BAGIAN 38

9.1K 529 169
                                    

HAY HAYY HAYYY BRE BRO CUYYY🤗❤

GIMANA KABAR KALIAN? KALO AUTHORNYA HAMDALAH MASIH KAGAK PUNYA DUID:V

MASIH STAY SAMA OM BAPAK, ATAU UDAH PINDAH KE MAS SUAMI? 😂😂

Happy Reading ....

####

Setelah sampai di rumah, Risa dan juga Leon langsung menuju ke dapur. Menaruh belanjaan, lalu bergabung bersama kedua orang tua Leon di meja makan.

Berbasa-basi sebentar, barulah mereka semua bisa makan dengan tenang.

Saat di tengah acara makannya, mama Rinda menyeletuk, "Kapan, ya, bisa makan bareng cucu kita, Pa?"

"Uhuk! Uhuk!" Risa segera meminum air putih, yang sudah disediakan.

Mama Rinda berdiri, berjalan memutari meja menghampiri Risa. Tangannya segera mengelus punggung Risa, agar batuknya mereda.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya mama Rinda.

Udah tau keselek, pake nanya lagi! Kesalnya dalam hati.

Risa menggeleng. "Enggak papa, Ma. Anu, cuma keinget wajan Risa kemarin ada yang gosong hehe ...."

"Astaga! Harusnya biar Leon saja yang masak," ucap mama Rinda dengan seenak pantat.

Leon mendengus kesal. Lagi-lagi dirinya, yang menjadi sasaran. Dasar, ibu-ibu tidak sayang anak!

Setelah dirasa Risa sudah tenang kembali, mama Rinda kembali ke tempat semula. Mereka melanjutkan sarapannya.

Hanya butuh waktu beberapa menit, untuk mereka menyelesaikan acara sarapannya. Risa dan mama Rinda membereskan meja makan, sedangkan Leon dan papa Gun pergi ke taman belakang rumah Leon.

Risa mencuci piring, sedangkan mama Rinda hanya duduk santai di kursi samping meja pantry. Bossy sekali!

"Kapan kalian berencana bulan madu, Nak?" tanya mama Rinda.

"Uhuk! Uhuk!" Lagi-lagi Risa tersedak. Ini mertua seneng banget, sih, bikin gue keselek! Batinnya.

"Kenapa, Nak? Apa mama salah ngomong?"

Gak! "Hah? Eng-gak, kok, Ma. Risa cuma agak terkejut tadi." Alibi Risa.

Pertanyaan mama Rinda sangatlah konyol. Bagaimana caranya Risa dan Leon bisa memberikan cucu, kalau mereka saja tidak pernah melakukannya. Setidaknya seingat Risa saat ini belum pernah.

Risa mengeringkan tangan, lalu berjalan menuju meja dapur. Ia hendak membuatkan teh, untuk Leon dan juga ayah mertuanya.

Setelah siap, ia segera berjalan hendak menuju ke taman belakang rumah. Menghidangkan teh dan camilan, ke hadapan kedua laki-laki yang sedang bercengkrama.

Di sisi lain, papa Gun mengajak Leon untuk membicarakan hal yang serius. Sebab, ini menyangkut perihal Risa, dan juga amnesianya.

"Papa harap, kamu segera membantu Risa, untuk mengingat segalanya, Leon."

Leon menghela napas berat. "Leon masih ragu, Pa. Pasalnya, Risa pernah meminta perpisahan, saat dirinya tahu tentang Mona," jelasnya.

"Papa tahu, ini berat untuk kamu maupun Risa. Namun, baiknya masalah ini bisa kalian selesaikan secepatnya. Papa minta, kamu lebih dewasa sebagai suami. Jika memang kamu bersalah, akui saja. Kalau bisa, selesaikan secara baik-baik. Apa lagi kalian, kan, suami istri." Papa Gun memberikan wejengan untuk Leon, sambil menepuk pundak putranya tersebut.

DOSEN GILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang