24 - Setengah Rahasia Terungkap

23.9K 1.5K 496
                                    

Bab ini panjang banget. Kalo dibagi-bagi, harusnya bisa dibikin 3 bab tapi GPP dah langsung aja jadi satu bab buat bonus karena update nya lama.

Masih suasana lebaran, saya Juna mohon maaf sebesar-besarnya jika punya salah ketika balas komentar kalian atau kesalahan-kesalahan lainnya yang gak disengaja. Mohon maaf lahir batin semuanya.

Di bab ini ada adegan sex. Saya tahu gak semua orang suka adegan panas, maka dari itu, loncat aja bagi kalian yang gak suka.

Kalo mau berterima kasih vote komen aja ceria ini.

Selamat membaca dan semoga suka.

Oh ya, next bab, sudut pandang (POV-nya) ganti ke Bayu ya. Ehe.

Nahasnya, saat aku hendak pergi sama Revan ke Braga, Tante Rara dan Om Fadli sudah pulang ke rumah beserta satu orang yang belum pernah kutemui. Dia ganteng. Gantengnya mirip Om Fadli. Apa mungkin ... benar! Bukankah orang itu mirip dengan seseorang yang ada di foto keluarga rumah ini? Apa jangan-jangan dia sodaranya Mas Bayu?

Jika memang benar, gak kenapa-kenapa sih. Cuma aku kaget aja. Kenapa bisa Om Fadli punya anak yang ganteng dan seksi-seksi. Apa karena Om Fadlinya juga seksi? Errrrrrr ... itu memang gak bisa dipungkiri, Om Fadli itu tipe Ayah seksi yang pasti bakal digilai tante-tante arisan. Aku aja mau kok ... emmm ... kalo kata bahasa Bang Farid mah, ngent*t sama dia.

"Kamu pasti Panji ya?" kata ... siapa namanya ya? Aku lupa. "Saya Rendi, Kakaknya si Bayu," lanjut dia sambil menyalami tanganku.

Namanya mirip dengan sohibku si Randi. Semoga gak ketuker dah. "Aku Panji, Bang." Aku manggil dia Bang aja kayaknya. Kalo Mas, nggak dah, itu panggilan sayangku sama Mas Bayu.

"Si Ba-yu ma-mana," kata Bang Rendi tergagap-gagap cemas.

Tante Rara dan Om Fadli seketika menoleh. Dia terlihat ketakutan ketika Bang Rendi menanyakan perihal Mas Bayu. "Mas Bayu lagi ke Braga sama pacarnya, Bang," kataku sedikit gondok. Namun anehnya, Tante Rara dan Om Fadli langsung bernapas lega.

"Oh gitu ya."

"Itu siapa, Ji?" tanya Om Fadli sambil menunjuk Revan.

"Maaf sebelumnya, Om, Panji habis kecelakaan ringan lalu teman-teman Panji datang menjenguk. Mereka semua sekarang ada di kamar Panji. Jadi maaf kalo kedatangan mereka bikin Tante sama Om gak nyaman," kataku sungkan.

"Hush gak baik ngomong kayak gitu di depan temenmu itu, Ji. Jangan khawatir. Kamu bebas bawa temen kamu ke rumah ini, malah Om seneng, suasana rumah ini bakal rame. Bener kan, Ma?" balas Om Fadli membuat suasana hatiku langsung menghangat. Sungguh ... pembawaan Om Fadli berwibawa sekali. Aku semakin segan padanya. "Soal luka kamu tapi sudah diobati, kan?"

"Sudah, Om. Kemarin sama Mas Bayu dan Bang Farid."

"Farid? Heee jadi itu anak sudah di sini ya. Panggilin dia, Ji."

"Siap Tante."

Sebenarnya aku mau bilang sial karena dengan datangnya Om Fadli aku jadi gak bisa pergi ke Braga buat menyusul Mas Bayu. Tapi jika kukatakan itu gak tahu diri banget aku. Maka dari itu, kuajak Revan kembali ke kamarku. Ketika sampai di sana, teman-temanku ternyata sudah mau pulang, kecuali Kang Ardi dan Randi. Mereka katanya mau nginep di sini jika boleh.

Seakan punya temen badboy di sini, Bang Farid kayaknya semangat banget pas Kang Ardi bilang mau nginep. Tanpa pikir panjang dia langsung nelepon Mas Bayu. "Bay, si Ardi sama si Randi katanya mau nginep boleh gak?"

" ..."

"Apa? Asal izin dulu sama orang tua mereka?"

" ..."

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang