Sheila membuka pintu rumah nya dengan kasar. Air mata berlinang di wajah nya. Sheila berjalan dengan kaki yang dihentak hentakkan nya. Mendobrak pintu kamar nya.
Gadis itu berlari ke tempat tidur nya. Gadis itu langsung melemparkan tubuh nya. Gadis itu menelungkupkan badan nya. Menyembunyikan wajah nya dibalik bantal. Terisak.
"Hiks... Hiks..."
Tangan nya bergerak memukul mukul tempat tidur yang tak bersalah itu. Mood nya saat ini sangat buruk. Masa depan nya bisa saja berubah karena ini.
Sudah puas menangis, gadis itu duduk dengan wajah sembab nya. Rambut yang dicepol nya sudah berantakan. Sheila menghapus air mata nya dengan kasar.
Sheila mengambil selimut, kemudian menutup tubuh nya menggunakan selimut itu. Setelah tubuh dan kepala nya tertutup. Gadis itu berjalan menuju meja belajar nya.
Sheila mengambil laptop nya. Membuka benda pipih itu dengan kasar. Mulai memencet keyboard dengan emosi yang menguasai.
"Dasar! Cowok brengsek! Semua cowok sama aja! Gue udah capek, hiks... Hiks, " Racau Sheila.
Tadi Sheila mengunjungi perpustakaan tempat dirinya untuk mengerjakan berbagai persoalan skripsi. Namun, naas bukan nya mendapat kan nya malah kesialan muncul di hidup nya. Sheila pulang kerumah tanpa membawa USB nya. Dengan segera Sheila menghampiri perpustakaan nya. Tetapi saat Sheila melihat CCTV malah USB nya diambil oleh seorang pria tak dikenal. Isi USB nya adalah file revisi skripsi nya bab 5. Walaupun back up file nya ada, tapi file itu belum di revisi.
Sekarang dirinya harus susah payah mengingat apa yang sudah di revisi nya tadi.
Sheila menatap layar laptop nya dengan murka.
"Bangsat ni laptop! Gue lagi ngetik malah nge lag gini," geram Sheila. Sheila menekan nekan huruf yang tak bisa tampil di layar laptop.
Brak!
Sheila menendang meja nya kasar. Dirinya emosi. Rasanya ia ingin menghajar lelaki yang berani mengambil USB nya.
Selimut yang menutupi kepala nya menurun. Sheila menaiki selimut itu. Gadis itu duduk meringkuk diatas kursi.
Sedih dan marah bercampur dalam otak nya. Mata nya terus menangis dan bibir nya selalu mengucapkan kata kaya kasar.
"Bangsat—" Teriakan Nala terpotonh.
"Kamu kenapa?" Tanya Devan yang tiba tiba datang dari arah pintu.
Devan mendekat kearah Sheila. Devan menurunkan selimut yang dipake oleh Sheila. Betapa terkejut nya dia saat ini. Kondisi Sheila yang sangat memprihatinkan.
"Kamu kenapa? " Devan sedikit membungkuk kan badan nya dan menangkup kedua sisi wajah Sheila.
Bibir nya bergetar. Iyakan itu keluar dari bibir mungil.
Devan kelabakan. "Kamu kenapa? Hei," Panik Devan.
Sheila langsung melepaskan selimut yang digunakan nya kemudian memeluk bagian pinggang devan erat. Menumpah kan segala tangis nya disana.
Devan mengelus kepala Sheila lembut. Devan tak lagi bertanya. Devan menunggu Sheila mengungkap kan nya.
Tak lama Sheila melepas pelukan nya. Menatap wajah Devan. Devan menghela nafas, mengusap air mata yang mengalir dari wajah Sheila.
Devan berjongkok dihadapan Sheila. "Kamu kenapa?" Tanya Devan lembut.
Sheila menarik ingus nya yang keluar. "USB Shei, hilang kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Takdir mu
Romantizm"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu." Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan. Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan. "Sa...