Devan terbangun kala sinar matahari menembus matanya, perlahan mata nya terbuka. Hal pertama yang Devan lihat adalah wajah Sheila yang berada dalam pelukan nya. Hal sederhana yang mampu membangkitkan semangat Devan di pagi hari. Devan melonggar kan pelukan nya agar bisa terlepas dari Sheila. Setelah terlepas Devan langsung ke kamar mandi.
2 jam kemudian Sheila terbangun, Sheila tak melihat ada Devan di samping nya. Sheila langsung mencari cari Devan. Gadis itu takut jika ia hanya bermimpi jika bertemu Devan. Sheila berjalan ke arah kamar mandi,tetapi nihil.
"Kak...kak...kak Devan," panggil Sheila. Tiba tiba Sheila menangis.
"Kak... Hiks... Hiks..." Tiba tiba pintu terbuka lebar melihat Devan yang menggunakan celemek.
Dengan gerakan tiba tiba Sheila langsung memeluk Devan, dia menangis.
"Kenapa Shei?" tanya Devan khawatir.
"Kakak, nggak bakal pergi lagi kan? Iya kan?" ucap Sheila dengan suara serak nya.
Devan pun terhenyak, harus nya kemarin dia tak langsung meninggalkan istri nya. Jika dia tidak pergi mungkin istri nya tak akan ketakutan kehilangan nya. Namun, ada rasa senang yang menjalar di tubuh nya.
"Nggak, kakak nggak pergi lagi kok," balas Devan sambil mengelus rambut Sheila. Sheila melepaskan pelukannya dengan Devan. Sheila mengusap air mata nya.
Sheila memperhatikan kain yang digunakan oleh Devan, "kakak masak?" tanya Sheila.
Devan mengangguk, "kenapa?"
Sheila tersenyum lalu menggandeng tangan Devan, "Shei temenin," ucap Sheila.
Devan tersenyum, "Sikat gigi dulu, terus cuci muka," ucap Devan sembari tersenyum geli.
"Liat itu, muka nya udah merah gara gara nangis," sambung Devan.
Sheila mengangguk, dia langsung menarik tangan Devan kedalam kamar mandi. Devan pun yang di tarik hanya pasrah.
Sheila langsung mengambil sikat gigi milik Devan, lalu tersenyum lebar, "sikatin."
Mata Devan terbelalak, "kakak?" Sheila pun mengangguk. Devan tersenyum, lalu ia menggunakan tangan nya untuk mengangkat pinggang Sheila untuk duduk di meja wastafel.
"Ringan banget sih," ujar Devan.
Sheila hanya tersenyum, perasaan Sheila saat ini dag Dig dug bangett!! Ini pertama kali nya ada yang memegang pinggang Sheila.
Devan Mengambil sikat gigi yang sudah di beri pasta dari tangan Sheila, lalu Devan mulai menyikatkan gigi Sheila. Setelah selesai acara sikat menyikat dan mencuci wajah, Sheila dan Devan turun menuju lantai dasar.
"Udah akur nih?" goda Rissa sembari tersenyum saat tiba tiba Sheila dan Devan lewat dari ruang keluarga.
"Apaan sih mama," balas Sheila sembari tersenyum malu mu.
"Kalian mau kemana?" tanya Rissa.
"Ke dapur ma, mau masak." Lalu Devan dan Sheila berlalu dari hadapan Rissa.
Di dapur, Sheila hanya melihat Devan yang memotong motong sayuran, "kakak mau buat apasih?" tanya Sheila.
"Hmm.. sayur asem, sayang," ucap Devan.
"Cuma sayur asem doang?" tanya Sheila.
Devan menggeleng, "sama udang kok." Wajah Sheila langsung sumringah mendengar kata udang.
"Udang nya dimana?" tanya Sheila.
Devan pun menunjuk meja makan, Sheila langsung berlari menuju meja makan. Membuka salah satu penutup yang ia duga adalah udang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Takdir mu
Romance"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu." Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan. Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan. "Sa...