2. Serendipity

113 8 0
                                    

Jam istirahat sudah dimulai, para murid dan siswa pun sudah banyak yang berhamburan menuju surga nya, sudah pasti adalah kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam istirahat sudah dimulai, para murid dan siswa pun sudah banyak yang berhamburan menuju surga nya, sudah pasti adalah kantin. Sama hal nya dengan Sheila dan ketiga temannya.

Setiba nya di kantin, ada seorang lelaki yang melambaikan tangan kearah 4 gadis itu.

"Eh itu Lorenzo," ujar Celine.

Keempat gadis itu berjalan kearah lelaki yang melambaikan tangannya tadi.

"Hey," sapa Vira. Keempat gadis itu langsung duduk berdampingan.

"Kalian pengen pesan apa?" tanya Anin.

"Hmm, Lo apa la?" tanya Celine yang duduk disamping Sheila.

"Gue bakso aja deh," ujar Sheila.

"Samain aja deh," ujar Celine dan Vira.

Anin menyodorkan tangannya kearah ketiga gadis itu, Celine dan Vira memberikan uang nya kepada Anin.

"Uang La?" pinta Anin ketika Sheila tak kunjung memberikan uang nya.

Sheila langsung memegang lengan Anin, "hehehehe, Anindira yang cantik, bayarin makanan Lala dulu deh," ujar Sheila dengan senyuman manisnya.

Anin langsung menepis tangan Sheila, "Anak nya bapak Xabiru yang kaya ini kenapa belanja aja dibayarin sama aku yang miskin ini?" sindir Anin karena diantara ketiga nya yang kehidupan nya lumayan sederhana adalah Anin.

Sheila melebarkan matanya, "Kok Lo ngomong gitu sih," ujar Sheila tak suka.

Anin pun tertawa, "canda sis." Anin langsung berjalan menuju stan bakso untuk memesan makanan keempatnya.

"Tumben kaga ada uang Lo?" tanya Celine.

"Orang yang gue tabrak malah malakin gue," sebal Sheila.

"Lo tadi nabrak La?" tanya Megan teman sepergengan Lorenzo.

Sheila mengangguk, "kok bisa?" tanya Lorenzo.

"Gue aja ngga tau, kok bisa gue nabrak."

Mereka semua mengangguk.

"La, nanti kita main basket kan?" tanya Lorenzo.

Sheila melihat kearah Lorenzo, "Yoi bro," ujar Sheila sambil menatap mata Lorenzo.

Bisa dibilang Sheila cukup hebat untuk bermain basket bahkan dia sudah mengikuti lomba lomba di dunia perbasketan.

Lorenzo adalah sahabat yang Sheila kenal sejak SMP kelas 7, lelaki itu yang mengajari nya basket sampai Sheila bisa sehebat sekarang.

"Ini pesanan nya," Anin datang setelah membawa 2 bakso dan dibantu oleh penjual nya untuk mengantar 2 bakso lagi.

"Tanks yah nin," ujar Sheila. Anin langsung menepukpundak Sheila.

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang