34. Liar

46 1 0
                                    

"2 minggun lagi Lorenzo bakal ulang tahun," ucap Sheila.

"Terus?" Tanya Celine sambil memainkan ponsel nya.

"Gue mau ngasih dia surpsrise lah," balas Sheila.

"Ngapain Lo ngasihin dia surprise, suami udah punya tolol,"

"Ck! Kemaren dia ngasih gue surprise pas ulang tahun, jadi gue pengen ngebales dia."

Celine pun mengangguk, lalu mematikan ponsel nya.

"Beliin dia kue aja deh," ujar Celine.

Sheila berfikir.

"Boleh juga, rayain di sekolah aja gimana?" Tanya Sheila.

Celine menatap Sheila, "gila Lo di sekolah?!"

Sheila berdecak, "kalau di tempat yang lain gue takut kaga di izinin sama kak Devan."

Tiba tiba seseorang menarik lengan Sheila kasar, "ayo pulang!" Seru Devan.

Sheila melebarkan mata nya, berusaha melepaskan tangan nya.

"Kak, jangan gini!"

Devan tak menjawab, lelaki itu menarik Sheila. Celine pun mengikuti Sheila dan Devan dari belakang.

Di mobil Devan hanya diam, tak mengucapkan sepatah kata, membuat Sheila dan Celine sedikit cemas.

"Kak, pelanin dikit dongg," ujar Sheila.

Devan malah melakukan hal sebalik nya, ia malah mempercepat laju mobil nya.

WTF? Ngapa in bisa ke gep si anjrit, batin Sheila.

Harus nya gue ikut Vira sama Anin aja, nyesel gue ikuta ajaran setan, batin Celine.

Setiba nya di sekolah Devan berjalan di depan Sheila dan Celine.

"Gimana ni? Kabur nggak?" Bisik Celine kepada Sheila.

Sheila melirik Celine, lalu mengangguk kecil, "ayo!"

Celine dan Sheila berhenti berjalan dan perlahan melangkah mundur.

Devan tak menyadari bahwa kedua murid nya itu telah meninggalkan nya dengan emosi.

***

"Hufftt... Haft... Huftt" kedua nya berlari dengan ngos ngosan.

"Sumpah berhenti La, gue capek!" Seru Celine.

Sheila pun berhenti dan langsung terjatuh.

"Sumpah capekk bangett," erang Sheila.

"Gara gara Lo itu!" Tuduh Celine.

"Apa apaan Lo? Lo juga kali," Kesal Sheila.

Sheila menatap Celine kesal bagaimana bisa sahabat nya ini menyalahkan atas semua yang terjadi saat ini.

"Kok pak Devan bisa tau sih?" Tanya Celine.

Sheila mengangkat bahu nya acuh, "jangan jangan kak Devan nguntitin gue?" Tanya nya.

Celine ikut duduk di samping Sheila yang tengah menselonjorkan kaki nya.

"Dirumah Lo nggak bakal kena marah apa?" Tanya Celine.

Sheila menatap kaki kaki nya, lalu menggeleng.

"Gue pasti di marahin, kalau enggak di diemin."

Celine Menatap Sheila, lalu bangkit dari duduk nya.

"Mending kita barengan di marahin, dari pada hanya Lo sendiri,"

Sheila menggeleng, "Nggak usah biar gue aja."

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang