"Kamu adalah takdir ku dan aku adalah takdir mu."
Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan sebuah kebetulan, karena semua ini sudah menjadi skenario tuhan.
Sama dengan hal nya Sheila dan Devan yang menikah karena skenario tuhan.
"Sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue bakal nikah," ujar Sheila kepada teman teman nya melalu video call dari whatssap.
"Nipu pantat nya bisul," ujar Celine sambil mengoleskan Masker ke wajahnya.
"Lo kalau halu Jan dibawa ke real life yah, sedih gue, temen gue udah kehilangan kewarasanannya," saran Vira.
"2in." Sheila berdecak kesal melihat teman temannya ini tidak ada yang percaya sama sekali.
"Sumpah gue serius, gue bakal nikah sama pak Devan, Minggu depan," ujar Sheila.
"Hah? sama pak Devan guru baru itu yang ganteng nya ngga main main itu," ujar Celine histeris karena dia pun berharap menjadi salah satu istrinya Pak Devan. Ralat satu satu nya.
"Udah ah, males, kalian ngga ada yang percaya." Lalu Sheila mematikan video call dan langsung menonaktifkan ponsel nya.
Sheila beralih ke MacBook nya yang terletak di atas nakas. Malam ini Sheila akan menyelesaikan satu episode drama.
5 jam kemudian
"Jam berapa sih sekarang?" tanya Sheila lalu melirik jam dinding nya, matanya terbelalak melihat jam di depan nya sudah pukul 2 pagi.
"What the..."
Bisa bisanya dia yang berucap 1 episode malah menyelesaikan 1 season.
Sheila menguap, sudah terasa mengantuk Sheila langsung mematikan MacBook nya dan mematikan lampunya, sebelum tidur aktivitas nya adalah menghalu. Beberapa menit kemudia Sheila sudah tertidur.
***
Mata hari sudah mulai terbit, sekarang sudah pukul 6.00 alarm di hp Sheila mulai berbunyi.
Dengan keadaan mengantuk, Sheila langsung mengambil ponsel nya dan mematikan nya.
Tiba tiba suara berisik menganggu pendengarnya.
"Non, non, non," panggil Bi Sari berkali kali.
Sheila langsung menyingkap selimut nya, menatap bi Sari dengan mata yang masih sedikit terbuka.
"Kenapa bi?" tanya Sheila dengan suara serak khas bangun tidur nya.
"Nyonya pingsan Non," ujar Bi sari yang bekerja sebagai art dirumah Sheila.
Sheila terperanjat kaget mendengar nya, dia langsung terduduk dan berlari dengan kesadaran yang masih setengah.
Setiba nya di lantai dasar. Sheila sudah melihat ibunya yang tergeletak di lantai. Sheila langsung berlari menuju ibunya dan menopang kepala Vania keatas pahanya.
"Ma... Ma... Bangun," panggil Sheila terus menerus agar ibunya bangun.
"Bi.. bantuin Sheila bawa mama ke rumah sakit, Bi," ucap Sheila memohon kepada Bi sari.