7. Marriage life

77 7 0
                                    

"Ma, Pa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma, Pa. Hari ini kami mau pindah ya," izin Devan, mereka berempat tengah berkumpul di ruang keluarga milik Sheila.

"Loh? Kenapa pindah? rumahnya kecil yah?" tanya Vania beruntun kepada sang menantu.

Devan menggeleng, lalu tersenyum, "Pengen coba mandiri aja kok ma," ucap Devan.

Sheila hanya menatap datar orang tua nya, tak berniat ikut campur urusan orang dewasa.

"Udah dapet rumah nya?" tanya Xabiru.

Devan mengangguk, "kami juga udah siapin keperluan untuk pindah nya kok ,pa," ucap Devan.

Xabiru mengangguk, "silahkan kalian pindah." Xabiru langsung bangkit dari duduknya.

Hati Sheila mencelos ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Xabiru, seperti mengusir anak nya sendiri. Vania ikut bangkit menuju kamar nya sendiri.

Devan yang merasa aneh akan berbeda nya kamar Xabiru dan Vania langsung menanyakan hal ini kepada Sheila.

"Mereka pisah kamar?" tanya Devan.

Sheila mengangguk, lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya tanpa membalas ucapan Devan.

"Satu rumah orang nya dingin dingin semua," celetuk Devan.

Devan pun bangkit menyusul Sheila, mereka berdua memang sudah mempersiapkan hal ini dari jam 6 pagi. Mereka hanya membawa peralatan sekolah Sheila dan baju milik Sheila.

***

Tepat saat ini di depan Sheila dan Devan sudah ada rumah berwarna putih yang hanya memiliki 1 lantai, tetapi cukup mewah.

"Ayo masuk," ajak Devan lalu mereka membawa barang barang.

Sheila melihat lihat ruangan di rumah ini hanya terdiri 4 kamar dan hanya satu lantai, memang lebih kecil dari rumah orang tua mereka masing masing.

"Kamu suka?" tanya Devan.

Sheila mengangguk, "yang penting ngga ada yang ribut."

Devan tersenyum, "Ya udah kita beresin rumah nya," ucap Devan.

Sheila menahan tangan Devan, "kita satu kamar kak?" tanya Sheila.

Devan mengangguk, "kita kan suami istri," ucap Devan.

"Aku pake kamar yang lain aja yah," pinta Sheila. Devan menghela nafas mengapa harus berpisah kamar sedangkan kedua nya sudah halal.

Devan tak bisa memaksakan kehendak Sheila, dengan terpaksa Devan mengangguk. Sheila langsung tersenyum riang, Sheila berjalan membawa koper nya ke dalam kamar utama.

Sedangkan kamar Devan di samping kamar Sheila. Devan sudah membereskan barang barang nya jauh jauh hari sebelum pernikahan mereka.

2 hari kemudian, Sheila sudah kembali masuk ke sekolah nya setelah meminta izin kepada wali kelas nya. Sama hal nya dengan Devan yang sudah kembali bekerja.

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang