BAGIAN 28

10.8K 632 342
                                    

HAY HAYY HAYYY BRE BRO CUYYY👋🤗🤗

BOSEN SAMA KONFLIK YANG RINGAN GAK, SIH? OKE, MARI KITA COBA PINDAH HALUAN KE KONFLIK YANG LUMAYAN BERAT 😂

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK, YA. VOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA BILA PERLU 🤗

Happy Reading ....

####

Leon menepati kata-katanya. Dirinya memang mengajak Risa untuk sarapan di luar. Namun, bukan di tempat yang kalian pikirkan, tetapi hanya di luar rumah. Ya, tepatnya di taman rumah Leon.

Risa memotong steak-nya dengan kesal. Tadinya ia berpikir, kalau Leon akan mengajak dirinya, untuk makan di salah satu restoran mewah. Nyatanya jarak mereka ke luar, tetap tak jauh dari rumah Leon. Malah masih bisa dikatakan berada di lingkungan rumahnya. Orang-orang biasa menyebutnya pekarangan.

Minim akhlak!

"Om Bapak," panggil Risa sewot.

"Hm." Leon masih asik menikmati sarapannya.

"Tadi katanya mau ngajak saya makan di luar. Mana?" Tagih Risa.

"Sepertinya mata kamu sedang bermasalah," jawab Leon asal, sambil memberi makanan kepada si Black.

"Hish ... bukan ini maksud saya. Misalnya di restoran, gitu?" Risa berusaha menawar.

"Tugas kamu sebagai seorang istri, harus bisa meringankan beban suami," sanggah Leon.

"Tugas Om Bapak sebagai suami, harus menyenangkan istri." Risa tersenyum kemenangan.

"Tugas seorang istri harus bahagia, jika melihat suaminya merasa senang. Saat ini saya cukup senang, jadi kamu harus bahagia."

Savage!

Risa semakin dibuat geram. Ia hanya bisa membatin, ini bandot tua gimana, sih?! Kaya, tapi kok pelit!

Leon mengalihkan atensinya kepada Risa. Ia sedikit menarik sudut bibirnya, tatkala melihat pipi Risa yang mengembang. Lucu, batinnya.

"Ekhem ... bagaimana dengan tugas yang saya berikan kemarin? Apakah sudah selesai?" tanya Leon.

"Sudah. Periksa saja sendiri kalo gak percaya," jawab Risa cuek.

Andai di Shopee bisa tukar tambah istri, batin Leon, sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Akhirnya Leon mengalah. Ia menyuruh salah satu maid, untuk mengambilkan sesuatu yang Leon maksudkan tadi. Kini, mata Leon terfokus dengan kertas soal dan jawaban, yang ia berikan kepada Risa sebagai kado ulang tahunnya.

"Om Bapak," panggil Risa.

"Apa?" tanya Leon. Dirinya masih terfokus dengan berbagai soal di tangannya.

"Om Bapak pernah, enggak? Nolak orang yang suka sama Om Bapak, waktu sekolah dulu?" tanya Risa penasaran.

Boleh 'kan, Risa berpikiran kalau tidak ada yang tahan berpacaran dengan Leon, walau cuma satu menit?

Astagfirullah, Mpok Risa suka suudzon.

Leon tak menjawab. Dirinya masih ingin mendengar kelanjutan dari pembicaraan Risa.

Berhubung tak mendapat respon dari Leon, Risa kembali melanjutkan kata-katanya.

"Saya dulu pernah loh, nolak cowok. Berhubung saya gak suka sama dia, jadi saya bilang aja sama dia, kalau saya gak mau pacaran dulu. Hebat, 'kan?" Risa membanggakan dirinya di depan Leon. Namun, lagi-lagi tak direspon oleh sang empunya.

DOSEN GILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang