32. hampir

56 3 1
                                    

Tiga hari berlalu, malam hari nya Devan masih sama seperti 3 hari yang lalu. Devan menjadi seorang yang cuek, setiap Sheila berusaha membuka percakapan Devan  hanya membalas nya dengan kata kata 'hmm', 'iya', 'enggak.'

Sheila berada di samping Devan  tengah memainkan ponsel nya sedangkan Devan tengah menatap laptop nya seraya mengetik sesuatu dan kacamata yang bertengger di mata lelaki itu.

Sheila merasa akhir akhir ini Devan menjadi aneh, Sheila tau kesalahan nya. Sheila hanya saja tak pernah membahas masalah itu, karena ia sedikit malu membahas hal itu.

Sheila menatap Devan yang sedang mematikan laptop nya lalu mengusap mata nya, beranjak dari tempat tidur.

"Mau kemana, kak?"

Pergerakan Devan berhenti. "kamar mandi," balas Devan tanpa dengan raut wajah super dingin nya.

Lelaki itu kembali melanjutkan perjalanan menuju kamar mandi. 5 menit berlalu Devan keluar dengan wajah yang sedikit basah. Devan berjalan ke arah kasur dan membaringkan dirinya di kasur, mulai memejamkan mata nya.

Sheil menggigit bibir nya.

***

Sheila selesai menonton drama Korea nya, melirik ke arah Devan yang tengah tertidur. Tak tega membangunkan Devan hanya untuk membuat kan makan. Sheila beranjak dari tempat tidur nya, mengambil sebuah kardigan yang ia letak di gantungan lemari, dan tak lupa meletakkan ponsel nya di saku baju tidur nya.

Sheila menatap Devan lagi, lalu berjalan keluar.

Sheila berjalan menuju supermarket terdekat, ia hanya ingin memakan samyang.

Di tempat lain, seseorang tengah mengawasi pergerakan Sheila.

"Apakah harus sekarang?" Tanya lelaki itu.

Seorang lelaki pun mengangguk, "Kita tak punya banyak waktu, dia selalu diawasi oleh para bodyguard, hari ini para bodyguard nya tidak berada disini," balas lelaki yang mengangguk.

Back to Sheila, gadis itu telah membeli beberapa cemilan dan samyang yang diinginkan.

Berjalan sembari bersenandung kecil, menyanyikan sedikit lirik lagunya yang ia dengar di headset.

Sheila menghentikan jalan nya ketika mendengar sebuha suara langkah kaki yang berjalan di arah nya, menatap ke arah belakang, tak menemukan siapa pun.

Sheila mulai mempercepat pergerakan langkah nya, suara itu... Semakin terdengar. Gadis berambut sedada itu mulai berlari tergesa-gesa.

2 orang lelaki mulai ikut berlari dan... Lengan Sheila berhasil di tahan. Sheila mati Matian menepis nya.

"LEPAS!! LEPAS!! TOLONGG!" Sheila menendang Mr. P kedua lelaki itu.

Berlari secepat mungkin, makanan nya pun telah terjatuh dan bahkan ponsel nya pun telah terjatuh.

Kedua lelaki itu mengejar Sheila, Tenaga Sheila untuk berlari telah habis.

Gadis itu terjatuh ketika ada sebuah batu di hadapan nya.

"Awh, sakit," ringis Sheila, mulai mengeluarkan air mata nya, ia mulai memaksa diri nya untuk berdiri, tangan gadis itu langsung di tahan.

Sheila menangis, terus berontak untuk di lepas, tetapi lelaki itu semakin mencengkram tangan nya.

"Cepat bekap dia!!" Ujar teman lelaki tadi.

Lelaki itu pun mengangguk, dan mengeluarkan sebuah kain yang sudah di berikan sesuatu untu merengut kesadaran gadis itu.

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang