49 - 50 : SUDAH CUKUP!!!

15.9K 1.5K 1.2K
                                    

Buat yang gak pernah lelah nanyain kapan update cerita ini, saya juga akan semangat pantang lelah buat bilang, "Kalo sudah target tercapai, Minggu depan update." Target sekarang 750 komen ya.

Btw mau cerita dikit karena ini penting!

Soal di bab sebelumnya mas Bayu nangis, terus kok pada bilang Mas Bayu cengeng? Saya merasa gagal jadi penulis nih :( padahal karakter bayu saya tulis kuat, gagah. Hanya karena dia sekali nangis, gak bererti dia cengeng ya. Kalo dalam bahasa Sunda kondisi mas Bayu di bab sebelumnya itu disebut "kasibat." Kasibat tuh apa ya, semacam seseorang lepas kendali karena memikul, menahan semua emosi dalam diri dia, semua beban masalahnya di dalam hati hingga akhirnya di suatu waktu pecah dan dia pun lepas kendali kayak orang kesurupan. Di kampung saya banyak banget orang yang kasibat, termasuk sodara saya. Masih anget terjadi beberapa Minggu yang lalu. Ada 3 orang dalam seminggu.

Dia teriak-teriak tiba-tiba. Bukan kesurupan, tapi teriak-teriak menyalahkan dirinya sendiri, padahal dia gak pernah nangis di depan orang-orsng. Dia kuat. Mas Bayu juga sama. Emosinya langsung pecah gak bisa dia kontrol setelah melihat dengan kepalanya sendiri seorang Panji, orang yang sangat dia sayang cari makan di tong sampah.

So guys, silakan komen sampai 750 biar Minggu depan update. Tapi jangan spam ya! Soalnya percuma yang span komennya satu kata satu kata bakal saya hapus :p saya paling seneng baca komen kalian. Dari komen kalian juga cerita ini bisa terbentuk. Kalo boleh jujur, saran kalian banyak yang keren dan bagus-bagus lho. Maka dari itu sorry kalo keinginan kalian gak semuanya bisa saya penuhi

Selamat membaca dan semoga suka. Sekali lagi sorry kalo tak sesuai harapan.

#Panji

Setelah diinterogasi semalaman dan pagi tadi, siang hari akhirnya aku diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Kenapa aku diinterogasi? Alasannya karena setiap ditanya di mana tempat tinggalku, aku selalu mengelak. Pun, saat aku ditanya habis makan apa, aku bersikukuh habis makan dari warteg padahal jelas-jelas muntahanku daun singkong semua. Selain itu ada warga ngadu kalo aku sering ngambil daun singkong di kebun secara diam-diam.

Jelas!

Hal itu membuat Kang Malik dan Pak DKM curiga. Terpaksa ya aku jujur plus sedikit ada bumbu kebohongan soal keinginanku ingin cari kerja di Bandung dan hanya bawa uang 15 ribu saja karena kondisi keuangan keluarga sedang susah. Aku juga cerita kalo selama ini aku makan sehari dua kali di tempat kerja yang sayangnya Kang Malik langsung gak percaya dan akan mengancam memulangkanku ke rumah. So, aku pun jujur shit! Aku jujur soal makan sehari sekali, makan daun singkong untuk mengganjal perutku. Meskipun begitu aku juga jujur soal aku akan mendapatkan gaji yang cukup besar jadi hanya sementara aku makan sehari sekali.

Di rumah Kang Malik ada Ayahnya yang sudah tua renta dan juga istrinya yang sampai saat ini belum juga punya anak. Ibu Kang malik sudah meninggal. Jadilah di rumah ini aku diurus oleh mereka bertiga.

Sebenarnya dari tadi aku kepikiran soal gajian. Harusnya kan kemarin aku kerja untuk mengambil gaji. Jika diambil hari ini mah kagak bakalan bisa, kan libur. Terpaksa harus besok.

Namun harus kuapakan gaji sebesar itu ya? Hihihi yang jelas aku ingin makan enak sepuasnya di warteg! Aku akan memanjakan perutku yang sudah tersiksa selama 3 minggu ini. Akhirnya aku kaya raya sekarang hihihi. Selamat tinggal tong sampah, selamat tinggal perut lapar.

Di saat sedang asyik-asyiknya memikirkan akan kuapakan gajiku tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah sosok ... M-MAS BAYU!!?

Sumpah kaget bukan main. Tanganku langsung bergetar takut. Jangan-jangan mimpi yang sering menghantuiku selama ini merupakan sebuah pertanda? Pertanda kalo Mas Bayu merasa dilecehkan sehingga dia pun mencariku untuk menjebloskanku ke penjara. Perlahan dia mendekat. Getaran dari yang tadinya hanya tangan saja kini telah merambat ke bahuku.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang