Satu Minggu sudah berlalu, Sheila bersama teman teman sedang membahas soal yang kemungkinan akan keluar pada ujian semester. Guru yang mengajar saat ini juga adalah Devan.
Mereka diminta Devan untuk mengerjakan soal secara berkelompok dan setiap kelompok akan melapor kepada Devan.
Sheila mendapat kelompok 4 dengan anggota Celine, Vira, Anin .
"Lo ngerti nggak sih ini, La?" Tanya Celine kepada Sheila. Celine menggaruk kepala nya yang sudah pening akibat pelajaran ini.
Sheila membaca soal yang Celine tanyakan. "hmm.. ini tinggal Lo eliminasi aja persamaan 1 dan 2 terus Lo subtitusiin aja deh."
Celine mengangguk, lalu mengambil kertas soal yang ia berikan kepada Sheila.
Sheila tiba tiba merasakan nyeri yang menjalar di tubuh nya, Sheila meringis pelan sehingga tak ada satu pun yang mendengarnya.
Sheila berusaha menahan nyeri di perut bagian kiri nya, Sheila memejamkan matanya dan menggigit bibir nya untuk sekedar mengurangi rasa sakit nya. Gadis itu meletakkan wajah nya di meja.
"Lo kenapa, la?" Tanya Vira.
Kompak Celine dan anin menatap Sheila. "Sumpah, gue sakit perut, anjir!" Jawab Sheila.
Vira sedikit memicingkan matanya. "Lo lagi sakit kek begini juga malah pake ngomong kasar segala."
"Sudah mendarah daging," jawab Sheila sembari menyengis tipis.
Vira memutar bola matanya malas, tidak ada tandingannya jika ingin membalas omongan Sheila.
"Aku bilangin pak Devan ni? Supaya kamu ke UKS saja?" Tawar Anin.
Sheila menggeleng. "Gue yakin Lo kena magh La," ungkap Celine.
Sheila mengangguk. Celine geram sama Sheila padahal sahabat nya ini memiliki magh tapi malah sok Sokan buat ninggalin jam makan.
"Lebay banget sih kalian," ujar Sheila.
Sheila membuka resleting tas nya dan mengambil obat tablet dan menunjukkan nya kepada Ketiga sahabatnya.
"Gue juga udah jaga jaga kali, tadi gue nitip sama bude buat minta tolong beliin ini."
Ketiga teman nya menggeleng melihat kelakuan Sheila. "bener bener Lo ye."
Sheila terkekeh. "Gue minta air dong."
Celine pun mengeluarkan botol minum nya dan memberikan nya kepada Sheila.
"Thanks, baby" ucap Sheila. Gadis itu menebarkan flying kiss untuk Celine.
"Tobat Lo, La."
Sheila langsung meneguk air minum yang diberikan Celine setelah ia menelan obat mag nya itu.
"Di kunyah La, bukan di Telen."
"Kaga doyan obat gue," balas Sheila.
Celine menoyor kepala Sheila."Nggak ngerti gue sama jalan pikiran ni orang."
"Kelompok 4 apa sudah selesai soal yang saya berikan?" Tanya Devan dengan keras.
"Belum pak," teriak Vira kepada Devan.
"Bawa satu soal dan satu orang perwakilan dari kelompok kalian untuk ke meja saya."
"La, Lo aja deh. Lo kan ketua kelompok nya," ujar Celine.
"Nggak deng, njir, perut gue kek kelilit lilit."
"Gue juga kaga mau," tolak Vira angkat tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Takdir mu
Romance"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu." Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan. Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan. "Sa...