46. what's wrong?

49 1 0
                                    

Seorang wanita baru saja keluar dari kamar mandi. Berjalan menuju kaca cermin. Sheila menghela nafas, menatap wajah lemas nya yang membuat dirinya ingi kembali menangis. Ia menutup mata, air mata keliar. Dengan cepat ia lap, dirinya gak boleh lemah, demi bayi nya. Perlahan tangan Sheila bergerak untuk membuka akai yang melingkat di kimono nya. Menatap perut nya yang terlihat sedikit membuncit. Mengelus nya lembut.

Rasanya hati nya hancur ketika mengingat raut wajah Devan. Wajah kecewa Devan membuat dirinya di hantui rasa bersalah. Selama tak ada Devan, hidup nya seakan kekurangan sesuatu.

"Maafin bunda, nak. Karena kesalahan bunda, ayah jadi pergi," sesal nya dengan suara yang kembali bergetar.

Sheila kembali menutup tubuh nya. Saat ini ia sangat merindukan suami nya. Apakah suami nya merindukan nya?

Sheila menggunakan baju tidur nya. Ia mengambil ponsel nya dan langsung duduk berselonjor diatas kasur. Sheila membuka aplikasi whatssap. Mengetikkan sesuatu.

Sheila :
Kak
Kapan pulang?
Sheila, kangen
Sheila pengen ngasih tau kakak sesuatu.
Kak?
Shei hamil
Keinginan kakak terkabul.
Kita bakal punya baby yang lucu.
Jadi pulang ya kak
Baby kita kangen sama ayah nya

Alih alih mencari penghilang rasa bosen. Sheila hanya menatap pesan yang hanya ceklist satu.

Sudha hampir 2 jam, Sheila bahkan betah memandangi ruang chat itu.

Akhirnya rasa bosan membuat dia beralih ke aplikasi instagram. Ia membuka fitur foto di aplikasi itu. Dan memotret perut nya.

***

Tok! Tok! Tok!

Sheila masih bergelayut manja diatas kasur nya. Sudah pukul 10 namun salam Masih betah untuk menutup mata

Tok tok tok

Suara ketukan pintu semakin mengeras. Membuat si empu membuka mata nya. "Siapa sih?" keluh Sheila dengan suara serak.

Sheila bangun dari tidur nya. Mengusap mata nya dan sesekali menguap. Dengan segala kemalasan nya, Sheila akhirnya berjalan menuju pintu. Sheila menatap orang di hadapan nya.

"Kamu baru bangun tidur?" tanya Vania yang datang bersamaan dengan Xabiru.

Sheila mengangguk malas. "Mama ngapain kesini?"

Mulut Vania terbuka lebar. Betapa tak sopannya putri nya ini, saat tak mempersilahkan orang tua nya masuk terlebih dahulu. Vania menjitak kepala Sheila.

"Awh," keluh nya sembari mengusap kepala nya yang habis dijitak.

"Kamu tuh yah, orang tua datang disuruh masuk dulu bukan nya nanya kenapa mama kesini."

Sheila yang mengusap kepala nua, langsung mengangguk malas. Gadis itu melebarkan pintu nya untuk mempersilahkan kedua orang tua nya masuk. Setelah Vania dan Xabiru masuk barulah Sheila mengunci pintu nya

Sheila duduk di sofa berhadapan dengan Vanila dan Xabiru.

"Kamu kenapa nggak ngabarin mama?" tanya Vania langsung.

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang