"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu."
Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan.
Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan.
"Sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dini hari, Sheila sudah tertidur di paha Devan dan Devan menyandarkan kepala nya di kursi, kedua nya saat ini sedang lesehan. Setelah operasi dikatakan lancar keluarga Vania masih berada di sini. Mayoritas adalah laki laki.
Tadi nya Devan memaksa Sheila untuk pulang tetapi Sheila memilih untuk berada disini.
Sheila membuka matanya perlahan, gadis itu mendudukkan dirinya di samping Devan. Sheila mengambil ponsel nya untuk mengecek jam dan ternyata masih pukul 2 dini hari. Sheila merasa ingin buang air kecil, tetapi Sheila nggak berani untuk pergi sendiri.
Sheila memukul pelan bahu Devan. "Kak...kak," panggil Sheila pelan agar tidak ada yang terbangun karena nya.
Devan yang merasa seseorang mengganggunya langsung membuka matanya."Kenapa Shei?" Tanya Devan sembari menguap.
"Temenin ke WC," pinta Sheila kepada Devan. Devan mengusap wajah nya lalu mengangguk.
"Ayo," ajak Devan. Lalu keduanya berdiri.
"Kalian mau kemana?" Tanya Xabiru karena lelaki itu hanya bisa menutup matanya saja makanya dia mengetahui Sheila dan Devan yang terbangun.
"Mau temenin Shei, ke WC pa," balas Devan lalu Xabiru pun mengangguk.
Devan menundukkan kepala nya, menggenggam tangan Sheila, keduanya mencari di mana letak WC. Devan dan Sheila berhasil menemukan WC nya.
Sheila lagi lagi menggeleng. "nanti kalau di dalam abis itu Sheila mandengin kaca terus ada... Iii nggak mau." Devan memutar bola matanya malas.
"Nggak ada kayak gitu gituan, itu cuma film aja," ujar Devan. Sheila menggeleng, ia memeluk lengan Devan.
"Temenin," rengek Sheila.
"Adek nya takut yah, mas?" Tiba tiba seorang ibu ibu yang membawa kain pel lewat.
Sheila sempat terkejut dengan kedatangan ibu ibu ini. "Istri saya," ralat Devan.
Perempuan paruh baya di depan nya langsung tertawa. "ohh, maaf yah, kalau misal nya istri nya takut sini saya temenin ke dalam. Saya juga mau bersih bersih," ucap ibu ibu tadi.
Sheila sempat berfikir, ngapain cleaning service bersih bersih tengah malem gini?
Devan pun mengangguk. "yaudah itu masuk gih," ucap Devan. Sheila menggeleng kepada Devan dengan muka memelas.
"Kamu tahan terus itu malah jadi penyakit nanti nya. Masuk cepat."
Sheila mengangguk pelan lalu mengikuti ibu ibu tadi.