13. takdir Sheila

59 6 0
                                    

Devan terbangun kala azan subuh terdengar, saat terbangun Devan melihat seseorang yang ia cintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan terbangun kala azan subuh terdengar, saat terbangun Devan melihat seseorang yang ia cintai. Devan menyingkirkan rambut nakal yang menutupi wajah Sheila, sudut bibir Devan terangkat ketika Sheila mulai menggeliat.

Mata Sheila mulai terbuka, hal pertama yang Sheila lihat adalah wajah Devan dengan tangannya yang berada di kepala Sheila. Sheila menepis tangan Devan.

"Ngapain?" Tanya Sheila dengan suara serak nya.

Devan pun menggeleng, keduanya menduduk kan dirinya, dengan punggung yang menyandar pada penyangga tempat tidur dan kaki yang diluruskan. Sheila terus terusan menguap. Devan hanya memperhatikan gerakan Sheila.

Setelah kegiatan menguap nya selesai Sheila pun menatap Devan. Matanya yang masih berkunang kunang, lantas membuat Sheila membaringkan badannya di paha Devan.

"Bangun, Sheila Athaya. Shalat dulu," ujar Devan sambil mengelus rambut Sheila.

"Bentar lagi, 5 menit," ucap Sheila tanpa membuka matanya.

"Shei, I love you," ucapan tiba tiba Devan membuat mata Sheila tiba tiba terbuka. Sheila pun langsung terduduk, "Kakak, Shei mau wudhu dulu." Sheila pun bangkit dari duduknya dengan cepat Devan menahan tangan Sheila sehingga Sheila jatuh terduduk kembali.

"Kenapa? Kamu belum cinta sama kakak? Bilang ke kakak Shei, cara apa supaya kamu bisa mencintai kakak?" tanya Devan.

Sheila melepaskan tangannya, "Shei nggak tau kak, tapi untuk saat ini yang Shei tau Shei sayang sama kakak. Entah sebagai seorang Abang atau sebagai seorang suami," ungkap Sheila lalu gadis itu berjalan menuju kamar mandi.

10 menit kemudian, keduanya telah siap melaksanakan Shalat subuh. Keduanya kembali ke atas kasur, dengan aktivitas yang keduanya lakukan masing masing. Devan dengan berkas berkas kantor nya dan Sheila dengan MacBook nya sedang menonton K-drama.

"Sayang, kecilin volume nya," pinta Devan tanpa mengalihkan pandangan dari berkas berkas nya.

Tiba tiba Sheila berdiri tanpa mengalihkan pandangannya dari MacBook nya, Sheila turun dari kasur lalu berjalan tanpa melihat sekitar.

Duk!

Sheila menabrak pintu yang tak bersalah itu, Devan pun yang kaget langsung mendekat ke Sheila, "kamu nggak papa?" Tanya Devan sambil mengecup kening Sheila untuk menetralisir rasa sakit.

Sheila pun menggeleng, lalu keluar dari kamar milik Devan, Sheila melihat ruang keluarga seperti nya sepi. Sheila duduk di salah satu sofa panjang yang empuk dan membaringkan badannya di sofa tersebut dengan bantalan sofa sebagai penyangga kepalanya.

Tanpa Sheila sadari, sejam sudah berlalu, bahkan Rissa sudah keluar dari kamarnya, "Shei, pagi pagi udah dibawah?" Tanya Rissa ketika melihat Sheila dibawah.

Sheila melihat ke arah Rissa, "kak Devan suruh diam, daripada volume nya dimatiin mendingan Shei kebawah aja," ucap Sheila.

Rissa pun mengangguk, "mama kedapur dulu yah Shei." Sheila membalas dengan anggukan.

Akulah Takdir muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang