Bab 61

6.9K 293 30
                                    

#Panji

Sakit sekali rasanya dipukul Bang Farid hingga aku terjengkang ke belakang. Kurasa pukulan itu merupakan bentuk amarah, kekesalan, kesedihan karena Mas Bayu lebih memilihku daripada Bang Farid. Well, memang aku sendiri yang meminta Bang Farid untuk memukulku, tapi kan nggak sekeras itu!

Akibat tindakannya barusan, Mas Bayu terlihat berang dan murka. "Minta maaf kamu Farid! Cepetan minta maaf ke Panji!"

Bukannya minta maaf, Bang Farid malah mundur beberapa langkah sembari menatap Mas Bayu penuh kecewa lalu dia pun pergi menembus malam tanpa mengucapkan apa-apa.

Hening. Hanya suara debur ombak yang terdengar pilu sekarang ini.

Sesekali aku mencoba berdeham untuk mencairkan suasana, namun suasana beku ini ternyata sukar untuk dihilangkan. Pada akhirnya, yang kulakukan hanya berdiam diri sambil memeluk lutut di atas pasir malam sambil memikirkan keabsahan persoalan status antara aku dan Mas Bayu. Artinya kan aku dan Mas Bayu sekarang sedang pacaran, kan? Soalnya jawaban Mas Bayu tadi katanya milih aku. Benar, kan? Toh tadi aku tuh menyatakan cinta lalu mengharap jawaban. Ta-tapi ..., kenapa walaupun aku merasa senang, aku tidak merasa benar-benar menjadi pasangan Mas Bayu.

Terlalu muskil. Sosok Mas Bayu yang begitu ganteng ini, seksi ini, kekar ini malah lebih memilih aku yang asal-usulnya aja nggak jelas? Sisi lain dalam diriku mungkin akan berkata, hadeh terus aja merendah, nggak PD, ngerasa nggak pantes! Mau sampai kapan, ha!? Ya aku tahu kok aku  gini terus pemikirannya! Tapi masuk akal kan soalnya aku memang bulukan dibandingkan Mas Bayu yang begitu sempurna!

"Ji, ayo kita ke kamar. Udah malam. Nggak ada yang mau kamu bicarakan lagi, kan?"

Sebenernya ada tapi aku menganagguk untuk menjawab pertanyaan Mas Bayu lalu mengikuti dia dari belakang. Setelah sampai di kamar, Mas Bayu melepas pakaian bagian atasnya sehingga sekarang telanjang dada menampilkan otot-ototnya yang begitu sempurna. Aku menunduk nggak berani natap terlalu lama soalnya seksi banget coy!

"Sini, Ji. Kita tidur."

Aku mengangguk lagi lalu melepas celanaku sehingga hanya menyisakan celana bokser dan kaus polos. Aku tidur di samping Mas Bayu yang sedang menyimpan telapak tangannya di belakang kepala sehingga ketiak yang ditumbuhi bulu-bulu seksinya terbentang. Aku menelan ludah melihatnya. Ingin sekali aku tidur di antara ceruk ketiaknya yang pasti beraroma manly dan segar.

Sama sepertiku Mas Bayu nampaknya nggak bisa tidur. Bedanya jika aku sedang cenat-cenut nggak nyangka tadi Mas Bayu bilang lebih memilihku, sementara Mas Bayu sayangnya nggak bisa tidur karena mencemaskan Bang Farid. "Kok Farid belum pulang ya, Ji? Udah tengah malam ini. HP-nya juga nggak aktif."

Kuambil ponselku sambil berkata, "Bentar aku coba tanya Kang Ardi ya, Mas."

"Iya silakan, Ji."

"Hmmm katanya Bang Farid sedang sama Kang Ardi, Mas. Jadi aman. Mereka sedang di hotel sambil minum-minum."

"Minum apa?"

"Ko-kopi kayaknya. Malam-malam begini kan enak buat minum kopi." Duh alasan apa pula. Harusnya malam-malam begini jarang orang minum kopi karena mengakibatkan susah tidur.

"Tapi beneran Farid sedang sama Ardi, Ji?"

"Iya, Mas. Nih lihat Kang Ardi kirim foto Bang Farid sedang ... na-nangis." Mas Bayu melihat HP-ku lalu mendesah tanpa berkata apa-apa. "Mas Bayu boleh aku nanya?"

"Silakan."

"Mas beneran yakin lebih milih aku daripada Bang Farid? Sejujurnya aku sangat bahagia sekali mendengarnya, tapi setelah dipikir-pikir aku akan lebih bahagia jika Mas nanti bahagia bisa hidup berdampingan dengan pasangan Mas Bayu. Jika orang itu Bang Farid, aku akan berusaha ikhlas dan move on. Sekarang mah aku merasa cukup dengan Mas Bayu menerima orientasi seksual aku yang menyukai laki-laki. Kenyataan itu melegakan Panji, Mas. Nggak kayak dulu Mas menolak orientasi Panji dan menghinakan Panji, tapi sekarang beneran aku sangat bahagia dengan Mas Bayu bisa menerima diri Panji yang penuh cela ini," ungkapku sambil tersenyum tulus. Mungkin ucapan ini akan kusesali nanti di masa depan jika Mas Bayu berubah pikiran jadi memilih Bang Farid. Tapi aku terus meyakinkan diri percuma aku merasa bahagia seorang diri jika Mas Bayu ngerasa tersiksa hidup denganku.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang