"Wedhus!!!" kaget, Pak Kardi sampai terlonjak kebelakang. Tubuhnya gemetar hebat, manakala menyadari bahwa karung itu bukanlah berisi kelapa seperti yang dikatakan oleh si kakek cebol tadi, melainkan berisi kepala. Benar benar potongan kepala manusia, dengan sisa sisa darah yang yang masih menetes dari bagian pangkal lehernya. Ekspresi wajah wajah yang ada di kepala kepala itu nyaris membuat Pak Kardi pingsan. Ada yang matanya melotot nyari keluar dari kelopaknya, ada yang meringis dengan gigi geliginya yang memerah karena darah, ada yang terpejam dengan mulut menganga lebar dan lidah mejulur keluar, dan ekspresi ekspresi lain yang terlihat begitu menyeramkan.
"Sini Le, duduk sini dulu," lagi lagi suara si kakek mengejutkan Pak Kardi. Pak Kardipun menoleh, dan dilihatnya si kakek tengah duduk diaras kursi rotan yang tersusun rapi di tengah tengah ruangan.
"Kemarilah!" ujar si kakek lagi, sambil melambaikan tangannya, memberi isyarat kepada Pak Kardi untuk mendekat.
Dengan kaki gemetaran dan langkah sempoyongan, Pak Kardi tak kuasa menolak permintaan si kakek. Ia mendekat, lalu duduk di kursi yang ada dihadapan si kakek, dibatasi oleh meja bulat kecil berukir yang nampak mengkilap. Bersamaan dengan itu, dari arah ruangan dalam keluar seorang gadis cantik membawa nampan berisi makanan dan minuman yang langsung diletakkan diatas meja, tepat dihadapan Pak Kardi. Makanan yang sangat mewah menurut Pak Kardi. Seekor ayam panggang utuh yang berukuran sangat besar, serta minuman yang entah apa namanya, berwarna kemerahan dalam sebuah gelas kaca yang bening dan berkilauan.
Tanpa sasar Pak Kardi menelan ludah. Bukan karena hidangan lezat yang disuguhkan oleh si gadis, melainkan karena terpesona dengan sosok si gadis pembawa hidangan itu. Selain cantik dan bertubuh seksi, gadis itu juga mengenakan pakaian yang sanggup meruntuhkan iman siapapun yang melihatnya.
Bagaimana tidak, tubuh sintal nan seksi milik si gadis itu hanya dibalut dengan sehelai kain tipis dan ketat dari sebatas lutut sampai pertengahan dadanya, membuat setiap lekuk liku tubuhnya membayang dengan sangat jelas. Apalagi saat gadis itu tadi menunduk untuk meletakkan nampan yang dibawanya diatas meja, Pak Kardi bisa melihat dengan jelas belahan dada si gadis, karena gadis itu tepat berada di hadapannya.
"Silahkan dinikmati hidangannya Mas," dengan suaranya yang sangat merdu gadis itu mempersilahkan, sambil ikut duduk disebelah Pak Kardi. Keringat dingin seketika membanjir membasahi sekujur tubuh Pak Kardi. Aroma wangi yang menguar dari tubuh gadis itu seolah mengandung kekuatan mistis yang pelan namun pasti membangkitkan gairah kelelakian Pak Kardi.
"Oh ya, ini upahmu Le. Maaf, kakek tidak punya uang kontan. Jadi nggak papa kan kalau kakek bayar dengan dua cincin emas ini," ucapan si kakek bahkan sama sekali tak dihiraukan oleh Pak Kardi. Ia benar benar sudah terbius oleh pesona si gadis yang duduk disebelahnya itu. Cincin yang diletakkan diatas meja dihadapannya langsung ia sambar dan ia masukkan kedalam kantong celananya, lalu kembali sibuk memandangi si paras ayu si gadis di sebelahnya itu.
Sadar bahwa kehadirannya sudah tak diacuhkan lagi, si kakek segera berlalu masuk ke ruang dalam, seolah sengaja memberi kesempatan kepada Pak Kardi untuk melampiaskan fantasi liar yang mulai berkecamuk didalam benaknya. Dan, seolah merasa telah mendapat lampu hijau dari si kakek, tanpa membuang waktu lagi Pak Kardi segera memulai petualangan liarnya. Dengan sedikit kasar, direnggutnya kain tipis yang membalut tubuh si gadis hingga terlepas, lalu direngkuhnya tubuh sang gadis yang kini telah telanjang tanpa ada sehelai benang yang menutupinya itu kedalam pelukannya. Kedua tangan Pak Kardi dengan sangat liarnya bergerilya menyusuri setiap lekuk liku tubuh sang gadis, membuat si gadis terpekik tertahan, lalu merintih dan mengerang disertai desah nafas yang memburu.
Pak Kardi semakin liar, dan si gadis sepertinya juga mulai mengimbangi keliaran itu. Kesuanya bergumul hebat, sambil sesekali si gadis itu berusaha menyuapi Pak Kardi dengan aneka hidangan yang tadi ia suguhkan. Namun, apalah menariknya hidangan lezat itu bagi Pak Kardi, jika dibandingkan dengan pemandangan aduhai tubuh si gadis didalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor Story : Angkernya Tegal Salahan
HorrorKumpulan kisah horor dan misteri yang dialami oleh para narasumber di sebuah wilayah yang dipercaya sebagai sarangnya para dedhemit. Cerita ini sebelumnya sudah pernah saya tulis di platform Kaskus dengan judul yang sama. #1 basedontruestory