33. bolos

44 0 0
                                    

Devan baru saja berjalan 5 langkah dari Sofa langsung berhenti. Lelaki itu tak langsung membalikkan tubuh nya melainkan menatap lantai lantai.

"Kakak kecewa?" Tanya Sheila lagi.

Devan memutar kepala nya, "Siapa yang nggak kecewa setelah mengetahui nya?"

Lalu berjalan kembali menuju dapur.

Sheila menghela nafas nya.

Devan kembali dengan membawa sebuah makanan, mendudukkan dirinya di samping Sheila.

Devan menatap lekat wajah Sheila, "Kenapa?"

"Apa nya?" Bingung Sheila.

"Kenapa kamu nggak bisa mempercayai kakak?" Tanya Devan lagi.

Sheila menggigit bibir bawah nya sedikit kuat. Devan yang melihat nya pun langsung  menepuk pelan lengan Sheila.

"Bibir nya luka nanti, jangan di gituin,"

Sheila melepaskan gigi nya yang menggigit bibir, membalas menatap Devan.

"Sikap kakak bikin Sheila bingung," ungkap Sheila.

"Bingung? Kenapa?" Tanya Devan.

"Sheila takut kalau kakak itu bakal ngelakuin hal yang sama dengan Gio." Sheila memilin tangan nya.

"Gio? Mantan pacar kamu itu?"

Sheila mengangguk nganggukkan kepala nya.

"Dia selama ini hanya mencintai Sheila dari fisik, Shei selalu nolak untuk berkontak fisik dengan Gio, terus Shei di kejutkan fakta bahwa Gio memiliki perempuan lain," ungkap Sheila.

"Kamu berfikir kakak memiliki perempuan lain?" Tanya Devan.

Sheila menundukkan kepala nya, lalu mengangguk.

Devan mendengus kasar, memegang bahu Sheila agar Sheila menatap mata nya.

"Apa kamu tau beda nya pacar dan suami?"

Sheila mengangguk.

"Terus kenapa kamu samain?"

Sheila menggeleng.

"Ingat! Kakak nggak memiliki wanita lain, saat kakak mengucapkan ijab Qabul kakak sudah berjanji pada diri kakak, bahwa kakak harus mencintai istri kakak dengan sepenuh hati, menjaga nya, menyayanginya, tidak ada kata perempuan lain, yang ada hanya Sheila."

Batin Sheila tersentuh, mata by sudah memerah, tetes air mata mengeluari pipi nya.

Devan langsung mendekap Sheila dengan penuh kenyamanan.

Sheila memang tak terisak, tetapi air mata gadis itu terus keluar, Devan mengelus punggung gadis itu.

"Udah, udah, jangan nangis, kakak nggak marah kok," ujar Devan.

***

Sheila mulai memasuki sekolah setelah libur nya satu hari, akibat kaki nya.

Saat ini Sheila dan Devan memang berada di rumah Mama Vania, karena Devan meminta agar Keduanya meminta tinggal di rumah orang tua Sheila.

Sheila hanya bingung ketika tiba tiba Devan meminta nya untuk tinggal di rumah Orang tua nya sementara, hanya saja Sheila tak mengetahui bahwa alasan Devan adalah agar Sheila tak sendiri an dirumah ketika diri nya tak ada.

"Udah siap?" Tanya Devan yang tengah duduk di tempat tidur dengan menggunakan setelan jas hitam.

Sheila menatap Devan, lalu mengangguk.

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang