Kang Warno, siapa yang tak kenal laki laki nyentrik yang satu ini. Laki laki pengangguran yang selalu tampil necis ini memang sudah sangat terkenal di seantero desa Kedhung Jati, bahkan sampai ke desa desa tetangga.
Kerjanya sehari hari cuma petentang petenteng keliling kampung, nongkrong sana nongkrong sini, ngobrol ngalor ngidul dengan semua orang yang ia temui, meski kebanyakan orang sudah malas untuk menanggapi Karena memang sudah sangat hafal dengan tabiat laki laki yang satu ini.
Gayanya memang nyentrik. Dandanan selalu necis. Pinter ngomong. Sok hebat dan sok pinter. Padahal sebenarnya tak tahu apa apa. Ibarat kata pepatah, seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Karena sifatnya itulah maka banyak orang yang kurang menyukainya.
Satu lagi. Ia mempunyai hoby yang unik. Mengumpulkan barang barang aneh seperti batu akik, keris, jimat, atau semacamnya yang ia anggap sebagai benda benda bertuah. Meski hampir semua orang tahu kalau semua benda benda koleksinya itu hanyalah barang imitasi, tapi tetap saja Kang Warno ini merasa bangga. Sering ia memamerkan barang barang koleksinya itu kepada setiap orang yang dijumpainya, disertai dengan segudang promosi bahwa benda benda koleksinya itu adalah benda benda itu asli dan bertuah. Dan ujung ujungnya bisa ditebak. Ia menawarkan benda benda itu dengan harga yang selangit.
Warga desa Kedhung Jati tentu saja sudah hafal. Dan tak pernah percaya dengan ocehan Kang Warno. Tapi kadang ada juga warga dari desa lain yang termakan oleh bujuk rayunya. Terutama orang orang yang masih percaya dengan klenik. Dan tak sedikit pula yang rela mengeluarkan uang yang jumlahnya tak sedikit untuk membeli barang barang yang sebenarnya hanya imitasi tersebut.
Hingga suatu saat Kang Warnopun kena batunya. Berawal saat ia menemukan sebuah boneka kecil yang aneh di area Tegal Salahan. Benda itupun segera dipamerkan kepada semua orang yang ditemuinya, dengan dibumbui cerita bahwa benda itu adalah benda keramat yang ia dapat dari hasil tirakat dan bertarung mati matian melawan jin penjaga benda tersebut.
Orang orang hanya mencibir, karena mereka tahu bahwa Kang Warno menemukan boneka aneh itu secara tak sengaja saat sedang mencari kayi bakar di area Tegal Salahan. Semua orang juga tak yakin kalau benda itu adalah benda keramat, karena memang hanya sebuah boneka kayu yang diukir sedemikian rupa hingga wujudnya tampak menyeramkan. Bisa saja itu hanyalah boneka bekas mainan anak anak yang sudah tak terpakai dan dihanyutkan oleh pemiliknya di kali kecil Tegal Salahan.
Hingga suatu ketika, saat Kang Warno memamerkan benda itu kepada Pak Modin, Pak Modin justru menyarankan agar Kang Warno mengembalikan benda itu ke tempat dimana kemarin Kang Warno menemukannya.
Pak Modin memang sedikit mengerti soal hal hal yang gaib atau semacamnya. Dan beliau melihat bahwa boneka itu memang bukan boneka biasa. Kang Warno bisa celaka kalau sampai menyimpan ataupun menjualnya.
Tapi memang dasarnya Kang Warno ndableg. Nasehat dari Pak Modin itu cuma dianggap angin lalu. Justru karena Pak Modin yang dianggap tahu soal hal hal gaib itu bilang kalau boneka itu bukan boneka biasa, membuat Kang Warno berniat untuk menjualnya.
Dengan bantuan anaknya yang bekerja di kota, akhirnya Kang Warno bisa berkenalan dangan salah seorang kolektor barang antik di kota. Dan diluar dugaan, sang kolektor itu berani membeli boneka itu dengan harga yang sangat mahal.
Seperti kejatuhan durian runtuh, Kang Warno seolah menjelma menjadi orang kaya baru. Gaya tengilnyapun semakin menjadi jadi. Memborong perabotan rumah yang baru, pakaian pakaian bagus dan mahal, perhiasan emas untuk istrinya, dan banyak lagi barang barang yang ia beli dari uang hasil penjualan boneka aneh itu.
Namun hal itu tak berlangsung lama, karena seminggu setelahnya Kang Warno menjual boneka itu, terorpun dimulai.
Yu Sumi, istri Kang Warno, diteror mimpi mimpi aneh dan menyeramkan selama beberapa hari. Dalam mimpi itu ia merasa dikejar kejar oleh seorang kakek tua berwajah seram yang mengancam akan membunuhnya.
Lingkungan sekitar rumah Kang Warno juga tak luput dari serangan teror. Hampir setiap malam pintu rumah Kang Warno selalu ada yang mengetok ngetok, namun saat dibuka tak pernah ada orang. Juga suara suara langkah kaki yang terdengar berjalan mengelilingi rumah, dan saat di cek juga tak ada orang. Bahkan bekas telapak kakipun tak ada. Lalu suara suara aneh seperti suara kakek kakek yang terdengat memanggil manggil nama Kang Warno. Lagi lagi saat dilihat keluar rumah juga tak ada orang sama sekali. Anak bungsu Kang Warno yang masih balitapun tak luput dari teror. Anak laki laki berusia lima tahun itu sering menangis tanpa sebab. Saat ditanya, ia hanya bilang takut dan seram. Entah apa yang dilihat oleh anak itu.
Hingga akhirnya, sebulan kemudian Kang Warnopun jatuh sakit. Awalnya dikira cuma masuk angin biasa. Namun ternyata semakin lama semakin parah. Sampai beberapa kali dibawa ke rumah sakit, namun penyakitnya tak kunjung sembuh juga. Sampai pada akhirnya Kang Warno hanya bisa tergolek diatas tempat tidur tanpa bisa ngapa ngapain lagi.
Segala upaya telah ditempuh untuk mengobati Kang Warno. Dari dokter, ustadz, kiai, dukun, orang pintar, sampai paranormal telah dipanggil untuk mengobatinya. Namun hasilnya tetap nihil, sampai akhirnya Tuhan berkehendak lain. Kang Warno menghembuskan nafas terakhirnya.
Kabar dukapun menyebar. Semua warga desa Kedhung Jati berbondong bondong datang ke rumah Kang Warno. Ya, meskipun semasa hidupnya Kang Warno ini sangat menyebalkan, namu disaat ia ditimpa kemalangan begitu orang orang jadi tak tega juga. Mereka segera lupa dengan segala tingkah tengil Kang Warno.
Ada cerita aneh saat prosesi pemakaman Kang Warno. Beberapa orang konon melihat seorang kakek kakek misterius berwajah seram dengan rambut panjang yang telah memutih semua berdiri agak jauh dari liang lahat sambil menatap tajam kearah peti mati Kang Warno yang akan diturunkan ke liang lahat.
Tak semua orang melihat kakek misterius itu. Hanya sebagin kecil dari yang hadir di pemakaman yang melihatnya. Dan dari sebagian kecil itu, tak satupun dari mereka yang merasa kenal dengan kakek misterius itu. Tapi orang orang yang melihat kakek itu punya cerita yang sama. Si kakek berdiri mematung sambil menimang boneka aneh berwajah seram di tangannya.
Banyak desas desus yang menyebar. Ada yang bilang kalau kang Warno mati tak wajar, menjadi tumbal dari boneka aneh yang ditemukannya. Banyak juga yang bilang bahwa boneka itu sebenarnya adalah sebuah jenglot, yang sengaja menampakkan diri agar ditemukan dan diambil oleh orang yang mau mengambilnya, dan menjadikan orang itu sebagai tumbal. Karena konon katanya makhluk bernama jenglot ini memang dikenal sebagai makhluk yang sangat haus darah.
Entahlah, aku yang waktu itu masih anak anak kurang begitu mengerti. Bahkan aku juga tak tahu seperti apa sebenarnya wujud dari boneka aneh yang ditemukan oleh Kang Warno tersebut. Apapun itu, aku hanya bisa mendoakan, semoga almarhum Kang Warno mendapat tempat yang layak di alam sana, diterima semua amal ibadahnya, dan diampuni segala dosa dosanya.
AMIIINNNN!!!*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor Story : Angkernya Tegal Salahan
HorrorKumpulan kisah horor dan misteri yang dialami oleh para narasumber di sebuah wilayah yang dipercaya sebagai sarangnya para dedhemit. Cerita ini sebelumnya sudah pernah saya tulis di platform Kaskus dengan judul yang sama. #1 basedontruestory