Sudah tiga hari lebih Devan dan Sheila masih terbaring di ranjang rumah sakit, keduanya berada di ruangan terpisah.
Devan berada di lantai 4 sedangkan Sheila di lantai 6 karena Sheila memerlukan perawatan yang lebih khusus.
"Kapan yah Devan bangun?" Tanya Rissa sembari mengelus puncak kepala Devan.
"Sabar Ma, Devan pasti sadar kok," balas Elvan.
Rissa berusaha menahan air mata nya, "Bangun sayang, istri kamu butuh kamu. Keadaan nya bahkan lebih parah dari kamu," ucap Rissa.
Elvan mengelus punggung Rissa, "Kita berdoa saja agar Devan sadar."
"Mama, papa."
Suara lirih lelaki memanggil Rissa dan Elvan. Keduanya langsung menatao sumber suara, menahan kaget ketika mata Devan sudah terbuka sempurna.
"De... Devan," panggil Rissa dengan Isak tangis yang tertahan.
"Akhirnya kamu sadar, nak."
Devan berusaha untuk senyum, ia melirik sekitar, "Sheila dimana ma?" Tanya Devan serak.
Rissa hanya diam, Elvan pun sama.
Tiba tiba suara ketuka pintu membuat mereka menatap arah pintu. Devan mengira bahwa itu adalah Sheila, tetapi hanya Arka, Adit, dan Nathan.
"Kalian?" Rissa bersuara ia berusaha mengembalikan suara nya agar tidak seperti orang menangis.
Ketiga nya menyalami Rissa dan Elvan, "Nggak ngajak istri?" Tanya Elvan.
"Istri mana om?" Tanya Adit.
Elvan memutar bola mata nya malas, "Punya satu aja belum, udah nanya yang mana."
"Hehehe. Canda om, baperan banget."
Rissa terkekeh melihat interaksi Adit dan Elvan, "Aisyah sama Rere lagi di lantai 7."
Rissa mengangguk, "Jenguk Sheila kan?"
Ketiga nya pun mengangguk.
"Makin parah tan, hari ini aja dia kejang kejang."
Semua nya langsung menatao Adit tajam, mereka padahal sengaja menutupi kondisi Sheila agar Devan tak terlalu mencemaskan nya, tetapi anak orang yang satu ini tak bisa di ajak berkompromi. Sangat meresahkan.
Hanya Devan yang tak mengerti kemana pembahasan mereka, "Kejang kejang? Sheila dirawat? Dia sakit juga? Dia sekarang dimana?" Tanya Devan beruntun.
Lelaki itu berusaha duduk, dan menggerakkan kaki nya, tetapi yang di rasakan Devan tak ada. Seperti kaki nya mati rasa.
Devan terus mencoba duduk, "Dev...Lo kenapa?" Tanya Arka.
"Kaki gue nggak bisa digerakkan," ujar Devan.
"Panggil dokter Van," suruh Rissa ke Elvan.
Lalu Elvan memencet bel yang letak nya di dekat tubuh Devan.
Tiba tiba seseorang datang memasuki ruangan Devan.
"Ada apa Bu?" Tanya Dokter itu.
"Kaki anak saya tidak bisa digerakkan, bagaimana itu dok?" Ucap Rissa.
Dokter itu menghela nafas, "Kemungkinan yang terjadi adalah anak ibu mengalami lumpuh sementara."
Semuanya membelalakkan mata, "Bagaimana bisa dok?" Tanya Elvan.
"Akibat inseiden yang terjadi, otot saraf pada kaki nya tidak berfungsi," balas Dokter.
"Apa bisa disembuhkan dok?" Tanya Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Takdir mu
Romance"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu." Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan. Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan. "Sa...