi ... bagaimana bisa aku tidur di saat Mas Bayu mendekati telanjang sekarang!

Detik jam terus berputar, sementara waktu kian melaju.

Tahu-tahu pagi datang membawa sedikit rasa sakit yang masih tertinggal. Masih terngiang dengan jelas kalimat Bang Farid kemarin malam. Panji lo orang baru di sini, lo gak tahu apa-apa jadi sebaiknya lo nurut sama gue! Aku memang gak tahu apa-apa. Justru karena aku gak tahu apa-apa maka aku ingin mencari tahu. Tapi kurasa itu salah.

"Ji, udah bangun?" tanya Mas Bayu. Aku masih betah dalam dekapannya, enggan rasanya lepas barang satu detik pun.

"Sudah, Mas." Atau lebih tepatnya aku sama sekali tidak tertidur. Mas Bayu menguap. Dia masih mendekapku, dingin katanya, malahan kulihat dia mencoba kembali tertidur. "Mas Bayu udah jam 6, ayo siap-siap berangkat ke sekolah."

Dia menggumam, aku semakin tersiksa. Aku seakan sedang merasakan surga dan neraka sekarang. Di sisi lain aku menikmati posisi ini tapi di sisi lain aku tersiksa karena mustahil melampiaskan hasrat kotor ini.

"Ji ...," lirih Mas Bayu.

"Ya, Mas?"

Tak ada balasan.

Haha.

Aku sungguh beruntung sekali didekap Mas Bayu jadi maaf saya jutaan perempuan dan laki-laki di luar sana, aku adalah orang beruntung itu yang bisa merasakan hal itu.

"Panji ...," lirih Mas Bayu lagi.

Tanpa alasan yang jelas pipiku rasanya memanas.

"Ada apa, Mas?"

"Kamu ngaceng ya?"

Wadefuk!

Buru-buru aku menjauhi Mas Bayu walaupun sebenernya gak bisa karena Mas Bayu sedang mendekapku. "Hmmm i-itu ...," sahutku gelagapan.

"Haha santai aja kali, Ji. Itu ereksi pagi namanya. Mas juga ngaceng kok."

Ampun, Mas! Ampun! Apa maksudmu berkata seperti itu coba?

"Ehe hehehehe."

"Iya, Ji, itu ereksi pagi namanya. Masa kamu gak tahu?"

Tapi Mas Bayu, ereksiku saat ini itu karena kamu!

"Nggak, Mas. Panji jarang merhatiin."

"Kamu masih polos ya, Ji. Bagus bagus. Kalo si Farid bahas yang mesum-mesum sleding aja selangkangan dia sampe kanjutnya bengkak." Aroma tubuh Mas Bayu kembali tercium. Pekat sekali. Tapi tidak mengganggu, justru membuai indra penciumanku. "Si Farid pernah cerita apa aja sama kamu?"

"Ce-cerita apa ya. Soal kalian dah sahabatan sejak SMA?" jawabku.

"Cuma itu?"

"Iya, Mas."

"Panji tahu kan kalo Mas paling gak suka dibohongi?" katanya membuat bulu kudukku merinding ngeri.

"Tau dong. Siapapun gak suka dibohongi."

"Kalo gitu jujur, dia pernah cerita yang mesum-mesum gak?"

Haduh bukan hanya cerita tapi ngajak yang mesum-mesum!

"Ka-kayaknya nggak deh, Mas."

"Kok kayaknya? Jujur aja, nanti Mas ajak kamu jalan-jalan."

Jalan-jalan? Mustahil nolak! "Jalan-jalan ke mana?" balasku penasaran.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang