31. Kecewa

55 1 0
                                    

Devan terbangun di pukul 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan terbangun di pukul 09.00, Lelaki itu melihat seseorang gadis yang tengah terlelap.

Devan menatap wajah Sheila yang tenang, menyingkirkan rambut yang menutup wajah gadis itu, mengelus pelan pipi gadis itu.

Devan beranjak dengan perlahan agar Sheila tak terbangun, Devan mengambil ponsel nya yang terletak di nakas.

Dia menelepon seseorang.

***

"Ngapain sih pake ke rumah mama papa segala!" Kesal Sheila kepada Devan.

Sheila dari tadi merengek agar tak jadi kerumah orang tua karena gadis itu masih mengantuk, tetapi Devan tetap memaksanya.

"Ya udah kalau kamu nggak mau ke rumah mama dan papa kamu mau kemana?" Tanya Devan lembut.

Sheila pun tersenyum. "tidur."

Devan mendengus, "kakak minta Rere sama Arka temenin yah?" Pinta Devan.

Sheila mengerutkan kening nya , "kakak kenapasih? Kenapa harus ditemenin juga?"

"Sheiii," rengek Devan.

"Apaaa?!" Jawab Sheila.

"Turutin kakak ya sayang? Kalau kamu turutin bakal kakak turutin semua mau kamu," tawar Devan.

Raut wajah Sheila seketika menjadi datar, "Jujur sama Shei, apa sebenarnya yang terjadi?"

Devan menatap Sheila tajam, "Sheila."

"Sumpah sekarang Sheila kayak orang gak ngerti apa apa," erang Sheila.

Devan menghela nafas, "Kakak takut kalau misal nya kamu ketemuan sama Lorenzo, Kakak nggak mau kamu ninggalin kakak."

"Emang aku mau ninggalin kakak?" Tanya Sheila.

Devan mengangguk, "Dalam mimpi."

Sheila menatap Devan aneh, "ada ada aja sih!"

Devan menarik tangan Sheila lalu mengelus pelan punggung tangan gadis itu, "Turutin yah?" Pinta Devan.

Sheila pun mengangguk pasrah, "Shei tetap gak mau kerumah mama sama papa, tapi Shei mau kalau kak Rere dan bang arka saja yang kesini."

Devan pun tersenyum, ia pun mengelus puncak kepala Sheila.

"Istri pintar," puji Devan.

Sheila menatap Devan sombong, "Iya dong,"

Devan tak tahan menahan gemas nya pun langsung mecium pipi Sheila.

Sheila tersenyum, wajah nya sudah memerah bak tomat.

"Kamu kepanasan?" Goda Devan.

Sheila pun langsung menjawab dengan tergagap gagap, "Hah? I... Iya. Hahaha.. panas banget ini." Gadis itu mengibas ngibas baju yang di pakai nya.

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang