Part 13 : Si Temon

901 65 1
                                    

Tak ada yang tahu pasti siapa atau apa sebenarnya sosok yang satu ini. Dari mana dan makhluk jenis apa dia, sampai saat ini masih menjadi tanda tanya besar.

Orang orang biasa menyebutnya Si Temon. Sosoknya menyerupai anak kecil dengan sepasang daun telinga yang agak lancip, mirip seperti telinga kelelawar. Kepalanya botak tanpa sehelai rambutpun yang menutupinya. Matanya yang sebelah kanan bulat besar, sedangkan yang sebelah kiri buta. Kulitnya hitam dekil penuh daki, dan yang paling menjadi ciri khasnya adalah, ia selalu muncul dengan hanya mengenakan popok kain lusuh dan kumal.

Sosoknya biasa muncul di sekitar kali kecil di Tegal Salahan. Suka mencari ikan dan memakannya mentah mentah. Sedang waktu kemunculannya tak bisa dipresiksi secara pasti. Kadang muncul di tengah siang hari bolong. Kadang juga muncul disaat menjelang waktu maghrib. Bahkan tak jarang muncul di tengah malam atau di pagi pagi buta.

Berbeda dengan para penghuni Tegal Salahan yang lainnya yang suka mengganggu sampai membuat orang celaka, sosok yang satu ini terkesan cuek saat kemunculannya terpergok oleh manusia, meski terkadang ia juga suka usil mengganggu, tapi tak sampai membuat orang menjadi celaka. Hal inilah yang membuat sebagian orang penasaran dengan sosoknya.

Kang Marno, warga desa Kedhung Jati yang memiliki ladang di dekat kali kecil itu, pernah sekali memergoki kemunculan Si Temon ini. Saat itu siang hari. Kang Marno sedang sibuk membersihkan ladangnya, saat tanpa sengaja ia melihat kehadiran makhluk itu sedang asyik mengejar ngejar ikan di kali kecil itu.

Penasaran, Kang Marno mencoba mendekati dan menyapa makhluk itu. Tapi jangankan menyahut, menolehpun ia tidak, membuat Kang Marno sedikit jengkel. Ia mencoba untuk semakin mendekati makhluk itu. Namun saat sudah semakin dekat, Kang Marno merasa langkahnya menjadi agak berat, seperti ada kekuatan tak terlihat yang menahan langkahnya. Kang Marnopun akhirnya mengurungkan niatnya, takut jika sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Lain Kang Marno, lain pula yang dialami oleh Mas Yadi. Warga desa Kedhungsono itu sedang asyik memancing saat tak sengaja memergoki kemunculan makhluk itu.

Waktu itu sore hari, menjelang maghrib. mas Yadi yang sudah berhasil mendapatkan beberapa ekor ikan, berniat untuk menyudahi kegiatan memancingnya. Saat sedang membenahi peralatan pancingnya, tanpa sengaja ia melihat makhluk itu berlari lari kecil diatas tanggul di pinggir kali.

Penasaran, Mas Yadi meletakkan peralatan memancingnya dan berniat untuk mengikuti makhluk itu. Ia penasaran, ingin tahu darimana makhluk itu datang, dan kemana makhluk itu akan pulang.

Makhluk itu terus berlari lari kecil menysuri tanggul kali Salahan, menuju ke arah hulu, tanpa memperdulikan Mas Yadi yang mengikutinya dari jarak yang agak jauh. Sampai akhirnya, saat mendekati rumpun pohon bambu yang ada di sebelah hulu kali itu, makhluk itu lenyap begitu saja, tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Mas Yadi sampai mengucek ucek matanya, dan mengelilingi rumpun pohon bambu itu sampai beberapa kali, namun sosok itu tak juga ia temukan. Benar benar menghilang tanpa jejak.

Mas Yadi bergidik ngeri. Bulu kuduknya tiba tiba merinding, seperti ada yang meniup niupnya dari belakang. Sadar bahwa hari semakin gelap, akhirnya Mas Yadi bergegas meninggalkan rumpun pohon bambu itu dan kembali ke tempat ia tadi meletakkan peralatan memancingnya. Rasa penasarannya ia bawa pulang tanpa mendapatkan jawaban.

Mbah Kromo, yang juga memiliki sawah di dekat kali kecil itu, juga pernah menjadi korban keisengan makhluk kecil itu. Saat itu sedang musimnya menggarap sawah. Seperti biasa, saat bekerja di sawah, Mbah Kromo selalu membawa bekal teko air minum yang berisi air teh panas dan beberapa potong singkong rebus. Bekal itu ia letakkan di gubuk yang berada diatas tanggul yang membatasi sawahnya dengan kali kecil itu.

Sedang asyik Mbah Kromo mencangkul di tengah sawah, tiba tiba Mbah Kromo mendengar suara berisik dari arah gubuknya. Betapa terkejutnya laki laki tua itu saat menoleh ke arah gubuk. Makhluk bernama Si Temon ini nampak tengah asyik mengacak acak bekal yang ia simpan di gubuk itu.

Horor Story : Angkernya Tegal SalahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang