Cinta ditolak dhemit bertindak, pepatah itu sepertinya pantas untuk disematkan kepada Mas Yatno. Sudah lama pemuda dari desa Kedhungsono itu menaruh hati kepada Mbak Sum, salah satu kembang desa dari desa Kedhungjati. Namun sepertinya cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Entah apa sebabnya, Mbak Sum tak pernah menanggapi segala bujuk rayu dari Mas Yatno.
Meski begitu, sepertinya Mas Yatno ini bukan tipe orang yang mudah menyerah. Meski sudah beberapa kali ditolak, ia masih terus saja berusaha mengejar cinta Mbak Sum. Segala carapun ia tempuh, dari cara yang halus sampai ke cara yang bahkan sulit untuk dipercaya dengan akal sehat. Namun sampai detik ini segala daya dan upayanya itu satupun tak ada yang membuahkan hasil. Mbak Sum tetap teguh dengan pendiriannya.
Pernah suatu ketika, mungkin karena sudah kehabisan akal, Mas Yatno sampai nekat mencuri celana dalam milik Mbak Sum yang sedang dijemur. Celana dalam itu lalu ia bawa ke tempat orang pintar. Niatnya sih, ia ingin mengguna gunai Mbak Sum. Namun niat itupun harus gagal total.
Celana dalam yang telah dijampi jampi oleh si orang pintar itu lalu secara diam diam ia kembalikan ke tempat jemuran di tempat Mbak Sum, dengan tujuan agar celana dalam itu nantinya akan dikenakan oleh Mbak Sum, dan jampi jampi itu akan bekerja mempengaruhi Mbak Sum. Namun sialnya, celana dalam yang ia sangkutkan di tempat jemuran dengan terburu buru itu justru terbang terbawa angin dan jatuh ke tanah becek berlumpur.
Mbak Sum yang belum sadar bahwa ia sedang berusaha untuk dijampi jampi, memungut kembali celana dalam yang jatuh itu dan berniat untuk mencucinya kembali bersama sama dengan pakaian kotor yang lainnya di kali Salahan. Sial bagi Mas Yatno, tanpa disadari oleh Mbak Sum, celana dalam itu secara tak sengaja justru hanyut di kali dan hilang entah kemana.
Gagal sudah rencana Mas Yatno. Beberapa hari ia menunggu, berharap jampi jampi dari si orang pintar itu akan bekerja, tak taunya tak ada reaksi apapun yang terjadi dengan Mbak Sum. Dalam hati ia memaki maki si orang pintar, dikiranya jampi jampinya kurang ampuh. Padahal memang celana dalam yang telah dijampi jampi itu sama sekali tak sempat dikenakan oleh Mbak Sum.
"Lagian, ngapain pakai datang ke orang pintar segala? Buang buang duit saja. Kalau cuma sekedar untuk mendapatkan cintanya si Sum itu, belajar saja sama aku," demikian celetuk salah satu teman Mas Yatno, saat Mas Yatno menceritakan kesialannya.
"Kamu bisa memikat cewek?" tanya Mas Yatno penasaran, sambil menuang anggur merah kedalam gelas kecil, lalu menenggaknya sampai tandas. Ya! Saat itu mereka sedang minum minum di poskamling desa. Kegiatan yang sering Mas Yatno lakukan saat sedang ngumpul ngumpul dengan teman temannya. Dan mungkin karena kebiasaan buruknya itulah Mbak Sum tak mau menerima cinta Mas Yatno. Sudah jelek, pengangguran, suka mabuk pula. Perempuan mana yang mau sama laki laki semacam itu.
"Sekarang sudah nggak zaman lagi main pelet kalau mau mendapatkan cewek," sahut sang teman lagi.
"Lalu, bagaimana caranya?" tanya Mas Yatno.
"Kalau nggak bisa dengan cara halus, ya pakai cara yang kasar," jawab sang teman.
"Maksudnya, cara kasar yang seperti apa?" lagi lagi Mas Yatno bertanya.
"Kamu hamili saja itu si Sum! Kalau sudah hamil, nanti mau tak mau pasti akan dinikahkan sama kamu," sang teman menyahut sambil tergelak.
"Edan! Itu nyari mati namanya. Ya kalau dia mau dinikahkan sama aku. Kalau enggak? Bisa bisa aku malah dilaporin ke polisi. Atau lebih parah lagi, aku dikeroyok sama anak anak Kedhungjati. Bisa mati konyol aku!"
"Ah! Kamu mikirnya kejauhan," kata sang teman lagi. "Coba kamu pikir. Perempuan, kalau sudah hamil diluar nikah, sudah pasti akan menanggung malu besar. Demikian juga dengan keluarganya. Jadi, sudah pasti mereka akan berpikir dua kali kalau mau lapor polisi, karena takut aibnya akan menyebar. Percaya deh, ujung ujungnya mereka pasti akan meminta pertanggungjawabanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor Story : Angkernya Tegal Salahan
HorrorKumpulan kisah horor dan misteri yang dialami oleh para narasumber di sebuah wilayah yang dipercaya sebagai sarangnya para dedhemit. Cerita ini sebelumnya sudah pernah saya tulis di platform Kaskus dengan judul yang sama. #1 basedontruestory