Kedua nya berada di sebuah rumah makan ternama di kota Jakarta.
Sheila dengan lahap memakan makanan yang sudah di pesan oleh Devan tadi nya. Devan menatap Sheila, lelaki itu menolak untuk makan.
Sheila menatap Devan karena ia merasa Devan terus terusan memperhatikan nya makan. "Kenapa?" Tanya Sheila sembari mengunyah makanan.
Devan menggeleng, tangan lelaki itu bergerak ke sudut bibir Sheila untuk membersihkan cabe.
Sheila hanya diam menerima perlakuan Devan, Sheila sudah terbiasa dengan sikap sikap manis Devan. Sheila melanjutkan acara memakan nya.
Suapan terakhir mengakhiri acara makan Sheila, gadis itu langsung meneguk teh es yang berada di sisi kiri nya.
"Em.. kak... Untuk pergi liburan itu apakah masih jadi?" Tanya Sheila.
Devan mengangguk. "Kita jadi ikut?" Tanya Devan.
Sheila mengangguk pelan. "Shei, pengen liburan juga..." Ucap nya pelan.
Sheila dahulu memang tak pernah ikut liburan, karena keluarga nya itu. Bahkan untuk keluar kota pun Sheila sangat jarang, hanya saat mengunjungi rumah nenek nya saja. Sebagai pencitraan keluarga harmonis.
"Iya, sayang. H+1 kamu terima lapor kita langsung berangkat kok."
"Dimana, liburan nya?" Tanya sheila.
"Yogyakarta."
Sheila mengangguk.
"Kamu udah selesai kan makan nya? Kalau begitu kita ke rumah sakit sekarang."
Sheila pun mengangguk, lalu kedua nya bangkit dan membayar total makan Sheila.
***
Sheila dan Devan telah sampai di rumah sakit tempat Vania di rawat.
Sheila merasa detak jantung nya bekerja lebih cepat.
Keduanya sudah berada di depan ruangan Vania. Sheila dan Devan menatap pintu itu.
"Ayo, " ajak Devan. Saat laki laki itu ingin membuka pintu itu tangan Sheila menahan pergerakan Devan.
Devan menatap Sheila bingung. "kenapa?" Tanya Devan.
Sheila memejamkan matanya guna menetralisir rasa panik yang tiba tiba menyerang nya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Devan kepada Sheila.
Gadis berambut panjang sedada nya tiba tiba berjongkok di samping Devan. Devan ikut jongkok ketika melihat keadaan Sheila.
Lelaki itu menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sheila. "Kenapa, shei?" Tanya Devan lembut.
Sheila menatap Devan. "Takut..." Cicit Sheila pelan.
Devan mengernyitkan dahi nya. "Takut kenapa?"
Sheila menatao Devan. Kemudian menggeleng. "Shei, belum siap ketemu mama."
Devan menghela nafas. "Tadi kan kamu yang bawa mobil kencang kencangan demi datang ke rumah sakit buat nemuin mama, tapi sekarang kenapa malah gini?" Tanya Devan.
Sheila menangkup wajah nya, lalu menggeleng.
Devan berdiri, Lelaki itu menggenggam tangan Sheila, Sheila ditarik oleh Devan sehingga gadis itu berdiri dan Devan langsung membuka pintu ruang rawat.
Sheila terdiam kaku ketika sudah melihat ibu nya yang sedang dielus oleh Xabiru.
Rasanya Sheila ingin menangis, matanya sudah memerah, ia rindu ibu nya, tetapi rasa kecewa ini masih tertanam jelas di hati nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Takdir mu
Romance"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu." Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan. Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan. "Sa...