"I'm Sorry."
Sekarang posisi nya Devan menindih sebagian badan Sheila, Sheila tak menatap Devan gadis itu menatap arah lain.
Berulang kali Devan mengucapkan kata maaf, tetapi Sheila tak membalas nya.
Devan menghapus keringat pada sekitar wajah Sheila.
"Kamu tau nggak? Setiap hari saat kakak melihat mu tidur, kakak selalu membayang kan bahwa ada satu orang lagi yang berada di tengah tengah kita. Kamu tau itu siapa?"
Sheila tak menggubris ucapan Devan, gadis itu hanya menatap datar ke arah lain.
"Our baby. kakak sangat mengharapkan bayi dari rahim mu," balas Devan.
Air mata tiba tiba merembes di sekitr mata Sheila. Sheila terisak, Devan juga ikut terisak kecil dia memperdalam wajah nya dibagian ceruk leher Sheila.
"Maaf." Kesekian kali nya lagi Devan mengucapkan kata itu. Sheila tak membutuhkan kata itu.
Tangan Devan yang letak nya dibawah selimut langsung memeluk erat pinggang Sheila yang belum menggunakan apa apa.
Sheila semakin terisak, ia bisa merasakan cinta yang diberikan Devan, tetapi ia belum siap menerima benih nya.
Devan menghapus air mata nya, mendudukkan diri nya, terpampang lah abs milik Devan yang sangat menggoda rahim wanita, menyandarkan badan nya pada penyangga kasur. Ia menutup bagian bawah tubuh nya dengan selimut.
Menatap wajah Sheila yang sedang terisak, Devan mengelus kepala Sheila pelan.
"Jangan khawatir kan masa depan. Ada kakak di samping mu."
Seolah tau apa yang sedang dipikirkan gadis itu. Sheila mulai menatap wajah Devan yang berada di atas nya.
Devan tersenyum, "Akhirnya kamu ingin menatap wajah ku juga."
Sheila berusaha mendudukkan dirinya dengan selimut yang ia tahan di bagaim depan tubuh nya, tetapi mengekspos punggung mulus gadis itu. Devan melihat punggung itu, ia menginkan lagi, tetapi kali ini harus ia tahan karena ronde kedua ia telah membuat Sheila menangis lebih banyak.
Sheila ikut menyandarkan tubuh nya di penyangga tempat tidur. Menatap wajah Devan.
"Kenapa sayang?" Tanya Devan. Sheila hanya diam.
Devan tersenyum, wajah Devan terlihat bahagia sekaligus sedih di saat bersamaan.
Bahagian karena mendapat hak milik nya, sedih karena Sheila terpaksa melakukan nya.
Devan memasuki tangan nya ke dalam selimut dan langsung mengelus perut mulus Sheila yang mungkin sedang bekerja untuk menghasilkan sesuatu.
Sheila ingin menangis, karena ia menggunakan kb tanpa sepengetahuan Devan. Apa ia harus memiliki anak?
Tidak, tidak. Ia tidak akan memiliki anak di waktu dekat ini.
Devan memeluk Sheila dari samping.
Sembari menggenggam erat sebelah tangan Sheila.
"Percaya dengan kakak. Kakak mencintai mu ," ujar Devan.
Devan mengurai pelukan nya lalu mengecup kening, pipi kanan, pipi kiri, hidung, dan terakhir dibagian bibir Sheila.
"Shei ingin tidur."
Devan pun mengangguk, lalu kedua nya sama sama membaringkan badan nya dengan posisi Devan yang memeluk Sheila.
Malam pertama yang menyedihkan, batin Sheila.
***
Devan terbangun karena perut nya yang terasa lapar. Devan meraba seseorang di samping nya, tetapi kosong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Takdir mu
Romance"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu." Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan. Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan. "Sa...