9

33.4K 1.6K 153
                                    

#POV : Bang Farid

Si-sial. Kenapa penisku tegang lagi? Ke-kenapa? Padahal awalnya aku cuma penasaran, penasaran gimana sih rasanya lubang pantat, terus akhirnya coba-coba sama orang yang gak aku kenal. Aku berani karena cara dia berbicara sama sepertiku, sama-sama doyan sex! Aku juga gak nyangka dia bakal mau.

Dia siapa?

PANJI!!!

Nasib sial menimpaku, ternyata Panji itu adik angkat si Bayu, sahabat karibku sejak SMA dulu. Ini mah namanya bukan sial tapi, tapi bencana! Kalo Bayu tahu aku telah berhubungan badan dengan adiknya, sudah pasti dia akan menghabisiku dengan tinjunya. Bukan berarti aku bakal kalah kalo berantem sama dia, tapi dari dulu aku gak berani mukul si Bayu karena aku sangat menghormati dia.

Semakin sial, saat aku memangku tuh anak, atau lebih tepatnya ketika pantatnya menduduki penisku, secara alami penisku ereksi sendiri. Tiba-tiba saja entotan liarku tadi di toilet mall kembali mengiang disertai rasa nikmat yang kurasa tetiba kembali terasa.

Gi-gila. Penisku semakin tegang, tegak siap bertempur kembali. Parahnya yang ada dalam bayanganku bukan Rena, bukan pula si Siti atau si Enok, melainkan pantat cokelat Panji yang begitu menggugah selera.

Buru-buru aku pergi ke toilet. Di sana langsung kubuka celanaku sambil celingak-celinguk mencari sabun cair. Hehe 🤭 Ternyata ada. Kubaluri penisku dengan sabun itu sambil duduk di atas toilet, setelah aku mendapati posisi enak buat coli, perlahan mataku terpejam sambil membayangkan ...

"Ahhh ... Ahhh Rena sayang, Abang entot ya. Ahhhh ahhh Ren, enak banget, Ren. Aaaah gimana, Ji?" Desahku. "Panji ... aaaaah anjing enak, Ji."

Tunggu? Pa-Panji?

Bodo amat! Sekarang aku harus mengeluarkan amunisiku karena kalo nggak mungkin aku bakal memperkosa si Panji malam ini. Itu bahaya. Kalo ketahuan si Bayu bisa bahaya. Bahaya juga untuk keselamatan jiwaku. Masa iya aku malah jadi suka pantat cowok? Awalnya kan karena penasaran, la-lalu ketagihan! La-lalu ... aaaarghh akhirnya aku muncrat juga.

Tahu apa yang mengejutkan? Kata terakhir yang kuucapkan saat ejakulasi adalah sebuah nama. Dan, nama itu adalah ... Rena. Tapi bohong. Ya, nama itu Panji.

***

"Maaf lama di toiletnya, Ji. Gue habis boker hehe." Panji menatapku sekilas kemudian sibuk dengan ponselnya. "Lagi ngapain nih?" tanyaku sambil mengacak-acak rambut pendeknya.

Rahang yang dimiliki Panji cukup tegas, sorot matanya juga tajam. Dilihat dari sisi mana pun, si Panji ini laki-laki, gak ada manis-manisnya kayak si Rena, tapi kenapa aku bisa nafsu sama dia ya? Padahal kan aku suka sama yang manis-manis sementara si Panji nggak!

"Sial, besok kan ulangan. Ngapalin jangan ya?" kata Panji.

"Ya lo harus menghafal atuh. Biar Mas Bayu bangga sama lo."

Lagi, Panji menatapku sekilas lalu pergi dari kamar ini menuju ruang tengah. "Mending nonton aja, deh."

Lah?

Aku garuk-garuk kepala bingung. Kenapa nih anak?

Sesampainya di ruang nonton, aku duduk lagi di samping dia. "Ji, sini nomor lo, biar Abang save."

"Buat apa?" tanyanya ketus.

"Buat ngehubungi elo, Ji. Kalo ada apa-apa kan gampang tinggal telepon atau SMS."

Eh?

Panji mengabaikanku lagi. "Sitetron apaan ini? Ketemuan aja pake acara ngejatuhin buku."

"Ji?" Aku masih diabaikan. Rasanya gak enak! Beneran, aku malah kesal jadinya. "Ji lo ngambek sama gue? Kenapa?"

"Bang lo jangan berisik bisa gak? Gue lagi nonton nih."

Kalo cewekku lagi ngambek, biasanya langsung aku peluk. Hanya dengan hitungan detik dia normal lagi. Tapi masa iya Panji juga harus kupeluk 🤔😚 Dia kan laki-laki. Bukannya seneng, dia malah tambal ngambek. Mungkin harus kucoba.

"Jiah pake acara ngambek segala. Sini sini," kataku sambil menarik tubuh Panji kembali ke pangkuanku. Habis itu, kupeluk tubuh Panji sambil mengacak-acak rambutnya. "Ngambek kenapa kamu teh Panji? Mau gue gelitikin? Nih kalo mau."

"Ahahahaha Bang geli! Ahahahaha! Udah, Bang Farid! Asu! Aaarghh geli, Bang! Hahahaha." Tubuh Panji menggeliat-geliat di pangkuanku. Otomatis pantatnya kembali meremas-remas lagi penisku. Jujur aku syok. Padahal aku sudah toli-toli tadi di toilet, ta-tapi kenapa sekarang ngaceng lagi? "Bang ampun! Hahaha geli, Bang. Iya-iya gue gak marah!"

BRUGH!!!

Kudorong Panji hingga terjerembab ke depan. Bisa bahaya kalo dia tau penisku ngaceng gara-gara pantatnya, nanti aku dikira homo.

"AAAARGHH BANG LO APA-APAAN, HAH!!? SAKIT KAMPRET!!!"

Masa iya aku harus ke toilet lagi? Ah beneran ini mah bahaya! Bisa-bisa aku beneran ketagihan dan ngerayu si Panji lagi buat ngentot.

"Ji?"

"APA!!!"

'Gu-gue entot lagi, ya?'

Ingin rasanya aku ngomong gitu, tapi gak bisa. Dia masih bocah SMA. Aku nggak ingin menjerumuskan Panji ke lembah gelap dunia euwe. Kalo dia ketagihan bisa-bisa dia ngehamilin anak orang. Ta-tapi ... kenapa napasku malah memburu gini. Mumpung di rumah sepi, Rid. Tak henti-hentinya setan merayuku.

"Ji sebenarnya—"

"Sebenernya apa!?" salaknya tajam. "Lo masih sange dan ingin ngeuwe gue, Bang?"

Lah dari mana dia tahu? Saat kulihat, ternyata celanaku sudah membentuk tenda! "Hehehe."

"Sorry aja, Bang. Gue gak mau. Lo gak bisa nepatin janji. Tapi kalo gue boleh ngerasain pantat lo mah, boleh aja. Gimana?"

Bulu kudukku langsung berdiri. Serem amat permintaan si Panji. Aneh juga. Baru kali ini ada seseorang yang tertarik dengan pantatku.

"Kalian udah makan?"

Tiba-tiba aku mendengar suara ... goblok! Si Bayu ada di sini! A-apa dia denger pembicaraanku dengan Panji barusan? Bisa kupastikan wajahku pucat sekarang. Panji juga sama. Kulihat dia gelagapan di tempatnya.

"Mas Bay ke-kenapa ada di sini? Bukannya Mas Bay sama Teh Tessa lagi pergi ya?" Anjing banget ini! Si Panji pake acara gagap plus gugup segala lagi. Si Bayu kan jadi mengernyitkan alis curiga.

Mati! Beneran ini mah mati!

Kontol sialan emang. Kan tadi udah crot di air, kenapa malah berdiri lagi, hah? Lah sialnya lagi, sekarang udah lemes kayak putri tidur. Gak tanggung jawab emang!

"Kalian sedang membicarakan apa? Serius amat mukanya," ucap Bayu.

Kami berdua pun bisu.

Vote yang banyak biar cepet udpate wkwk.

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang