40. ending?

46 0 0
                                    

Hari hari telah berlalu bahkan sudah hampir 4 bulan setelah insiden itu. Kondisi Devan dan Sheila sudah sama sama membaik.

"Jawab soal nya yang benar, jangan terlalu dipaksakan jika kamu nggak bisa," peringat Devan.

Sheila mengangguk, hari ini adalah hari pertama Sheila melakukan ujian nasional.

"Jangan nyontek, lebih baik jujur daripada hasil yang kamu peroleh bohong," nasehat Devan.

Sheila mengangguk malas, "dari kemaren ngomong nya ituuuu terus, bosan Shei denger nya."

"Biar kamu nggak lupa, yang," ujar Devan.

"Ya udah kalau begitu Shei, berangkat dulu yah. Assalamualaikum," Sheila mencium tangan Devan.

"Waalaikumsalam," saat Sheila akan berjalan keluar Devan menahan pergerakan Sheila.

Sheila menatap Devan bingung, "Kenapa ?"

"Ada yang kelupaan," ujar Sheila.

"Apa?"

Devan mendekat ke arah Sheila, lalu menangkup wajah Sheila, lalu mencium kening, kedua pipi, hidung, dan bibir Sheila.

"Itu yang kelupaan," ujar Devan sembari tersenyum kepada Sheila.

Sheila terkekeh, "kirain apaan," balas Sheila.

"Ya udah kamu pergi sana, kakak hari ini nggak ke sekolah."

Sheila menganggukkan kepalanya, "Sheila pergi. Bye."

Devan menatap Sheila yang sudah memasuki mobil milik nya.

***

"Haloo, sis!" Teriak Celine tiba tiba.

"ASTAGA," kaget Sheila.

Celine, Anin dan Vira cekikikan. Sheila mengelus dada nya.

"Apaan sih Lo, untung gue kaga jantungan."

Celine memeletkan lidah nya pada Sheila, "Tapi kan Lo nggak jantungan."

Sheila menatap Celine datar, "Serah nyai saja."

"Lo dapet kelas mana Shei?" Tanya Vira.

"Gue? Kayak nya ruangan tiga."

"Yahhh... Pisahh..."

"Loh kalian dimana?" Tanya Sheila.

"Gue sama Celine di ruangan 1," ujar Vira.

"Lo dimana min?"

"Aku di ruangan 4," jawab Anin.

"Gak papa guys... Jam istirahat kita masih bisa ketemu di kantin kok."

Kompak ketiga nya mengangguk, "ya udah keruangan yok."

Keempat nya pun langsung berjalan berdampingan menuju kelas masing masing.

Di ruangan ketiga, Sheila tengah mencari nomor urut nya dan ketemu.

Sheila menatap orang disampingnya, "What? Lo?" Tanya Sheila.

Seseorang itu pun berdiri, "Elo? Lo temen samping gue?"

Sheila berdecak, lalu memukul kepala Megan, "Lebay Lo bangsat."

Megan langsung memutar bola mata nya malas, "Gue kan pengen yang kayak kaget kaget gitu lohhh..."

"Alay!" Ketus Sheila lalu duduk di samping Megan.

Megan mendekatkan dirinya ke Sheila, "Kok bisa Lo sih jadi temen sebangku gue?" Tanya Megan.

"Mana gue tauu... Mentega!"

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang